Nyeri Mendadak di Area Dada? Ini 5 Fakta Sindrom Precordial Catch

Pernahkah kamu merasakan sakit yang tiba-tiba datang dan rasanya seolah menajam di bagian dada depan dekat area jantung? Jika ya, apakah rasa sakit itu menghilang dengan cepat dan tanpa menunjukkan gejala yang signifikan? Kondisi ini dikenal dengan sindrom precordial catch, lho.
Nyeri dada ini sering kali dialami oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda. Kondisi ini bukan termasuk keadaan darurat medis yang membahayakan. Kendati demikian, kamu perlu memahami seluk-beluk mengenai sindrom precordial catch agar wawasan terkait isu kesehetan semakin bertambah. Yuk, simak penjelasan lebih rincinya di bawah ini!
1. Sindrom precordial catch biasanya terjadi ketika seseorang sedang dalam posisi istirahat
Sindrom precordial catch pertama kali dijelaskan oleh Albert J. Miller dan Teodoro A. Texidor pada tahun 1950-an. Dua tokoh ini menggambarkan sindrom precordial catch sebagai rasa sakit yang tajam dan menusuk secara tiba-tiba. Kondisi ini sering kali terjadi saat seseorang sedang beristirahat, apalagi dalam posisi membungkuk condong ke depan.
Sementara itu, kondisi ini tidak ada hubungannya dengan makanan yang dikonsumsi. Durasi rasa sakit bisa terjadi antara beberapa detik sampai 3 menit dan mungkin bisa terjadi lebih dari satu kali dalam sehari.
Tingkat keparahan nyeri pun bervariasi pada masing-masing orang. Selain itu, sindrom precordial catch bisa memburuk karena deep breathing, meskipun hal tersebut tidak meninggalkan nyeri tekan di area dada yang terdampak. Kondisi ini tentu berbeda dengan rasa sakit yang disebabkan oleh serangan jantung.
Di samping itu, orang yang mengalami sindrom precordial catch tidak mengalami gejala berupa perubahan fisik secara signifikan. Wajah mereka tidak pucat dan tidak mengalami mengi, tetapi mungkin akan merasakan pusing karena napas pendek beberapa kali.