ilustrasi remaja dengan Down Syndrome yang berolahraga untuk menjaga berat badan (pexels.com/Cliff Booth)
Down syndrome (DS) atau sindrom down adalah penyakit genetik yang disebabkan oleh munculnya ekstra kromosom yaitu kromosom 21 atau sering disebut trisomi 21. Ekstra kromosom ini selain menyebabkan gangguan tumbuh kembang juga menyebabkan anak mengalami kesulitan di aktivitas fisik serta sosial emosional.
Laporan data mengenai 122 anak remaja dengan DS di Amerika Serikat (AS) di tahun 2021 menunjukkan bahwa angka kegemukan (overweight) dan obesitas untuk kelompok ini lebih tinggi yaitu 49 persen dibandingkan dengan angka overweight dan obesitas untuk kelompok remaja tumbuh kembang normal, 39 persen (Frontiers in Pediatrics, 2022). Laman Advocate Medical Group menjelaskan bahwa seseorang dengan DS mempunyai kadar hormon leptin yang tinggi dibandingkan dengan orang lain tanpa DS. Hormon leptin adalah hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Gangguan di hormon ini menyebabkan orang yang bersangkutan cenderung merasa kurang atau tidak kenyang.
Orang tua yang mempunyai anak dengan kondisi DS sebaiknya memperhatikan kebiasaan atau perilaku makan anak yang kurang sehat misalnya hanya ingin makan makanan tertentu saja, kesulitan untuk berhenti padahal porsi makan sudah besar, dan langsung menelan makanan tanpa dikunyah dahulu. Koordinasi dengan dokter, ahli gizi dan konselor diperlukan untuk mengajari anak cara mengunyah yang baik, mengontrol porsi makan dan memilih makanan yang sehat misalnya rendah lemak dan gula. Aktivitas fisik juga penting untuk rutin dilaksanakan untuk memaksimalkan penanggulangan berat badan.
Tiga jenis penyakit genetik yang dapat menyebabkan kegemukan (overweight) dan obesitas. Mayoritas gejala dari penyakit sudah tampak saat orang tersebut masih kecil contohnya menjelang usia 2 tahun. Perencanaan dan koordinasi yang baik dari dokter, ahli gizi, konselor dan orang tua sangat dianjurkan agar berat badan anak tetap dalam batas normal atau tidak berlebihan.