ilustrasi seorang ibu sedang menghibur anaknya (pexels.com/Kindel Media)
Biasanya, jika seseorang pernah mengalami peristiwa traumatis, orang-orang terdekatnya akan memilih enggan untuk membicarakan hal tersebut. Bahkan, gak jarang orang itu diminta melupakan kejadian buruk yang pernah terjadi.
Padahal justru lebih berbahaya bila seseorang yang mengalami trauma menyangkal untuk mengingat peristiwa traumatis tersebut. Terlebih bila mereka sebenarnya ingin bercerita, tetapi orang lain menolak, mengabaikan, dan gak memvalidasi perasaannya.
Membicarakan apa yang telah terjadi sebenarnya adalah bagian dari proses untuk memaknai kejadian tersebut. Hal ini dapat membuat seseorang berhenti fokus pada ingatannya terhadap trauma dan menentang keyakinan yang telah mereka bentuk mengenai apa yang terjadi.
Nah, itu dia beberapa mitos tentang trauma yang dinilai cukup misleading bagi sebagian orang. Kalau kita merasa gak bisa menjadi pendengar yang baik atau sebaliknya, gak menemukan orang yang tepat untuk menceritakan peristiwa traumatis kita, jangan ragu menemui ahli. Semoga dengan begitu kita bisa membantu diri sendiri maupun orang lain untuk pulih dari trauma.