Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jamur di dinding (freepik.com/kues1
ilustrasi jamur di dinding (freepik.com/kues1

Intinya sih...

  • Kelembapan udara tinggi memicu asma, gangguan pernapasan, dan infeksi jamur pada kulit

  • Rhinitis alergi dan infeksi saluran pernapasan atas juga sering muncul akibat tidur di ruangan lembap

  • Peradangan kulit seperti dermatitis juga dapat dipicu oleh kelembapan berlebih di dalam ruangan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidur di ruangan yang lembap bukan hanya membuat rasa tidak nyaman, tetapi juga dapat menjadi pemicu munculnya berbagai masalah kesehatan. Kelembapan yang tinggi memberi ruang bagi jamur, bakteri, dan tungau berkembang biak dengan cepat, sehingga risiko terserang penyakit pun meningkat. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa kondisi kamar yang terlalu lembap dapat secara perlahan memengaruhi kesehatan tubuh.

Tidur dalam kondisi seperti ini juga dapat membuat kualitas istirahat menurun. Gangguan tidur akibat udara pengap atau aroma apek dari ruangan bisa membuat tubuh terasa lelah pada pagi hari. Dalam jangka panjang, paparan kelembapan berlebih dapat memicu gangguan pernapasan, kulit, hingga daya tahan tubuh yang melemah. Berikut lima penyakit yang sering muncul akibat kebiasaan tidur di ruangan yang lembap melansir dari Humilogic.

1. Asma dan gangguan pernapasan

ilustrasi sulit bernapas (pexels.com/yulianto)

Kelembapan udara yang tinggi menjadi lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur dan tungau debu. Kedua organisme ini melepaskan partikel kecil yang dapat terhirup saat bernapas. Bagi seseorang yang memiliki riwayat asma atau alergi, paparan partikel ini dapat memicu serangan asma, sesak napas, dan batuk berkepanjangan.

Gangguan pernapasan juga dapat diperburuk oleh aroma apek yang sering muncul di ruangan lembap. Aroma ini menandakan adanya pertumbuhan jamur yang bisa menyebabkan peradangan pada saluran hidung dan tenggorokan. Dalam kondisi yang lebih serius, infeksi pernapasan seperti bronkitis pun dapat terjadi.

2. Infeksi jamur pada kulit

ilustrasi kulit gatal (pexels.com/towfiqu)

Ruangan lembap membuat kulit lebih mudah terpapar spora jamur, terutama ketika udara panas dan tubuh berkeringat. Jamur seperti Candida dan Tinea dapat menyerang area kulit yang tertutup, seperti lipatan paha, ketiak, atau sela-sela jari kaki. Gejalanya bisa berupa gatal, kemerahan, dan ruam yang tidak kunjung sembuh.

Infeksi jamur pada kulit bisa menjadi lebih parah jika kebersihan tubuh tidak terjaga. Bukan hanya rasa gatal yang mengganggu, tetapi juga risiko penyebaran ke area kulit lain. Kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat, karena jamur dapat bertahan lama di lingkungan yang lembap dan sulit dihilangkan tanpa pengobatan.

3. Rhinitis alergi

ilustrasi alergi (pexels.com/kaboompics)

Kelembapan yang berlebih sering kali menjadi pemicu kambuhnya rhinitis alergi. Alergi ini muncul akibat respons berlebihan tubuh terhadap alergen seperti tungau, debu, atau jamur. Gejalanya meliputi bersin terus-menerus, hidung tersumbat, dan mata berair. Meskipun terlihat ringan, rhinitis alergi dapat mengganggu kualitas tidur secara signifikan.

Tidur yang terganggu akibat hidung tersumbat atau gatal pada hidung bisa membuat tubuh kelelahan di siang hari. Lebih dari itu, paparan berulang terhadap alergen di ruangan lembap dapat membuat rhinitis alergi menjadi masalah kronis yang sulit diatasi tanpa perubahan lingkungan tidur.

4. Infeksi saluran pernapasan atas

ilustrasi sakit ISPA (pexels.com/id-id/gustavo-fring)

Tidur di ruangan lembap juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan atas seperti flu dan pilek. Kelembapan tinggi membuat virus lebih mudah bertahan di udara, sehingga peluang penularan meningkat. Kondisi ini menjadi lebih berbahaya jika daya tahan tubuh sedang menurun.

Udara lembap yang dingin dapat membuat saluran pernapasan menjadi lebih sensitif. Hal ini memudahkan virus dan bakteri untuk masuk dan berkembang biak. Dalam kasus tertentu, infeksi ringan dapat berkembang menjadi penyakit yang lebih serius seperti sinusitis atau pneumonia jika tidak ditangani dengan baik.

5. Peradangan kulit

ilustrasi gatal di badan (pexels.com/kaboompics)

Ruangan lembap dapat memicu dermatitis, yaitu peradangan pada kulit yang ditandai dengan kemerahan, gatal, dan terkadang disertai luka. Kelembapan berlebih dapat membuat kulit kehilangan keseimbangan kelembapan alami, sehingga lapisan pelindungnya melemah. Akibatnya, kulit menjadi lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.

Dermatitis yang dipicu oleh lingkungan lembap biasanya sulit sembuh jika sumber masalahnya tidak diatasi. Mengeringkan ruangan, menjaga sirkulasi udara, dan menggunakan pelembap kulit yang tepat dapat membantu mencegah kambuhnya masalah ini.

Kondisi kamar yang terlalu lembap ternyata dapat memicu berbagai penyakit, mulai dari gangguan pernapasan hingga masalah kulit. Penyebab utamanya adalah pertumbuhan jamur, bakteri, dan tungau debu yang berkembang pesat di lingkungan lembap.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team