12 Tips Traveling saat Sedang Kemoterapi

Harus berkonsultasi dengan dokter dulu, ya

Intinya Sih...

  • Kemoterapi menghasilkan efek samping dan membatasi perjalanan pasien kanker.
  • Pasien harus berkonsultasi dengan dokter untuk rencana perjalanan, persediaan obat, dan informasi medis.
  • Siapkan obat-obatan yang cukup, catatan panduan darurat, dan daftar pusat perawatan di tempat tujuan.

Salah satu jenis pengobatan kanker yang umum adalah kemoterapi. Ini merupakan pengobatan yang bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker.

Kemoterapi menghasilkan beberapa efek samping untuk pasien. Ini bahkan bisa membatasi pasien yang ingin bepergian.

Pasien kanker harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran tentang kondisi tubuh, persediaan obat yang diperlukan, atau diet yang perlu dijalani saat bepergian.

Berikut ini tips traveling untuk pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, baik untuk refreshing maupun akan melanjutkan kemoterapi di tempat atau negara lain.

1. Konsultasi dengan dokter

12 Tips Traveling saat Sedang Kemoterapiilustrasi obat kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Diskusikan rencana perjalananmu dengan tim perawatan kanker untuk memastikan perencanaan matang dengan perawatan yang tengah dijalani. Mereka bisa memberikan rekomendasi spesifik terkait kondisi medis dan rencana perjalanan.

Beri tahu juga tentang rincian perjalanan, seperti apakah menggunakan pesawat, mobil, kereta api, atau kapal laut. Juga, akses persediaan medis, seperti apotek atau perawatan medis.

Tim perawatan kanker perlu mengetahui informasi tersebut agar mereka bisa memberikan saran dan menentukan apakah perjalanan tersebut tepat untukmu.

2. Membawa cadangan obat yang lebih banyak

Siapkan obat-obatan yang cukup untuk menemanimu sepanjang perjalanan, ditambah beberapa obat tambahan, jaga-jaga jika ada obat yang hilang.

Selain itu, bawalah salinan resep jika obat hilang, agar apotek atau rumah sakit memverifikasinya dan kamu bisa langsung membelinya saat dibutuhkan.

Bawa juga kemasan asli obat atau perlihatkan foto label obat.

Kamu juga perlu membawa catatan panduan tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami kejadian yang tidak terduga, seperti tidak sadarkan diri.

Hal ini sangat penting, terutama jika bepergian sendirian kemudian terjadi keadaan darurat atau pendamping kesulitan menyampaikan riwayat kesehatan kepada pramugari, pemandu wisata, atau orang lain.

Sertakan instruksi yang jelas dalam ringkasan kesehatan, seperti:

  1. Berikan aku obat sebanyak (X), diikuti 15 menit kemudian dengan obat (X).
  2. Segera hubungi orang ini di nomor telepon (X).
  3. Segera bawa aku ke rumah sakit terdekat dan tunjukkan dokumen-dokumen ini.

3. Temukan perawatan medis di tempat tujuan

12 Tips Traveling saat Sedang Kemoterapiilustrasi rumah sakit (pexels.com/Pixabay)

Sebelum perjalanan, cari dan buatlah daftar pusat perawatan dan penyedia layanan kesehatan di setiap perhentian dan di tempat tujuan.

Kamu juga bisa menanyakannya ke dokter tentang klinik atau apotek di daerah yang dituju untuk dapat membantumu selagi di sana.

Tujuannya adalah untuk antisipasi jika terjadi keadaan darurat dan kamu butuh bantuan dokter, kamu bisa langsung dibawa ke pusat perawatan tersebut.

4. Periksa asuransi

Hubungi perusahaan asuransi kesehatan untuk mengetahui apakah kamu dilindungi di negara lain atau apakah perlu pergi ke rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan tertentu jika memerlukan perawatan.

Kamu juga mungkin ingin memeriksa apakah memerlukan asuransi perjalanan jika pergi ke luar negeri dan apa saja jenis perawatan yang ditanggung.

Aturan setiap perusahaan asuransi berbeda-beda. Mungkin ada yang tidak mencakup perawatan terkait kanker. Jadi, selalu tanyakan kepada penyedia asuransi, layanan apa saja yang termasuk dan tidak termasuk dalam cakupan.

5. Bawa rekam medis

12 Tips Traveling saat Sedang Kemoterapiilustrasi rekam medis pasien (pixabay.com/mcmurryjulie)

Dengan riwayat kesehatan yang dimiliki, pastikan untuk membawa rekam medis. Hal ini sangat penting, terutama di bandara dan perjalanan ke luar negeri.

Kamu bisa menyimpan gambar digital dari scan terbaru. Jadi, jika membawa salinan hasil scan terbaru dan terjadi sesuatu, dokter akan dapat membandingkannya langsung dengan hasil scan saat ini dan melihat apakah ada yang berubah.

Rekam medis juga akan bermanfaat jika kamu memiliki port atau pompa implan, untuk menghindari masalah saat pemeriksaan di bandara atau gedung.

Sebagian besar perangkat yang ditanamkan memang tidak mengandung logam, tetapi beberapa memiliki bagian yang dapat memicu detektor logam.

Baca Juga: 22 Efek Samping Kemoterapi, Ketahui sebelum Menjalaninya

6. Pastikan obat-obatan yang dibawa legal

Jika memiliki obat-obatan yang ternyata ilegal di negara tujuan, pastikan kamu memiliki catatan dari penyedia layanan kesehatan yang menjelaskan obat tersebut dan mengapa kamu membutuhkannya.

Sebelum bepergian, tanyakan kepada kedutaan negara yang dikunjungi untuk mengetahui peraturan tentang membawa obat ke negara tersebut.

Selain itu, penting juga untuk menyimpan obat dalam kemasan dengan wadah aslinya, lengkap dengan sisipan kemasannya, untuk memverifikasi keasliannya.

7. Ketahui batasan tubuh

12 Tips Traveling saat Sedang Kemoterapiilustrasi kelelahan (pexels.com/Ron Lach)

Saat melakukan perjalanan, penting untuk memikirkan seberapa banyak aktivitas yang mampu kamu lakukan dan bagaimana mengatur kecepatan. Cobalah untuk merencanakan kapan kamu akan beristirahat di sela-sela aktivitas.

Jika terbang melintasi zona waktu berbeda, pola tidur normal mungkin terpengaruh. Ini disebut jetlag. Kondisi ini bisa membuat kamu merasa lebih lelah. Jet lag biasanya akan membaik dalam beberapa hari seiring tubuh menyesuaikan diri.

Beristirahatlah jika merasa lelah. Jangan memforsir diri melakukan aktivitas yang berlebihan.

Saat tubuh memberi sinyal untuk istirahat, duduklah atau berbaring dan rileks. Istirahat 15 hingga 20 menit setiap beberapa jam dapat menghemat dan menambah energi.

8. Hubungi maskapai penerbangan

Berjalan ke terminal dan gate yang jauh, dapat melelahkan secara fisik, terlebih bagi pasien kanker.

Saat memeriksa bagasi, beri tahu maskapai penerbangan bahwa kamu memerlukan bantuan.

Hubungi maskapai penerbangan jika bepergian dengan membawa lebih dari 100 mililiter obat cair. Beri tahu mereka juga tentang pengobatanmu dan tanyakan apakah ada pedoman khusus yang perlu diikuti.

9. Bawa makanan ringan

12 Tips Traveling saat Sedang Kemoterapiilustrasi membawa bekal camilan (freepik.com/rawpixel.com)

Banyak orang yang menjalani kemoterapi mengalami mual. Ini juga bisa terjadi saat mencium bau makanan, membuat kamu tidak bisa makan di restoran atau tempat lain yang memiliki aroma tajam.

Jadi, bawalah camilan favorit sebagai antisipasi jika kamu mengalami mual.

Berhati-hatilah dengan makanan yang dimakan dan air yang diminum. Lebih penting lagi jika kamu sedang menjalani diet neutropenik (diet untuk orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah; membantu melindungi mereka dari bakteri dan organisme berbahaya lainnya yang ditemukan dalam beberapa makanan dan minuman).

10. Gunakan tabir surya

Kemoterapi bisa membuat tubuh lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pastikan untuk membawa tabir surya, topi, serta kemeja dan celana panjang jika pergi ke tempat yang cerah dan tropis.

Saat terpapar sinar matahari, pakailah topi bertepi lebar, kemeja lengan panjang, dan celana panjang. Jaga agar leher, dada, dan punggung tetap tertutup.

Gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi saat berada di luar ruangan pada hari cerah dan berawan, meskipun hanya untuk waktu singkat. Oleskan tabir surya ke seluruh area kulit yang terbuka termasuk bagian atas telinga dan kulit kepala.

Tabir surya sebaiknya dioleskan 30 menit sebelum paparan sinar matahari agar bahan-bahannya dapat mengikat kulit sepenuhnya. Jangan lupa mengaplikasikan kembali tabir surya setiap dua jam. Ini juga harus digunakan kembali setelah berenang, melepas handuk, atau banyak berkeringat.

11. Berkemas dan utamakan kenyamanan

12 Tips Traveling saat Sedang Kemoterapiilustrasi traveling (pexels.com/Ahmed ツ)

Bepergian dalam keadaan normal saja sering kali terasa tidak nyaman dan melelahkan, baik secara fisik maupun mental, apalagi bagi orang yang sedang menjalani pengobatan kanker.

Jika pergi jauh dari rumah untuk waktu yang lama, telitilah soal layanan penginapan yang direncanakan untuk melihat fasilitas apa yang disediakan agar kamu bisa melakukan penyesuaian.

Baik perjalanan melalui udara, mobil, atau transportasi umum, usahakan untuk mengutamakan kenyamanan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berkemas:

  • Bawalah hiburan, seperti buku atau tablet.
  • Kenakan pakaian yang nyaman dan longgar.
  • Dengarkan musik yang menenangkan atau coba aplikasi meditasi.
  • Bawalah camilan atau minuman favorit.
  • Kemas obat-obatan dan peralatan medis dalam kantong terpisah yang kedap air, seperti kantong plastik yang dapat ditutup kembali. Masukkan ke dalam tas jinjing agar mudah dijangkau setiap saat. Pastikan untuk menyimpan semua obat dalam wadah aslinya.
  • Simpan daftar semua obat yang diminum dan simpan jumlah dosisnya.

Untuk maskapai penerbangan dan transportasi umum, selalu bawa surat dokter yang menjelaskan kondisi dan pengobatan. Hindari alkohol atau obat-obatan lain (kecuali diresepkan oleh dokter), dan minum banyak air.

Tanyakan kepada dokter kapan harus mengenakan alat pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan sekali pakai, selama perjalanan. Panduan ini mungkin sama atau berbeda dengan panduan yang berlaku saat ini untuk masyarakat umum di berbagai wilayah.

Kamu juga harus mengetahui kebijakan terkait kesehatan yang berlaku di tempat tujuan.

12. Gunakan agen perjalanan medis

Setelah pandemi COVID-19, perjalanan menjadi sangat berisiko bagi orang-orang dengan kondisi medis seperti kanker. Ini karena kanker dan pengobatannya dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga mempersulit tubuh melawan infeksi.

Bagi siapa pun yang sedang dalam kondisi kritis atau sedang menerima pengobatan, mungkin akan bermanfaat untuk mencari layanan agen perjalanan kesehatan yang bisa menghubungkan kamu dengan rumah sakit afiliasi di tempat tujuan dan menyediakan layanan medis udara atau bus yang dilengkapi peralatan medis dan tenaga medis terlatih.

Pilihan lainnya adalah berkonsultasi dengan spesialis kesehatan perjalanan sebelum pergi. Bekerja sama dengan tim onkologi, spesialis kesehatan perjalanan dapat memberi saran tentang cara terbaik melindungi diri dari penyakit yang ditularkan oleh serangga atau parasit seperti kutu dan nyamuk.

Mereka juga dapat merekomendasikan vaksinasi yang sebaiknya kamu dapatkan.

Ada beberapa tips yang bisa diterapkan individu yang sedang menjalani kemoterapi dan ingin melakukan perjalanan. Ingatlah untuk selalu konsultasi dengan dokter dan tidak memaksakan tubuh tetap bergerak jika sudah ada sinyal lelah.

Baca Juga: Bisakah Kanker Menyebar selama Kemoterapi?

Referensi

Verywell Health. Diakses pada April 2024. 10 Tips for Traveling While Undergoing Chemotherapy.
Everyday Health. Diakses pada April 2024. Traveling With Cancer: Advice, Tips, and Tricks.
Cancer.Net. Diakses pada April 2024. How to Prepare When You Have to Travel for Cancer Treatment.
UPMC Hillman Cancer Center. Diakses pada April 2024. Travel Tips for Patients on Chemotherapy.
WebMD. Diakses pada April 2024. Tips to Avoid Germs When You Have Cancer.
Macmillan. Diakses pada April 2024. Cancer information and support.
Cleveland Clinic. Diakses pada April 2024. Should You Take Vacation While Being Treated for Cancer?
NHS Inform. Diakses pada April 2024. Travel and cancer.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya