Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengalami osteoporosis (freepik.com/krakenimages.com)
ilustrasi mengalami osteoporosis (freepik.com/krakenimages.com)

Intinya sih...

  • Osteoporosis bisa terjadi pada usia muda karena penyakit tertentu seperti tiroid, hipertiroid, steroid, gagal ginjal, dan obat-obatan tertentu.
  • Faktor lain yang dapat menyebabkan osteoporosis dini meliputi pola makan, alkohol, merokok, kafein, dan soft drink.
  • Konsumsi kopi dalam jumlah banyak berpotensi mengganggu penyerapan kalsium dan pembentukan vitamin D serta inositol.

Pengeroposan tulang atau osteoporosis umumnya dialami oleh individu yang berusia 60 tahun ke atas. Namun, faktanya kondisi ini juga bisa terjadi pada orang yang lebih muda dengan penyebab yang beragam.

Tulang diketahui mempunyai rongga seperti spons yang berguna untuk meredam benturan. Pada tulang yang sehat, rongga akan padat dan kuat. Namun, pada orang dengan osteoporosis, celah antara rongga cenderung membesar sehingga membuat tulang rapuh dan mudah patah.

Penyebab osteoporosis

Dijelaskan oleh dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Faisal Parlindungan, SpPD-KR, osteoporosis pada anak muda bisa disebabkan karena penyakit tertentu.

"Bisa karena tiroid, hipertiroid, steroid sampai gagal ginjal yang terjadi pada usia yang lebih muda," katanya, di Jakarta, pada Kamis (4/4/2024).

Dokter Faisal menjelaskan bahwa ada obat-obatan yang bisa menyebabkan gangguan kepadatan tulang. Misalnya, perawatan untuk orang-orang dengan gangguan ginjal yang memiliki efek pada kalsium. Kemudian, individu dengan kondisi autoimun juga berpotensi mengganggu metabolisme tulang.

Faktor lain yang bisa menyebabkan osteoporosis dini dilihat dari makanan yang dikonsumsi, alkohol, merokok, hingga soft drink.

Kafein bisa menjadi penyebabnya

ilustrasi minum kopi (pexels.com/cottonbro studio)

Meski belum ada penelitian lebih lanjut, tetapi kafein mempunyai beberapa mekanisme yang bisa mengganggu metabolisme kalsium, yang berpotensi menyebabkan osteoporosis.

Selain itu, ada juga anggapan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah banyak akan menyebabkan terganggunya penyerapan kalsium karena takaran kopinya yang lebih banyak dibanding susu dalam produk yang dikonsumsi.

"Logikanya, jika susunya sedikit namun jumlah kopinya lebih banyak, penyerapan kalsium akan terganggu karena kafein. Ini juga bisa mengganggu pembentukan vitamin D dan inositol. Meski begitu, belum ada bukti kuat untuk membuktikan hubungan tersebut," dr. Faisal menjelaskan.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa kebiasaan minum kopi yang dilakukan anak muda memang tidak secara langsung menyebabkan osteoporosis. Namun, kamu tetap disarankan untuk mengonsumsi kopi hanya 1–2 cangkir per hari.

Perlu diketahui bahwa tulang memiliki kepadatan yang akan mencapai puncaknya pada dekade ke-3 atau usia 30-an, yang mana setelah itu akan mulai menurun.

"Tugas kita adalah menabung kepadatan tulang supaya tidak cepat rapuh. Jadi sangat disarankan untuk menjaga kesehatan tulang sejak usia muda," katanya.

Direkomendasikan cek tulang secara berkala

Dr. dr. Tirza Z. Tamin SpKFR, Subsp.M.S.(K), FIPM(USG), Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) di Jakarta, pada Kamis (04/04/2024) (IDN Times/Misrohatun)

Salah satu tanda osteoporosis pada usia muda adalah adanya rasa nyeri di bagian tubuh tertentu, menurut Dr. dr. Tirza Z. Tamin SpKFR, Subsp.M.S.(K), FIPM(USG), Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI).

“Ditandai dengan rasa nyeri pada tulang belakang. Ini biasanya jadi tanda silent osteoporosis mulai terjadi,” kata Dr. Tirza.

Akan tetapi, gejala pengeroposan tulang juga ada yang tidak disertai rasa sakit namun tetap menimbulkan perubahan fisik, seperti postur tubuh yang lebih membungkuk, yang otomatis tinggi badan seseorang akan berkurang.

"Jika penurunan tinggi badannya hingga empat sentimeter, dia harus mulai waspada gejala osteoporosis telah terjadi," imbuhnya.

Oleh sebab itu, masyarakat disarankan untuk melakukan pengecekan kesehatan tulang secara berkala, salah satunya menggunakan bone mineral density (BMD).

BMD merupakan tes kepadatan tulang yang berguna untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya osteoporosis pada seseorang. Prosedur ini memanfaatkan teknologi sinar-X untuk mengukur jumlah kalsium dan mineral lain di dalam tulang, terutama tulang belakang, tulang panggul, dan tulang di pergelangan tangan.

Bisa juga menggunakan One-Minute Osteoporosis Risk Test, yang bisa memprediksi seberapa besar kamu berisiko terkena pengeroposan tulang. Kamu akan diberi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas fisik.

Editorial Team