Bolehkan Ibu Hamil Mengecat Tembok?

Perhatikan jenis cat dinding yang digunakan

Ibu hamil punya banyak pantangan yang sebaiknya dipatuhi demi kehamilan yang sehat.

Untuk menyambut anggota baru di rumah, biasanya calon orang tua sibuk mendekorasi kamar. Salah satu hal yang biasa dilakukan adalah mengecat tembok.

Apakah ibu hamil boleh mengecat tembok? Temukan jawabannya di sini.

Baca Juga: Apakah Pasien Kanker Sarkoma Bisa Hamil? Ini Jawaban Dokter

1. Faktor yang perlu dipertimbangkan

Tingkat toksisitas selama kehamilan sulit diprediksi karena belum ada metode untuk mengukur paparannya. Kemungkinan keracunan cat bergantung pada bahan kimia dan pelarut yang terkandung dalam cat dinding serta jumlah paparannya.

Paparan cat selama kehamilan sulit dipelajari dan penelitian yang dilakukan masih belum pasti.

Secara keseluruhan, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

  • Jenis cat.
  • Bahan dalam cat seperti pelarut.
  • Jumlah dan durasi pemaparan.

Hindari penggunaan pelarut yang biasa digunakan untuk pengupasan cat atau pewarnaan cat.

Faktor utama pengecatan adalah paparan cat dan asap pelarut yang dikenal sebagai senyawa organik yang mudah menguap atau VOC.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap pelarut ini dapat menyebabkan cacat lahir atau meningkatkan risiko keguguran (IJERPH, 2016).

2. Cara mengurangi risiko

Bolehkan Ibu Hamil Mengecat Tembok?ilustrasi mengecat dinding kamar (pexels.com/Blue Bird)

Jika khawatir tentang risiko cat yang dapat memengaruhi bayi dalam kandungan, sebaiknya hindari mengecat dan mendekorasi apa pun saat hamil, mengutip dari National Health Service.

Namun, jika memilih untuk mengecat dan mendekorasi, ibu hamil dapat mengurangi potensi risiko dengan cara:

  • Tidak mengecat dan mendekorasi setidaknya sampai minggu ke-13 kehamilan. Risiko sekecil apa pun yang mungkin terjadi pada janin terjadi pada minggu ke-0 hingga ke-12 karena menjadi periode organ bayi mulai berkembang.
  • Menggunakan cat berbahan dasar air, bukan cat berbahan dasar pelarut dan cat semprot yang mengandung pelarut.
  • Pastikan ruangan tempat mengecat punya ventilasi yang baik dengan membuka semua jendela atau pintu.
  • Mengenakan pakaian pelindung seperti sarung tangan, celana panjang, masker wajah, atasan lengan panjang, dan kacamata.
  • Tidak makan atau minum di ruangan yang didekorasi.
  • Cuci tangan setelah selesai mengecat agar tidak ada bahan dekorasi yang tertelan secara tidak sengaja.

Mengutip American Pregnancy Association, cat berbahan dasar timbal umumnya digunakan sebelum 1970-an. Jadi, ibu hamil sebaiknya juga menghindari menghilangkan cat lama karena risiko paparan timbal.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), paparan cat timbal akan meningkatkan kemungkinan keracunan timbal dan keterbelakangan mental. Menghilangkan dan mengampelas cat lama harus dihindari.

3. Rekomendasi cat yang aman

Bolehkan Ibu Hamil Mengecat Tembok?ilustrasi cat (freepik.com/Freepik)

Mengecat di ruangan yang berventilasi meski dengan cat yang rendah VOC dianggap memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan merenovasi rumah tua yang mungkin mengandung cat timbal.

Hal ini bisa berbahaya bagi ibu hamil dan bayi yang sedang berkembang di perutnya. Akan tetapi, jika tidak ingin mengambil risiko, ibu hamil bisa meminta bantuan orang lain untuk mendekorasi kamar bayi.

Dilansir Parents, jika kamu masih ragu-ragu, periksa labelnya sebelum mulai mengecat. Zero-VOC (senyawa organik yang mudah menguap) dianggap sebagai cat terbaik untuk digunakan saat hamil.

Kemudian, cat akrilik atau lateks yang berbahan dasar air akan lebih baik daripada yang berbahan dasar minyak karena cat minyak mengandung pelarut yang berpotensi berbahaya.

Perhatikan hal-hal yang sudah disebutkan di atas sebelum mengecat tembok. Jika takut berisiko untuk janin, sebaiknya hindari kegiatan tersebut dan bisa minta bantuan pasangan atau orang lain.

Baca Juga: Gejala Keracunan Timbal pada Orang Dewasa, Anak, dan Bayi

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya