5 Fakta Asam Salisilat, Bahan Aktif untuk Lawan Jerawat
Intinya Sih...
- Asam salisilat efektif mengatasi jerawat dan kemerahan pada wajah.
- Senyawa ini disintesis dari kulit pohon willow putih dan daun wintergreen oleh ahli kimia Italia dan Jerman pada abad ke-19.
- Konsentrasi asam salisilat dalam produk kecantikan bervariasi, disesuaikan dengan skin type, dan dapat menyebabkan iritasi kulit.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam produk perawatan kulit, biasanya terdapat beberapa kandungan aktif yang berperan dalam mengatasi masalah-masalah kulit wajah. Salah satu bahan aktif yang cukup populer yakni asam salisilat.
Asam salisilat banyak terdapat pada sabun cuci muka, sunscreen, dan serum. Senyawa ini diklaim efektif untuk mengurangi kemerahan dan mengatasi jerawat. Bagaimana mekanisme asam salisilat dalam melawan jerawat? Simak fakta asam salisilat berikut ini. Keep scrolling!
1. Berasal dari kulit pohon willow putih dan daun wintergreen
Asam salisilat disintesis dari kulit pohon willow putih dan daun wintergreen. Melansir laman Britannica, senyawa ini pertama kali ditemukan oleh ahli kimia asal Italia, Raffaele Piria pada 1838 dari senyawa salicylaldehyde.
Pada 1860, ahli kimia asal Jerman, Hermann Kolbe dan Eduard Lautemann berhasil melakukan sintesis asam salisilat menggunakan fenol dan karbondioksida. Kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor dan menghasilkan produk berupa sodium phenolate yang kemudian diolah dengan asam sulfat.
2. Berbentuk kristal
Dilansir laman Pubchem, senyawa asam salisilat murni berbentuk kristal berwarna putih ingga coklat muda. Senyawa ini tidak berbau, tenggelam dalam air, dan larut secara perlahan dalam waktu lama.
Asam salisilat akan menyublim pada suhu hingga 155 celcius dan meleleh pada suhu 159 celcius. Apabila dipanaskan pada suhu di atas 200 celcius, ia akan terurai menjadi fenol dan karbondioksida.
3. Sering digunakan untuk mengatasi jerawat
Pori-pori wajah rentan mengalami penumpukkan sel kulit mati dan minyak. Ini dapat menimbulkan komedo dan jerawat. Asam salisilat akan masuk ke kulit dan menghilangkan sel kulit mati. Ini membuat pori-pori menjadi bersih dan mencegah kemungkinan terjadinya breakout.
Editor’s picks
Melansir Healthline, senyawa asam salisilat juga bertindak sebagai eksafoliator karena mempunyai aktivitas keratolitik atau mendorong pengelupasan kulit. Ketika bersentuhan dengan kulit, ia akan melembutkan dan merusak lapisan statum corneum. Stratum corneum sendiri merupakan lapisan terluar kulit yang mengandung sel kulit mati.
Baca Juga: Glycolic Acid Vs. Salicylic Acid, Mana yang Lebih Baik buat Kulitmu?
4. Pemakaian asam salisilat perlu disesuaikan dengan tipe dan kondisi kulit
Konsentrasi asam salisilat dalam produk kecantikan biasanya bervariasi. Konsentrasi rendah biasanya digunakan untuk mengatasi jerawat sedangkan konsentrasi lebih tinggi digunakan untuk tujuan eksafoliasi.
Penggunaan asam salisilat juga perlu disesuaikan dengan skin type dan kondisi kulit. Melansir laman Healthline, berikut dosis penggunaan asam salisilat yang umum digunakan pada produk kecantikan:
- Gel biasanya mengandung salicylic acid sebanyak 2-7%. Penggunaan dianjurkan satu kali dalam sehari.
- Lotion mengandung salicylic acid sebanyak 2%. Penggunaan dianjurkan 1-3 kali dalam sehari.
- Larutan mengandung salicylic acid sebanyak 0,5-2%. Penggunaan dianjurkan 1-3 kali dalam sehari.
5. Dapat menyebabkan iritasi
Meskipun secara umum aman digunakan, asam salisilat bisa menyebabkan iritasi kulit pada penggunaan pertama. Ini karena senyawa ini dapat menghilangkan minyak pada wajah sehingga kulit menjadi kering dan rentan iritasi.
Untuk mengurangi risiko tersebut, pastikan menggunakan produk yang mengandung asam salisilat sesuai anjuran. Hentikan pemakaian bila ada indikasi mual, sakit kepala, diare, dan masalah kesehatan lainnya.
Salicylic acid adalah bahan aktif yang dikenal ampuh dalam mengatasi jerawat. Namun penting diperhatikan bahwa senyawa ini bisa menyebabkan iritasi kulit. Untuk hasil yang lebih optimal, konsultasikan dengan ahlinya ya!
Baca Juga: Skincare 101: Benzoyl Peroxide vs. Salicylic Acid, Bagusan yang Mana?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.