Post-Holiday Blues, Wajarkah Merasa Sedih setelah Liburan?

Post-holiday blues bisa bertahan hingga dua minggu

Intinya Sih...

  • Post-holiday blues bisa disebabkan oleh perbedaan antara perayaan liburan dan kehidupan sehari-hari, atau karena tidak memiliki cukup waktu untuk memulihkan diri dari kesibukan acara liburan sebelum kembali ke rutinitas normal.
  • Penyebab post-holiday blues termasuk harapan tinggi, tekanan finansial, perbedaan keseruan liburan dan rutinitas, serta kesibukan selama liburan.
  • Post-holiday blues biasanya ringan dan berlangsung singkat.

Setelah liburan, kamu mungkin merasa sedih atau tidak bersemangat untuk waktu yang singkat. Ini dikenal sebagai kesedihan pasca liburan atau post-holiday blues.

Post-holiday blues bisa disebabkan oleh perbedaan antara perayaan liburan dan kehidupan sehari-hari, atau karena tidak memiliki cukup waktu untuk memulihkan diri dari kesibukan acara liburan sebelum kembali ke rutinitas normal.

Post-holiday blues dibahas lebih lanjut dalam Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Kamis (20/4/2023) dengan topik “Kenapa Beberapa Orang Merasa Tertekan pada Masa Liburan”.

Narasumber yang dihadirkan adalah dr. Santi Yuliani, M.Sc., SpKJ, yang merupakan mental health educator. Simak sampai tuntas, yuk!

1. Mengenal post-holiday blues lebih dekat

Dokter Santi mendefinisikan post-holiday blues sebagai kondisi rasa sedih atau tidak nyaman yang terjadi setelah melakukan liburan. Kira-kira, apa penyebabnya?

“Ini karena terjadi perubahan dari kondisi yang kita sukai menjadi yang tidak kita sukai. Back to normal life. Back to reality. Akhirnya ngerasa 'Oh, ternyata yang kemarin itu cuma sementara'. Hal-hal kayak gini terjadi karena adanya rasa bahagia yang cukup tinggi (selama) beberapa waktu dan kemudian kita harus kembali (menjalani hidup) seperti semula,” ungkapnya.

Post-holiday blues mengacu pada perasaan jangka pendek yang kamu alami setelah liburan, termasuk kesedihan, kesepian, kelelahan, kekecewaan, kelesuan, dan tekanan mental.

Umumnya masa liburan menawarkan keseruan, kebersamaan, atau hal-hal menyenangkan lain yang tidak kamu dapat dari hari-hari biasa. Namun, setelah liburan usai, kamu mungkin merasa hampa tanpa melakukan aktivitas spesifik untuk membantu kamu fokus.

Walaupun konsep post-holiday blues belum banyak dipelajari, tetapi perasaan tersebut masih merupakan kejadian umum.

2. Penyebab post-holiday blues

Post-Holiday Blues, Wajarkah Merasa Sedih setelah Liburan?ilustrasi membongkar koper setelah liburan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Liburan menawarkan istirahat dari rutinitas yang mungkin membuat kamu merasa tidak nyaman setelah liburan berakhir. Aktivitas selama liburan mungkin menghilangkan kehidupan normal yang monoton.

Setelah liburan, kembali ke kehidupan normal dengan segala tugas dan ekspektasinya bisa terasa berat dan tidak memuaskan.

Selain itu, studi telah menunjukkan bahwa seberapa memulihkannya liburan berdampak pada seberapa baik kamu menangani transisi kembali ke kehidupan sehari-hari. Ini mungkin menjadi bagian dari apa yang berkontribusi terhadap post-holiday blues. Karena, walaupun menyenangkan, tetapi liburan yang penuh dengan aktivitas membeli oleh-oleh, merencanakan pertemuan keluarga, memasak, dan aktivitas terkait liburan lainnya jarang merupakan pengalaman yang memulihkan.

Penyebab umum post-holiday blues meliputi:

  • Harapan yang tinggi selama musim liburan.
  • Pengeluaran berlebihan dan tekanan finansial berikutnya.
  • Perbedaan signifikan antara keseruan liburan dan rutinitas sehari-hari.
  • Menjadi sangat sibuk atau padat selama musim liburan.

Baca Juga: Gangguan Mental akibat Gagal Nyaleg, Halusinasi sampai  Depresi

3. Gejala post-holiday blues biasanya tidak berlangsung lama

Post-holiday blues bisa bertahan hingga dua minggu setelah kembali dari liburan. Bahkan, bisa memengaruhi performa di tempat kerja, sekolah, dan hubungan interpersonal.

Bagaimana kamu bisa menentukan apakah yang kamu alami memang post-holiday blues? Tanda-tanda di bawah ini bisa menjadi tanda post-holiday blues yang bisa kamu rasakan setelah liburan dan umumnya tidak berlangsung lama:

  • Cemas.
  • Tidak termotivasi.
  • Mudah marah.
  • Perubahan suasana hati.
  • Stres.
  • Depresi.
  • Tidak bisa tidur.
  • Khawatir mengenai uang.

Kamu mungkin juga mengalami perenungan berlebihan, memikirkan masalah atau peristiwa yang terjadi selama liburan. Ini bisa memperburuk perasaan atau stres, kecemasan, dan kesedihan kamu.

4. Momen pulang kampung juga bisa membuat kamu sedih dan tertekan

Post-Holiday Blues, Wajarkah Merasa Sedih setelah Liburan?ilustrasi berkumpul bersama keluarga di momen lebaran (pexels.com/RODNAE Productions)

Dalam momen liburan, misalnya libur Lebaran atau Natal dan Tahun Baru, beberapa orang mengalokasikan jatah libur untuk mudik atau pulang kampung. Akan tetapi, ini justru membuat kamu cemas dan gelisah. Mengapa demikian?

"Salah satu yang bikin gak nyaman adalah harus memenuhi ekspektasi orang lain atau standar-standar yang ditetapkan oleh keluarga dan norma sosial," tukas dr. Santi.

Misalnya, memasuki usia tertentu dan terus-menerus ditanya kapan nikah atau punya anak. Atau, ketika pencapaian kamu dibanding-bandingkan dengan orang lain. Hal-hal seperti ini membuat kamu tidak nyaman, sedih, dan merasa gagal. Bahkan, perasaan ini bisa terbawa hingga liburan berakhir.

"Jadi, ketika ditanya sesuatu yang sifatnya pribadi, lakukan dua metode, yaitu ignore (mengabaikan) atau bertanya balik. Cara kamu merespons tidak harus dengan memberikan jawaban. Bertanya kembali juga (merupakan) respons," lanjutnya.

5. Cara mengatasi post-holiday blues

Perawatan diri dan strategi lain dapat membantu mengatasi kesedihan post-holiday blues dengan lebih baik.

Cobalah untuk memastikan kamu cukup istirahat, makan dengan baik, dan rutin berolahraga. Luangkan waktu untuk melakukan hobi dan aktivitas yang membuat kamu bahagia, dan jangan lupa bahwa mindfulness, meditasi, atau yoga telah terbukti mengurangi hormon yang berhubungan dengan stres.

Coba tips ini untuk mengatasi post-holiday blues:

  • Olahraga: Olahraga dapat bermanfaat bagi kesehatan mental, meningkatkan suasana hati secara umum, serta membantu mengurangi efek stres, kecemasan, depresi, dan perasaan sedih.
  • Meditasi: Meditasi dapat membantu mengatasi depresi dan kesedihan dengan meningkatkan perhatian dan mengurangi stres.
  • Tidur: Tidur memengaruhi kesehatan mental secara umum dan dapat memengaruhi suasana hati serta kemampuan kamu mengelola stres. Tidur yang cukup dapat membantu mengatasi post-holiday blues dengan meningkatkan regulasi emosional dan kesejahteraan secara keseluruhan setelah liburan.
  • Berinteraksi dengan orang lain: Terkadang, sekadar berbicara dengan teman atau orang-orang terkasih dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan rasa memiliki serta dukungan.
  • Menulis jurnal: Menuliskan pikiran dan perasaan dapat membantu memproses emosi dan mengurangi stres.
  • Batasi media sosial: Mengurangi atau istirahat dari media sosial dapat membantu mengurangi perasaan tidak mampu atau kesepian yang timbul karena membandingkan diri dengan orang lain.
  • Menetapkan tujuan baru: Periode pasca liburan adalah waktu yang tepat untuk menetapkan tujuan atau resolusi baru. Ini dapat memberikan tujuan dan arah, melawan perasaan tidak memiliki tujuan atau kesedihan.

Jika kesedihan terus berlanjut atau kamu merasa mengalami sesuatu yang lebih parah dari post-holiday blues, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.

Terapi dapat memberikan lebih banyak alat dan strategi untuk membantu kamu mengatasi post-holiday blues dengan lebih efektif atau menentukan apakah kamu mengalami depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya.

Penting untuk mengetahui bahwa ada perbedaan antara post-holiday blues dan kondisi kesehatan mental yang lebih serius.

Post-holiday blues biasanya ringan dan berlangsung singkat. Jika kesedihan yang kamu alami terus berlanjut atau memburuk dan mengganggu kehidupan dan hubungan sehari-hari, terapi mungkin diperlukan.

Apabila kamu terus-menerus mengalami perubahan suasana hati, penarikan diri, atau pikiran untuk bunuh diri, harap hubungi seseorang atau carilah terapis kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan dan bantuan.

Baca Juga: Depresi Eksistensial, Apakah Ini Kondisi Mental yang Nyata?

Referensi

National Alliance on Mental Illness. Diakses pada April 2024. Mental Health and the Holiday Blues.
HealthPartners. Diakses pada April 2024. Dealing with depression during the holidays. 
Choosing Therapy. Diakses pada April 2024. Post Holiday Blues: What It Is & How to Cope.
Journal of Leisure Research, Desember 2017. Time Course of Well-Being after a Three-Week Resort-Based Respite from Occupational and Domestic Demands: Carry-Over, Contrast and Situation Effects.
Leisure Sciences, November 2010. Moderating Effects of Vacation on Reactions to Work and Domestic Stress.
Verywell Health. Diakses pada April 2024. What Are the Post-Holiday Blues?
Frontiers in Human Neuroscience, Juni 2017. Yoga, Meditation and Mind-Body Health: Increased BDNF, Cortisol Awakening Response, and Altered Inflammatory Marker Expression after a 3-Month Yoga and Meditation Retreat.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya