Tak bisa dimungkiri betapa dahsyatnya pandemik COVID-19 mengubah tatanan hidup kita. Bukan hanya kondisi ekonomi dan sosial, tetapi juga kondisi mental. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa pandemik memiliki efek psikologis yang mendalam, seperti kecemasan, depresi, keterasingan akibat isolasi sosial, hingga ketakutan terhadap penularan.
Apabila dibiarkan berlarut-larut, kondisi kejiwaan akan memburuk dan bisa berujung pada tindakan bunuh diri, apalagi pada individu dengan gangguan kejiwaan atau memiliki riwayat gangguan sebelumnya.
Benarkah angka kematian akibat bunuh diri meningkat selama pandemik? Dan siapa saja yang rentan melakukan tindakan bunuh diri di situasi seperti sekarang? Simak penuturan dari Benny Prawira Siauw, suicidologist sekaligus founder komunitas Into the Light.