Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hypnic jerk (freepik.com/tirachardz)

Pernahkah kamu terbangun dari tidur karena merasakan sensasi seperti tiba-tiba terjatuh dari ketinggian padahal sedang terbaring nyaman di tempat tidur? Kondisi menyebalkan yang sering bikin kaget ini dikenal sebagai hypnic jerk atau sentakan hipnagogik.

Fenomena ini pasti bikin kamu bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh yang tidak sadar karena tidur namun bisa tersentar tiba-tiba seperti ini? Daripada bertanya-tanya simak penjelasan dari kondisi hypnic jerk, seperti dilansir dari Sleepfoundation di bawah ini.

1. Apa itu hypnic jerk?

Hypnic jerk (freepik.com/user18526052)

Hypnic jerk adalah sebuah istilah yang digunakan untuk aktivitas tidak wajar pada tubuh yakni sentakan tiba-tiba dan tidak disengaja pada otot pada saat tertidur. Istilah lain untuk menyebut kondisi ini adalah sleep starts, sleep twitch dan myoclonic jerk.

Kondisi ini umum terjadi dan dialami oleh semua usia utamanya pada manusia dewasa. Meski dalam medis terdengar mengerikan kondisi ini aman dan tidak perlu dikhawatirkan. Ada penyebab dan hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi hypnic jerk pada tidurmu.

2. Bagaimana sensasi dari hypnic jerks?

Hypnic jerk (freepik.com/freepik)

Hypnic jerk merupakan salah satu mionklonus, yakni sebuah istilah untuk kontraksi otot yang cepat dan tidak disengaja Contoh hypnic jerk seperti merasa seperti sedang terpeleset, sensasi mimpi yang jelas atau halusinasi hingga kaget dan terbangun dari tidur. 

Kamu dan temanmu mungkin bisa merasakan sensasi hypnic jerk yang berbeda-beda, ada yang cukup kuat sampai membuat terbangun dan ganggu kenyamanan tidur. Atau terjadi begitu saja hingga orang yang mengalami tidak menyadari sama sekali.

3. Penyebab dari hypnic jerk 

Hypnic jerk (freepik.com/jcomp)

Hypnic jerk dan mioklonus lainnya berawal di bagian otak yang sama yang mengendalikan respons kaget. Saat kamu tertidur akan terjadi misfire atau kondisi sistem tubuh tidak berfungsi dengan benar antara saraf di batang otak retikuler yang menciptakan reaksi yang menyebabkan hypnic jerk.

Selain itu ada beberapa pemicu yang bisa meningkatkan hypnic jerk seperti stres, kelelahan atau kurang tidur, konsumsi kafein, aktivitas sebelum tidur sampai posisi tidur yang kurang nyaman. Olahraga yang terlalu dekat dengan waktu tidur dapat membuat tubuhmu tetap aktif.

4. Penanganan hypnic jerk

Hypnic jerk (freepik.com/benzoix)

Ketika kamu mengalami hypnic jerk dan setelahnya malah sulit tidur dan rileks coba tarik napas dalam-dalam. Tarik napas melalui hidung lalu tahan sebentar, kemudian hembuskan perlahan melalui mulut cara ini efektif bantu menenangkan sistem saraf.

Tenggak air putih atau bangun sebentar jika perlu, lakukan aktivitas yang bisa bantu kembalikan rasa tenangmu seperti membaca buku fisik dan kembalilah ke ranjang saat kantukmu tiba. Hindari distraksi ponsel karena cahaya biru bisa mengganggu produksi melatonin.

5. Upaya mengurangi hypnic jerk

Hypnic jerk (freepik.com/pvproductions)

Hypnic jerk tidak bisa sepenuhnya dihilangkan namun kamu bisa melakukan beberapa cara guna mengurangi frekuensi dan intensitas dari kondisi ini. Menciptakan rutinitas tidur yang teratur ternyata bisa jadi langkah yang penting, dengan ini jam tidurmu pasti tercukupi dan badanmu makin bugar.

Jika diperlukan hindari kafein dan nikotik beberapa jam sebelum tidur, selain itu kamu juga bisa melakukan berbagai teknik relaksasi seperti meditasi atau olah pernapasan sebelum tidur guna mengelola stres. Dengan rutin melakukan cara ini, tidurmu pasti makin berkualitas.

Memahami istilah ini membuatmu makin aware dan jadi tahu seluk-beluk dari rasa seperti terpeleset saat tertidur yang kerap kamu alami kan? Jadi jika setelah ini mengalami hypnic jerk lagi kamu tidak perlu takut dan lanjutkan tidur saja, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian