6 Tanda Lemak Perut Kamu Dipengaruhi oleh Hormon

Coba cek, apakah kamu mengalami stres terus-menerus?

Intinya Sih...

  • Peningkatan lemak di area perut bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.
  • Insomnia dan kelelahan bisa menjadi tanda bahwa hormon adalah penyebab kenaikan berat badan.
  • Hormon kortisol alias hormon stres juga bisa berkontribusi dalam pembentukan lemak perut.

Apakah kamu kesulitan untuk menghilangkan lemak perut meski sudah olahraga dan menjaga pola makan? Bisa jadi itu dipengaruhi oleh masalah hormonal.

Peningkatan lemak di area perut bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Penting untuk kamu ketahui, berikut ini tanda-tanda lemak perut kamu dipengaruhi oleh hormon.

1. Tidak ada perubahan yang berarti

Seiring bertambahnya usia, tubuh bisa menjadi lebih resistan atau kebal terhadap insulin, sehingga mendorong tubuh untuk menimbun lemak alih-alih membakarnya.

Perempuan juga menjadi lebih dominan terhadap estrogen saat memasuki masa perimenopause dan seterusnya. Dominasi estrogen ini meningkatkan resistansi insulin, yang menyebabkan penumpukan lemak perut.

2. Selalu merasa lapar

6 Tanda Lemak Perut Kamu Dipengaruhi oleh Hormonilustrasi makan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Resistensi insulin tidak hanya dapat menyebabkan diabetes tipe 2, tetapi juga dapat menimbulkan beberapa efek sekunder pada hormon penting lainnya. Salah satu efeknya adalah pada hormon leptin.

Resistensi insulin dapat berdampak langsung pada leptin. Leptin adalah hormon yang memperingatkan tubuh ketika kamu kenyang (alias "hormon kenyang"), tetapi peningkatan kadar insulin pada akhirnya menyebabkan peningkatan leptin juga.

Penting juga untuk diketahui bahwa peningkatan leptin dan resistansi leptin lebih mungkin terlihat pada mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Peningkatan kadar leptin tidak berarti kamu cenderung berhenti makan karena merasa kenyang. Peningkatan kadar leptin secara konsisten dapat menyebabkan disfungsi reseptor leptin.

Reseptor tersebut berhenti mengirimkan sinyal ke otak untuk memberi tahu kamu agar berhenti makan. Akibatnya, kamu melakukan kebalikan dari apa yang dirancang untuk dikendalikan oleh leptin, yaitu kenyang, dan kamu terus makan, tidak pernah menerima sinyal untuk berhenti.

Baca Juga: 10 Rempah Ini Bisa Bantu Mengurangi Lemak Perut

3. Perubahan suasana hati

Saat perempuan memasuki tahun-tahun sebelum dan sesudah menopause, kadar estrogen sering berfluktuasi, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan penambahan berat badan di sekitar bagian tengah tubuh.

Menurut penelitian, inilah alasan mengapa perempuan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan suasana hati dibanding laki-laki. Penelitian ini menemukan bahwa kadar estrogen pada perempuan paling sering berfluktuasi selama siklus reproduksi dan transisi menopause.

Ini juga merupakan waktu ketika sebagian besar perempuan melaporkan timbulnya depresi atau depresi berulang. Kadar estrogen berfluktuasi secara alami selama menopause, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan penambahan berat badan.

Itu sebabnya, jangan menyalahkan diri sendiri atas kenaikan berat badan berlebih. Jika sudah berusaha menurunkan berat badan namun belum berhasil, jangan menyalahkan dirimu sendiri, karena kemungkinan penyebabnya adalah masalah hormonal.

Fokuslah pada hal-hal yang dapat dikendalikan seperti pola makan dan rutinitas olahraga. Pastikan untuk memasukkan banyak sayuran, protein tanpa lemak, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat dalam pola makan seimbang. Makanan-makanan tersebut tidak hanya membuat kenyang dan mengurangi rasa lapar, tetapi juga memberi nutrisi yang diperlukan untuk mencegah resistansi insulin dan hilangnya otot yang berkaitan dengan penuaan.

4. Stres terus-menerus

6 Tanda Lemak Perut Kamu Dipengaruhi oleh Hormonilustrasi perut buncit (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Hormon kortisol alias hormon stres juga bisa berkontribusi dalam pembentukan lemak perut. Kadar kortisol meningkat ketika tubuh merasakan rasa cemas yang berlebihan, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan. Kenapa begitu?

Ini karena tubuh masuk ke mode "fight or flight". Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi dapat membuat tubuh berada dalam mode bertahan hidup yang meningkatkan kadar kortisol dan memberi sinyal pada tubuh untuk menyimpan lebih banyak lemak.

5. Kelelahan namun tidak bisa tidur

Insomnia dan kelelahan bisa menjadi tanda bahwa hormon adalah penyebab kenaikan berat badan. Kurang tidur menyebabkan kelelahan yang berujung pada stres dan insomnia.

Semua hal itu akan mengacaukan hormon, khususnya kadar kortisol. Kortisol yang tinggi dapat membuat turunnya kadar tiroid, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak yang berpusat di perut.

Ini juga dapat menurunkan hormon pertumbuhan, yang bertanggung jawab untuk pembentukan jaringan, pertumbuhan otot, dan kesehatan secara keseluruhan.

Namun, perubahan ini umumnya hanya disebabkan oleh kadar kortisol yang sangat tinggi—jadi pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala ini.

6. Memasuki masa menopause

6 Tanda Lemak Perut Kamu Dipengaruhi oleh Hormonilustrasi wanita yang mengalami menopause (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perimenopause (masa transisi sebelum menopause) dan menopause menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Selama masa perimenopause, kamu bisa mengalami gejala mirip menopause seperti hot flash dan menstruasi tidak teratur.

Saat menopause, artinya menstruasi berhenti sama sekali. Defisiensi estrogen pascamenopause dikaitkan dengan peningkatan penambahan lemak perut. Namun, perubahan hormonal yang terjadi lebih cepat juga bisa menyebabkan menyebabkan peningkatan lemak perut.

Perubahan hormonal, seperti penurunan kadar estrogen pada peremuan selama dan setelah menopause juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan lemak perut.

Paradoksnya, pada masa menopause, kadar estrogen perempuan berbanding terbalik dengan berat badan. Dalam sebuah penelitian terhadap perempuan sehat yang baru menopause selama periode empat tahun, terlihat peningkatan berat badan dan lemak tubuh (terutama jaringan adiposa viseral), yang hadir bersamaan dengan penurunan kadar estradiol dan penurunan aktivitas fisik dan pengeluaran energi.

Dalam uji laboratorium, pada tikus betina dibuat menopause (lewat operasi pengangkatan indung telur), hanya tikus yang diberi estrogen yang mampu mempertahankan berat badannya, sedangkan tikus yang kekurangan estrogen berat badannya naik dengan cepat. Mengapa ini bisa terjadi?

Penelitian telah menunjukkan bahwa estrogen memasukkan unsur-unsur penting ke dalam DNA yang bertanggung jawab untuk mengendalikan berat badan. Tidak adanya estrogen dan unsur-unsur penting ini menyebabkan obesitas progresif.

Jadi, selain gejala hot flash, menstruasi tidak teratur, mudah tersinggung, dan depresi pada masa transisi menopause, perempuan juga harus menghadapi kecenderungan kenaikan berat badan dan timbunan lemak tubuh viseral yang dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang.

Cara terbaik untuk mengatasinya tetap dengan penyesuaian pola makan dan peningkatan tingkat aktivitas.

Baca Juga: 9 Olahraga Membakar Lemak Perut Paling Efektif dan Ampuh

Referensi

Prevention. Diakses pada Mei 2024. 6 Signs You Have Hormonal Belly Fat, According to Health Experts.
University of Rochester Medical Center Rochester.
Diakses pada Maret 2024. What Does Estrogen Have To Do With Belly Fat?
Mayo Clinic. Diakses pada Mei 2024. Belly fat in women: Taking — and keeping — it off.
CNN. Diakses pada Mei 2024. Is cortisol sabotaging your weight loss efforts? Experts sound off.
Better Health. Diakses pada Mei 2024. Obesity and hormones.
Izquierdo, A. G., Crujeiras, A. B., Freijó, F. C., & Carreira, M. C. (2019). Leptin, obesity, and leptin resistance: Wh0ere are we 25 years later? Nutrients, 11(11), 2704. https://doi.org/10.3390/nu11112704
Wharton, W., Gleason, C. E., Sandra, O., Carlsson, C. M., & Asthana, S. (2012). Neurobiological underpinnings of the estrogen - mood relationship. Current Psychiatry Reviews, 8(3), 247–256. https://doi.org/10.2174/157340012800792957
Cleveland Clinic. Diakses pada Mei 2024. Perimenopause.
Better Health. Diakses pada Mei 2024. Obesity and hormones.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya