ilustrasi diet (pixabay.com/Bru-nO)
Dilansir Healthline, referensi asupan harian (Reference Daily Intake) untuk kolin belum ditentukan. Akan tetapi, Institute of Medicine telah menentukan nilai asupan yang cukup (Adequate intake) yang diperlukan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Berikut rekomendasinya:
- 0---6 bulan: 125 miligram (mg) per hari.
- 7---2 bulan: 150 mg per hari.
- 1---3 tahun: 200 mg per hari.
- 4---8 tahun: 250 mg per hari.
- 9---13 tahun: 375 mg per hari.
- Laki-laki 14---18 tahun: 550 mg per hari.
- Perempuan 14---18 tahun: 400 mg per hari.
- Laki-laki 19 tahun ke atas: 550 mg per hari.
- Perempuan 19 tahun ke atas: 425 mg per hari.
- Ibu hamil: 450 mg per hari.
- Ibu menyusui: 550 mg per hari.
Pentingnya peran kolin bagi tubuh, kekurangan nutrisi ini dikaitkan dengan kerusakan otot dan hati. Misalnya, terjadi pembekuan lemak dan kolesterol di hati. Akan tetapi, kerusakan ini biasanya hilang dengan sendirinya ketika kolin tercukupi, seperti dijelaskan laman yang sama.
Laman National Institutes of Health juga menambahkan untungnya, gejala kekurangan kolin jarang terjadi meski beberapa orang mungkin sedikit kekurangan. Beberapa kelompok yang rentan mengalami kekurangan kolin termasuk, ibu hamil, orang dengan kondisi genetik tertentu, dan orang yang mendapatkan makanan melalui infus (intravena). Pada ibu hamil, kekurangan kolin dikaitkan dengan risiko cacat tabung saraf.
Sayangnya, kelebihan asupan kolin juga bukan hal yang bagus. Ini bisa menyebabkan bau badan amis, muntah, keringat berlebih, air liur berlebih, tekanan darah rendah, dan kerusakan hati. Beberapa penelitian juga melaporkan kelebihan kolin juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Adapun batas maksimal (batas atas) asupan kolin, yaitu:
- Anak-anak 1--3 tahun: 1.000 mg.
- Anak-anak 4--8 tahun: 1.000 mg.
- Anak-anak 9--13 tahun: 2.000 mg.
- Remaja 14--18 tahun: 3.000 mg.
- Dewasa: 3.500 mg.
Meski kurang familier, kolin adalah salah satu nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah cukup. Kamu bisa mendapatkannya dari beberapa sumber makanan seperti hati ayam, hati sapi, telur, ikan salmon, kembang kol, dan brokoli. Jika kamu termasuk dalam kelompok yang rentan kekurangan nutrisi ini, penggunaan suplemen biasanya disarankan. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter, ya!