ilustrasi filter kopi kertas (pexels.com/Darina Belonogova)
Tim peneliti ingin mengetahui apakah merebus bisa menjadi metode yang efektif untuk membantu menghilangkan nanoplastik dan mikroplastik dari air sadah atau air keras (hard water, mengandung tinggi mineral) dan air lunak (soft water, jenis air tanpa larutan mineral dalam kandungannya).
Mereka mengumpulkan sampel air sadah di Guangzhou, China, dan membubuhkannya dengan jumlah nanoplastik dan mikroplastik yang berbeda.
Sampel air direbus selama 5 menit dan dibiarkan dingin. Kemudian, tim peneliti mengukur kandungan plastik yang mengambang bebas. Merebus air sadah yang tinggi kandungan mineral secara alami akan membentuk zat kapur yang disebut kerak kapur, atau kalsium karbonat (CaCO3).
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan suhu air, CaCO3 membentuk incrustant, atau struktur kristal, yang membungkus partikel plastik.
Para peneliti mengatakan, seiring waktu, incrustant ini akan menumpuk seperti kerak kapur pada umumnya, yang kemudian dapat dihilangkan untuk menghilangkan nanoplastik dan mikroplastik. Disarankan sisa incrustant yang mengambang pada air dihilangkan dengan menuangkannya melalui filter sederhana, seperti filter kopi, dilansir American Chemical Society.
Dalam pengujian tersebut, efek enkapsulasi lebih terlihat pada air sadah—dalam sampel yang mengandung 300 miligram CaCO3 per liter air, hingga 90 persen nanoplastik dan mikroplastik yang mengambang bebas dihilangkan setelah dididihkan.
Namun, bahkan dalam sampel air lunak (kurang dari 60 miligram CaCO3 per liter), perebusan masih menghilangkan sekitar 25 persen nanoplastik dan mikroplastik.
Para peneliti mengatakan bahwa merebus air bisa menjadi metode sederhana namun efektif untuk mengurangi konsumsi nanoplastik dan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari.