Bahaya Makan Ayam Mentah untuk Diet, Penuh Bakteri!

Jangan coba-coba, daripada sakit

Daging ayam adalah salah satu opsi makanan untuk menurunkan berat badan, terutama bagian dada tanpa kulit dan dimasak dengan cara direbus, dikukus, atau dipanggang tanpa minyak. Selain itu, daging ayam mudah didapatkan dan harganya terjangkau.

Sudah aturan umum bahwa sebelum dikonsumsi, daging ayam harus diolah sampai benar-benar matang. Lantas, bahaya apa yang mengintai jika kamu nekat mengonsumsi ayam mentah sebagai bagian dari pola makan sehari-hari atau diet?

1. Berpotensi terkena campylobacteriosis

Campylobacteriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Campylobacter. Setiap tahunnya, ada lebih dari 400–500 juta kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini, dilansir Science Direct.

Kamu bisa terkena campylobacteriosis jika mengonsumsi ayam mentah atau setengah matang. Gejalanya adalah diare (kadang disertai darah), demam, kram perut, mual, dan muntah.

Orang yang terkena campylobacteriosis dianjurkan minum lebih banyak air, tetapi tidak harus mengonsumsi antibiotik. Kecuali orang yang bergejala parah, hamil, berusia 65 tahun ke atas, dan memiliki kekebalan tubuh yang lemah (seperti penderita AIDS atau sedang menjalani kemoterapi).

2. Berisiko terinfeksi Salmonella

Bahaya Makan Ayam Mentah untuk Diet, Penuh Bakteri!ilustrasi bakteri Salmonella (en.wikipedia.org/Volker Brinkmann)

Selanjutnya adalah Salmonella, bakteri penyebab infeksi salmonellosis. Diperkirakan, setiap tahunnya terdapat 93,8 juta kasus gastroenteritis akibat Salmonella dan menyebabkan 155.000 kematian (Clinical Infectious Diseases, 2010).

Kamu bisa terinfeksi bakteri Salmonella bukan hanya dari daging ayam mentah, tetapi juga dari telur mentah atau setengah matang, susu mentah atau tidak dipasteurisasi, serta air yang terkontaminasi.

Gejalanya akan muncul beberapa jam atau beberapa hari setelah terpapar bakteri Salmonella. Keluhannya antara lain diare (kadang disertai darah), demam, sakit perut atau kram perut, mual, muntah, dan sakit kepala.

3. Meningkatkan kemungkinan terpapar Clostridium perfringens

Bakteri Clostridium perfringens bisa menyebabkan keracunan makanan. Gejala utamanya adalah kram perut dan diare encer, yang akan muncul antara 6–24 jam setelah kita mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, mengutip Cleveland Clinic.

Uniknya, Clostridium perfringens bisa menghasilkan spora yang melindunginya dari kondisi ekstrem. Bakteri ini umum ditemui di daging merah dan unggas, jarang dijumpai di ikan atau sayuran.

Namun, jangan remehkan Clostridium perfringens karena bisa menyebabkan dehidrasi (akibat diare terus-menerus) dan sepsis (jika masuk ke aliran darah). Sebagai pencegahan, simpan makanan di bawah suhu 4 derajat celsius atau panaskan di atas suhu 60 derajat celsius, serta selalu mencuci tangan dan peralatan makan.

Baca Juga: Mengenal Staphylococcus aureus, Bakteri Penyebab Keracunan Makanan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya