Jenis Hormon Seks Perempuan dan Pengaruhnya pada Tubuh

Punya banyak pengaruh pada tubuh perempuan

Intinya Sih...

  • Hormon seks perempuan memainkan peran penting dalam perkembangan seksual, reproduksi, dan kesehatan secara umum.
  • Pada perempuan, hormon seks utama adalah estrogen dan progesteron.
  • Hormon seks perempuan juga punya banyak pengaruh pada tubuh.

Hormon adalah zat alami yang diproduksi di dalam tubuh. Mereka membantu menyampaikan pesan antara sel dan organ dan memengaruhi banyak fungsi tubuh.

Hormon seks adalah bahan kimia yang bertanggung jawab untuk reproduksi dan hasrat seksual.

Hormon seks perempuan memainkan peran penting dalam perkembangan seksual, reproduksi, dan kesehatan secara umum.

Kadar hormon seks berubah seiring berjalannya waktu, tetapi beberapa perubahan paling signifikan terjadi selama masa pubertas, kehamilan, dan menopause.

Yuk, kenali apa saja jenis hormon seks perempuan dan pengaruhnya pada tubuh!

1. Estrogen

Estrogen adalah hormon utama perempuan. Sebagian terbesarnya berasal dari ovarium, tetapi sejumlah kecil diproduksi di kelenjar adrenal dan sel lemak. Selama kehamilan, plasenta juga menghasilkan estrogen.

Hormon estrogen berperan besar dalam perkembangan reproduksi dan seksual, seperti:

  • Masa pubertas.
  • Menstruasi.
  • Kehamilan.
  • Menopause.

Estrogen juga memengaruhi:

  • Otak.
  • Sistem kardiovaskular.
  • Rambut.
  • Sistem muskuloskeletal.
  • Kulit.
  • Saluran kemih.

2. Progesteron

Jenis Hormon Seks Perempuan dan Pengaruhnya pada Tubuhilustrasi ovarium (freepik.com/freepik)

Ovarium menghasilkan hormon progesteron setelah ovulasi. Selama kehamilan, plasenta juga memproduksi sejumlah hormon ini.

Peran progesteron adalah untuk:

  • Mempersiapkan lapisan rahim untuk sel telur yang telah dibuahi.
  • Mendukung kehamilan.
  • Menekan produksi estrogen setelah ovulasi.

3. Testosteron

Meskipun testosteron adalah hormon seks utama pada pria, tetapi testosteron juga terdapat dalam jumlah yang lebih rendah pada perempuan.

Pada perempuan, hormon testosteron memengaruhi:

  • Kesuburan.
  • Hasrat seksual.
  • Menstruasi.
  • Jaringan dan massa tulang.
  • Produksi sel darah merah.

Peran hormon seks saat pubertas

Jenis Hormon Seks Perempuan dan Pengaruhnya pada Tubuhilustrasi remaja putri (pexels.com/Anna Shvets)

Perempuan biasanya memasuki masa pubertas antara usia 8 dan 13 tahun, dan pubertas biasanya berakhir ketika mereka berusia sekitar 14 tahun.

Selama masa ini, kelenjar pituitari mulai memproduksi hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) dalam jumlah yang lebih besar, yang merangsang produksi estrogen dan progesteron.

Peningkatan kadar estrogen dan progesteron mengawali perkembangan ciri-ciri seksual sekunder, yang meliputi:

  • Perkembangan payudara.
  • Pertumbuhan rambut di ketiak, kaki, dan daerah kemaluan.
  • Peningkatan tinggi badan.
  • Peningkatan penyimpanan lemak di pinggul, bokong, dan paha.
  • Pelebaran panggul dan pinggul.
  • Peningkatan produksi minyak di kulit.

Baca Juga: Berkaitan dengan Hormon, Ini Bedanya Endometriosis dan PCOS

Peran hormon seks saat menstruasi

Menarke adalah pertama kalinya perempuan mendapat menstruasi, dan biasanya terjadi antara usia 12 dan 13 tahun. Namun, menarke bisa terjadi kapan saja antara usia 8 dan 15 tahun.

Setelah menarke, banyak perempuan yang memiliki siklus menstruasi teratur hingga mencapai masa menopause. Siklus menstruasi biasanya berlangsung sekitar 28 hari tetapi dapat bervariasi antara 24 dan 38 hari.

Siklus menstruasi terjadi dalam tiga fase yang bertepatan dengan perubahan hormonal:

  • Fase folikuler

Hari pertama menstruasi menandai dimulainya siklus menstruasi baru. Selama suatu periode, darah dan jaringan dari rahim dikeluarkan melalui vagina. Pada saat ini, tingkat estrogen dan progesteron sangat rendah, dan ini bisa menyebabkan mudah marah dan perubahan suasana hati.

Kelenjar pituitari juga melepaskan FSH dan LH, yang meningkatkan kadar estrogen dan menandakan pertumbuhan folikel di ovarium. Setiap folikel mengandung satu sel telur. Setelah beberapa hari, satu folikel dominan akan muncul di setiap ovarium. Ovarium akan menyerap sisa folikel.

Ketika folikel dominan terus tumbuh, maka akan menghasilkan lebih banyak estrogen. Peningkatan ini merangsang pelepasan endorfin yang meningkatkan tingkat energi dan memperbaiki suasana hati.

Estrogen juga memperkaya endometrium (lapisan rahim), sebagai persiapan menghadapi potensi kehamilan.

  • Fase ovulasi

Selama fase ovulasi, kadar estrogen dan LH mencapai puncaknya, menyebabkan folikel pecah dan melepaskan sel telurnya dari ovarium.

Sel telur dapat bertahan sekitar 12–24 jam setelah keluar dari ovarium. Pembuahan sel telur hanya dapat terjadi pada jangka waktu tersebut.

  • Fase luteal

Selama fase luteal, sel telur bergerak dari ovarium ke rahim melalui tuba falopi. Folikel yang pecah melepaskan progesteron, yang mengentalkan lapisan rahim, mempersiapkannya untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Begitu sel telur mencapai ujung tuba falopi, sel telur tersebut menempel pada dinding rahim.

Sel telur yang tidak dibuahi akan menyebabkan kadar estrogen dan progesteron menurun. Ini menandai awal minggu pramenstruasi.

Akhirnya, sel telur yang tidak dibuahi dan lapisan rahim akan meninggalkan tubuh, menandai akhir dari siklus menstruasi saat ini dan awal siklus menstruasi berikutnya.

Peran hormon seks pada kehamilan

Jenis Hormon Seks Perempuan dan Pengaruhnya pada Tubuhilustrasi pasangan (freepik.com/prostooleh)

Selama fase luteal, peningkatan progesteron mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Dinding rahim menebal dan terisi nutrisi serta cairan lain untuk menopang embrio.

Progesteron mengentalkan leher rahim untuk melindungi rahim dari bakteri dan sperma. Kadar estrogen juga lebih tinggi sehingga berkontribusi terhadap penebalan lapisan rahim. Kedua hormon tersebut membantu saluran susu di payudara membesar.

Segera setelah pembuahan terjadi, kamu mulai memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Ini adalah hormon yang muncul dalam urine dan digunakan untuk menguji kehamilan. Ini juga meningkatkan produksi estrogen dan progesteron, mencegah menstruasi dan membantu mempertahankan kehamilan.

Human placental lactogen (hPL) adalah hormon yang dibuat oleh plasenta. Selain memberi nutrisi bagi bayi, hPL juga membantu merangsang kelenjar susu untuk menyusui.

Kadar hormon lain yang disebut relaksin juga meningkat selama kehamilan. Relaksin membantu implantasi dan pertumbuhan plasenta serta membantu menghentikan kontraksi yang terjadi terlalu cepat. Saat persalinan dimulai, hormon ini membantu mengendurkan ligamen di panggul.

Setelah melahirkan dan menyusui

Setelah kehamilan berakhir, kadar hormon mulai turun dengan segera, dan akhirnya mencapai tingkat sebelum kehamilan, dikutip dari Healthline.

Penurunan estrogen dan progesteron yang tiba-tiba dan signifikan mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya depresi pascapersalinan.

Menyusui menurunkan kadar estrogen dan dapat mencegah ovulasi. Namun, ini tidak selalu terjadi, jadi kamu tetap perlu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

Peran hormon seks pada gairah seksual

Jenis Hormon Seks Perempuan dan Pengaruhnya pada Tubuhilustrasi perempuan di kasur (pexels.com/cottonbro studio)

Estrogen dan testosteron adalah hormon utama yang memengaruhi gairah dan hasrat seksual.

Pada perempuan, siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi hormon seks, sehingga menyebabkan perasaan lebih terangsang sesaat sebelum ovulasi, saat kadar estrogen berada pada titik tertinggi (Hormones and Behavior, 2016).

Namun kadar progesteron yang tinggi dapat menyebabkan penurunan hasrat seksual. Meskipun testosteron dapat meningkatkan libido pada beberapa perempuan, tetapi estrogen adalah hormon seks utama yang terkait dengan hasrat seksual perempuan.

Peran hormon seks pada menopause

Menopause terjadi ketika peremuan berhenti mengalami periode menstruasi dan tidak bisa lagi hamil.

Seseorang mencapai masa menopause ketika sudah setahun penuh tidak mengalami menstruasi. Setelah menopause, ovarium hanya akan memproduksi estrogen dan progesteron dalam jumlah yang sangat kecil namun konstan.

Menurut Kementerian Kesehatan, menopause biasanya terjadi antara usia 45 dan 55 tahun. Namun, seiring dengan perubahan nutrisi dan kesehatan di seluruh masa perjalanan hidup yang telah menyebabkan peningkatan angka harapan hidup, menopause kini makin memasuki tahap usia paruh baya.

Perimenopause mengacu pada masa transisi menjelang menopause. Selama masa transisi ini, fluktuasi besar pada kadar hormon dapat menyebabkan berbagai gejala.

Menurut Office on Women’s Health, perimenopause biasanya berlangsung sekitar 4 tahun, tetapi bisa berlangsung antara 2 dan 8 tahun.

Kadar estrogen yang lebih rendah dapat menurunkan gairah seks seseorang dan menyebabkan hilangnya kepadatan tulang, yang dapat menyebabkan osteoporosis. Perubahan hormonal ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Ketidakseimbangan hormon

Jenis Hormon Seks Perempuan dan Pengaruhnya pada Tubuhilustrasi siklus menstruasi (pexels.com/Oiya Kobruseva)

Keseimbangan hormonal penting untuk kesehatan secara umum. Meskipun tingkat hormonal berfluktuasi secara teratur, tetapi ketidakseimbangan jangka panjang dapat menyebabkan sejumlah gejala dan kondisi.

Tanda dan gejala ketidakseimbangan hormon dapat meliputi:

  • Menstruasi tidak teratur.
  • Kelebihan rambut tubuh dan wajah.
  • Jerawatan.
  • Vagina kering.
  • Gairah seks rendah.
  • Nyeri payudara.
  • Masalah pencernaan.
  • Hot flash.
  • Keringat malam.
  • Penambahan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Mudah tersinggung dan perubahan suasana hati yang tidak teratur.
  • Kecemasan.
  • Depresi.
  • Kesulitan tidur.

Ketidakseimbangan hormon bisa menjadi tanda adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ini juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu.

Pada perempuan, kemungkinan penyebab ketidakseimbangan hormonal meliputi:

  • Sindrom ovarium polikistik.
  • Insufisiensi ovarium primer.
  • Kontrasepsi hormonal.
  • Terapi penggantian hormon.
  • Berat badan berlebih.
  • Kanker ovarium.
  • Stres.

Hormon seks memainkan peran penting dalam perkembangan seksual dan reproduksi. Pada perempuan, hormon seks utama adalah estrogen dan progesteron. Produksi hormon-hormon ini terutama terjadi di ovarium, kelenjar adrenal, dan selama kehamilan, di plasenta.

Hormon seks perempuan juga punya banyak pengaruh pada tubuh. Walaupun hormon-hormon ini secara alami berfluktuasi sepanjang hidup, tetapi ketidakseimbangan jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gejala dan dampak bagi kesehatan.

Baca Juga: 7 Penyebab Kelebihan Hormon Estrogen dalam Tubuh

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya