Konsumsi Susu Bisa Cegah Risiko Stunting pada Anak

Bisa menjadi bahan tambahan untuk menu MPASI 

Pada Hari Gizi Nasional 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali fokus dalam membenahi masalah stunting, salah satunya dengan misi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang kaya akan protein hewani.

Pemerintah menggalakkan edukasi pentingnya penyajian makanan pendamping ASI (MPASI) yang adekuat dan menekankan pemberian protein hewani, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

PT Greenfields Dairy Indonesia (Greenfields) menggelar bincang-bincang edukatif "Ngopi Susu (Ngobrolin Pilihan Susu)" di Soulfull Hub, Jakarta, pada Kamis (01/02/2024). Tema yang diusung ialah “Cermat Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak”.

Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Anak Minum Susu? Ini Saran Dokter

Susu menjadi pelengkap nutrisi

Konsumsi Susu Bisa Cegah Risiko Stunting pada Anakilustrasi susu (pixabay.com/Couleur)

Dokter spesialis ilmu kesehatan anak rumah sakit Pondok Indah, dr. Radhian Amandito, SpA, mengatakan bahwa seribu hari pertama kehidupan (1.000 HPK) merupakan hari-hari krusial yang menjadi penentu kondisi kesehatan anak di masa depan, sehingga mereka harus mendapat perhatian yang lebih besar.

Misalnya saja, bayi usia 12–23 bulan membutuhkan sekitar 1.000 kalori per harinya. Ini hanya kebutuhan zat gizi makro, belum zat gizi mikro lainnya seperti vitamin dan mineral. 

"Dengan kata lain, selain makanan dengan gizi seimbang yang cukup jumlah dan berkualitas, susu dibutuhkan untuk mengisi jumlah asupan nutrisi yang belum terpenuhi," ujar dr. Radhian.

Menurutnya, konsumsi susu segar pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun dapat memenuhi kebutuhan protein hewani dan mencegah risiko stunting.

Susu segar (fresh milk) pasteurisasi yang berkualitas akan lebih unggul dari susu jenis lainnya karena hanya melalui proses pasteurisasi yang tidak mengurangi atau mengubah kandungan nutrisi alami susu.

Jadi, jenis susu tersebut masih mengandung banyak zat gizi penting yang mudah dicerna untuk tumbuh kembang anak, seperti asam amino dan berbagai nutrisi bioactive.

Misalnya kalsium untuk pertumbuhan tulang, protein yang membantu meningkatkan berat badan, hingga immunoglobulin yang mengatur sistem imun dan lactoferrin yang berfungsi untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Orang tua bisa memanfaatkan fresh milk pasteurisasi untuk bahan tambahan ketika membuat menu MPASI. Kandungan lemak baik di dalamnya akan menjadi BB booster alami dan memberikan sensasi rasa gurih dalam masakan.

Greenfields pastikan kualitas produknya

Konsumsi Susu Bisa Cegah Risiko Stunting pada Anakilustrasi susu sumber nutrisi (pexels.com/Alexas Fotos)

Pemberian susu pada anak juga direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam “Pedoman Baru Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk Anak Usia 6–23 Bulan” yang telah diperbarui. 

Secara khusus, WHO mengarahkan pemberian susu jenis fresh milk pasteurisasi untuk melengkapi menu hidangan anak usia 12 bulan ke atas.

Sejalan dengan misi peringatan Hari Gizi Nasional 2024, Greenfields ingin mendorong keluarga Indonesia lebih cermat memahami asupan nutrisi terbaik bagi anak-anak, khususnya protein hewani yang di antaranya adalah susu.

"Pastikan hanya memilih yang bersumber dari 100 persen susu segar, berkualitas dan terjaga kesegarannya,” tutur Fiona Anjani Foebe, Chief Marketing Officer Greenfields Indonesia.

Susu merupakan salah satu sumber protein hewani kaya akan gizi yang berperan penting selama golden age pertumbuhan anak karena dapat mencukupi kebutuhan kalori dan energi yang cukup tinggi.

Produk unggulan Greenfields yang dapat diandalkan selama 1.000 HPK adalah fresh milk pasteurisasi full cream, low maupun non-fat dan fresh milk pasteurisasi Jersey.

Baca Juga: Perbandingan Kandungan Gizi ASI dan Susu Formula Bayi, Apakah Mirip?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya