Apakah Buang Air Besar Harus Setiap Hari?

Seberapa sering seseorang buang air besar sifatnya personal

Intinya Sih...

  • Kebiasaan buang air besar sifatnya pribadi, bisa bervariasi dari orang ke orang.
  • Genetika, mikrobioma, usia, gaya hidup, kondisi kesehatan, obat-obatan, aktivitas fisik, hormon, kehamilan, dan stres dapat memengaruhi kebiasaan buang air besar seseorang.
  • Kebiasaan buang air besar yang sehat tidak harus setiap hari. Konsistensi dan keteraturan juga perlu diperhatikan untuk mengetahui adanya perubahan signifikan.

Semua orang buang air besar dan ini bisa memberi tahu kamu banyak hal tentang kesehatan secara keseluruhan. Bagi sebagian orang, buang air besar adalah rutinitas sehari-hari, sementara beberapa orang lainnya tidak rutin setiap hari.

Jadi, seberapa sering kamu harus buang air besar? Apakah buang air besar harus setiap hari?

1. Frekuensi normal buang air besar

Apa yang normal bagi kamu mungkin tidak bagi orang lain. Sebuah studi mengemukakan bahwa 98 persen partisipan buang air besar antara tiga kali seminggu hingga tiga kali sehari.

Kebanyakan orang memiliki rutinitasnya sendiri dan perlu ke toilet dengan jumlah yang sama setiap hari pada waktu yang hampir sama. Ada perbedaan dari pola biasa mungkin masih dianggap normal, walaupun ini mungkin bisa mengindikasikan adanya masalah lambung atau usus.

Kalau ada yang bilang buang air besar yang sehat itu harus setiap hari, ini tidak benar. Buang air besar bisa terjadi beberapa kali sehari, sekali sehari, atau sekali setiap dua atau tiga hari. Jadi, kalau kamu termasuk orang yang tidak buang air besar setiap hari, tidak ada alasan untuk khawatir.

Kebiasaan buang air besar juga bisa berubah seiring bertambahnya usia. Seiring penuaan, metabolisme dan motilitas (kontraksi otot-otot di saluran pencernaan) melambat, sehingga lamanya tinja tetap berada di usus besar dan waktu transitnya makin lama. Akibatnya, sembelit bisa menjadi lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia.

Tingkat kenyamanan adalah faktor besar lainnya. Sebagai contoh, beberapa orang tidak biasa buang air besar jika tidak di rumah. Bukan hal yang aneh jika kebiasaan buang air besar kamu berubah tergantung pada lingkungannya, misalnya di kamar mandi baru, di tempat kerja atau sekolah, atau saat traveling.

Baca Juga: Kenali 10 Penyebab BAB Berlendir, Wajar atau Tidak?

2. Faktor-faktor yang memengaruhi seberapa sering kamu buang air besar

Apakah Buang Air Besar Harus Setiap Hari?ilustrasi buang air besar (pexels.com/Miriam Alonso)

Seberapa sering kamu buang air besar sifatnya personal. Kamu mungkin buang air besar lebih sering atau lebih jarang dibandingkan dengan orang lain karena faktor-faktor berikut ini:

  • Genetika: Menurut studi, ada faktor genetik yang memengaruhi konsistensi dan frekuensi tinja. Genetika juga bisa memengaruhi mikrobioma usus.
  • Mikrobioma: Mikrobioma memengaruhi banyak respons dalam tubuh, termasuk buang air besar. Misalnya, ketidakseimbangan bakteri usus (disbiosis), dapat menyebabkan sembelit kronis.
  • Usia: Hal yang paling umum terjadi seiring penuaan adalah sembelit yang lebih sering. Sembelit biasanya didefinisikan sebagai frekuensi buang air besar yang lebih jarang (dua kali atau kurang dalam seminggu); mengejan saat buang air besar setidaknya 25 persen dari waktu buang air besar; sering kali buang air besar tidak tuntas (artinya kembali menyelesaikan proses buang air besar dalam satu jam atau lebih); dan tinja keras.
  • Gaya hidup: Apa yang kamu makan dalam beberapa kali makan terakhir, jumlah asupan serat, dan tingkat hidrasi memengaruhi seberapa banyak dan sering kamu buang air besar.
  • Kondisi kesehatan: Banyak kondisi medis yang dapat memengaruhi kebiasaan buang air besar, termasuk kondisi pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit radang usus, serta masalah medis lainnya seperti penyakit tiroid.
  • Obat-obatan: Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan sembelit atau diare sebagai efek sampingnya. Misalnya, obat antiinflamasi steroid seperti ibuprofen, obat diabetes metformin, obat untuk heartburn, dan obat kemoterapi bisa memicu diare.
  • Aktivitas fisik: Kurang olahraga dapat memengaruhi buang air besar. Periode tidak aktif dapat memperlambat sistem pencernaan dan mengurangi frekuensi buang air besar setiap hari. Kamu mungkin mengalami hal ini jika sedang bed rest karena sakit berkepanjangan, dalam masa pemulihan setelah operasi, atau menghabiskan sebagian besar hari dengan duduk.
  • Hormon: Kebiasaan buang air besar cenderung bervariasi sepanjang siklus menstruasi. Menurut sebuah studi, 73 persen perempuan dewasa pramenopause yang sehat dan tidak diketahui memiliki kondisi pencernaan mengalami gejala gastrointestinal sebelum atau selama menstruasi. Sakit perut dan diare adalah gejala yang paling umum.
  • Kehamilan: Penelitian menunjukkan bahwa selama menstruasi dan kehamilan, kadar prostaglandin yang lebih tinggi dapat menyebabkan tinja menjadi encer, sementara peningkatan progesteron dapat menyebabkan sembelit.
  • Stres: Hormon stres juga bisa memengaruhi pergerakan usus. Usus dan otak terhubung—usus memengaruhi otak dan otak memengaruhi usus (gut-brain axis). Faktor psikologis seperti depresi dan kecemasan juga dapat mengubah kebiasaan buang air besar.

Tips agar buang air besar lancar

Mengubah beberapa kebiasaan sehari-hari dapat meningkatkan pergerakan usus yang sehat supaya buang air besar lancar dan bebas dari sembelit. Ikuti tips ini:

  • Sertakan banyak makanan tinggi serat dalam diet pola makan sehari-hari, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Simpan botol air berisi air di dekat kamu untuk membantu kamu tetap terhidrasi.
  • Rutin beraktivitas fisik. Pilih aktivitas yang kamu sukai, seperti berjalan kaki, yoga, dan sebagainya.
  • Belajar untuk mengelola stres dengan baik.
  • Rutin cuci tangan.
  • Bersihkan buah dan sayuran sebelum dimakan, dan masak daging, ikan, dan telur hingga matang.

Jadi, apakah buang air besar harus setiap hari? Jawabannya tidak. Kebiasaan buang air besar sifatnya pribadi, bisa bervariasi dari orang ke orang. Secara umum, kebanyakan orang buang air besar antara tiga kali seminggu dan tiga kali sehari. Namun, penting juga untuk menyadari konsistensi dan keteraturan buang air besar.

Apabila kebiasaan buang air besar kamu berubah secara signifikan, sebaiknya temui dokter untuk evaluasi.

Baca Juga: 10 Penyebab Tinja Kamu Bau Banget, Lebih Bau dari Biasanya

Referensi

Walter, S., Kjellström, L., Nyhlin, H., Talley, N. J., & Agréus, L. (2010). Assessment of normal bowel habits in the general adult population: the Popcol study. Scandinavian Journal of Gastroenterology, 45(5), 556–566. https://doi.org/10.3109/00365520903551332
Today. Diakses pada April 2024. Should you poop every day? Experts weigh in.
Eating Well. Diakses pada April 2024. How Often Should You Poop & Is It Every Day? Here's What Doctors Say.
Health. Diakses pada April 2024. How Often Should You Poop?
Healthline. Diakses pada April 2024. How Many Times Should You Poop a Day?
Medical News Today. Diakses pada April 2024. How often should you poop each day?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya