ilustrasi makanan dengan omega-3 (freepik.com/julijadm)
Di antara lipid (lemak), asam lemak omega-3 asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA) dapat menonaktifkan enveloped virus (virus yang dikelilingi membran lipid), seperti SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, dengan mengatur kondisi lipid inang yang optimal untuk replikasi virus.
Di sisi lain, EPA dan DHA menghambat enzim siklooksigenase (COX) dan, dengan demikian, dapat membantu menekan produksi prostaglandin (pro-inflamasi). Selain itu, mereka secara enzimatik diubah menjadi pro-resolving mediators (SPMs), seperti protectins, resolvins, dan maresin, yang dapat mengurangi peradangan.
Dengan adanya efek tersebut, suplementasi DHA dan EPA mungkin berguna untuk mengurangi keparahan dan/atau meningkatkan pemulihan pasien COVID-19.
Di sisi lain, lipid polar, seperti fosfolipid, glikolipid, atau sphingolipids (juga terdapat dalam sumber makanan omega-3 seperti ikan dan minyak ikan) punya kemampuan untuk memblokir faktor pengaktif platelet (PAF) serta reseptornya, mengerahkan efek antiinflamasi yang mungkin bermanfaat dalam COVID-19.
Spesies lipid tersebut juga dapat menurunkan regulasi enzim yang terlibat dalam biosintesis PAF, serta meningkatkan regulasi yang terlibat dalam penurunannya. Penyumbatan aktivasi platelet mungkin juga berguna untuk mencegah komplikasi trombotik yang berhubungan dengan COVID-19.
Sumber omega-3 yang baik di antaranya: ikan laut (salmon, kembung, makerel, tuna, haring, dan sarden), kacang-kacangan dan biji-bijian (flaxseed, biji chia, dan walnut), minyak nabati (minyak kanola, minyak kedelai, minyak flaxseed), dan makanan yang difortifikasi (telur, yoghurt, susu, minuman kedelai).