5 Penyebab Kamu Diare Saat Minum Air yang Dimasak

Intinya sih...
Air masak dari sumber yang tercemar, seperti sumur atau sungai, bisa menyebabkan diare karena bakteri dan bahan kimia berbahaya.
Peralatan memasak yang tidak higienis dan penyimpanan air yang tidak benar dapat membuat air kembali tercemar setelah direbus.
Tidak merebus air sampai suhu yang tepat atau kontaminasi pasca perebusan juga bisa menjadi penyebab diare setelah minum air matang.
Minum air yang dimasak seharusnya menjadi langkah aman untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah gangguan pencernaan. Tapi tidak sedikit orang yang justru mengalami diare setelah mengonsumsi air yang sudah direbus. Fenomena ini kerap menimbulkan kebingungan, karena air yang dimasak dianggap sudah bebas dari kuman dan kotoran.
Diare sendiri adalah kondisi di mana frekuensi buang air besar meningkat disertai dengan tekstur feses yang encer. Jika tidak ditangani dengan baik, diare bisa menyebabkan dehidrasi dan gangguan kesehatan lain yang lebih serius. Penting untuk mengetahui penyebab utamanya, terutama saat kamu merasa sudah minum air matang namun tetap terserang gangguan pencernaan. Berikut ini lima penyebab umum mengapa kamu bisa diare meski sudah minum air yang dimasak dilansir dari Healthline.com:
1. Air masak dari sumber yang tercemar
Salah satu penyebab utama diare setelah minum air yang dimasak adalah karena sumber airnya sudah tercemar sejak awal. Air dari sumur, sungai, atau kran yang tidak terlindungi bisa mengandung bakteri, parasit, atau bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Proses perebusan memang dapat membunuh sebagian besar mikroorganisme, tetapi jika air tersebut sangat tercemar, bisa jadi kandungan berbahaya lainnya tetap tersisa.
Limbah berbahaya dan logam berat seperti timbal atau merkuri tidak akan hilang hanya dengan direbus. Begitu juga dengan bahan kimia pestisida atau limbah rumah tangga yang larut dalam air. Ketika air seperti ini dikonsumsi, bisa menyebabkan iritasi lambung atau infeksi usus yang memicu diare.
2. Peralatan memasak kurang higienis
Sering kali, kita terlalu fokus pada merebus air tetapi lupa memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan. Panci yang berkarat, kotor, atau sudah lama tidak dibersihkan dengan benar bisa menjadi sumber kontaminasi bakteri. Ketika air dimasak dalam wadah yang tidak higienis, bakteri atau kotoran bisa larut kembali dalam air meskipun sudah mendidih.
Selain itu, cara penyimpanan air setelah dimasak juga bisa menjadi masalah. Menaruh air dalam wadah terbuka atau botol yang jarang dicuci dapat memicu tumbuhnya mikroorganisme penyebab penyakit. Akibatnya, meski air telah dimasak, kamu tetap berisiko mengalami diare karena air telah kembali tercemar. Selalu pastikan peralatan memasak dan wadah penyimpanan dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
3. Tidak merebus air sampai suhu yang tepat
Air yang tidak direbus hingga suhu mendidih secara menyeluruh bisa menjadi penyebab kamu terkena diare. Air seharusnya direbus hingga 100°C agar semua bakteri dan virus mati. Proses perebusan dilakukan terlalu cepat atau belum mencapai suhu tersebut, sebagian mikroorganisme patogen masih bisa bertahan hidup dan menginfeksi tubuh saat diminum.
Banyak orang merasa cukup dengan memanaskan air sampai terlihat beruap atau hangat saja, padahal itu belum tentu membunuh semua kuman. Apalagi jika kamu berada di dataran tinggi, di mana titik didih air bisa lebih rendah, maka durasi perebusan perlu diperpanjang. Untuk memastikan keamanan, rebus air selama 5–10 menit setelah air mulai mendidih. Ini akan membantu memastikan bahwa air benar-benar steril dan aman diminum.
4. Kontaminasi setelah perebusan
Air yang telah dimasak bisa kembali terkontaminasi jika tidak disimpan dengan benar. Meletakkan air dalam wadah terbuka, membiarkannya terkena debu, atau menyentuhnya dengan tangan yang kotor bisa membuat air kembali membawa kuman penyebab diare. Bahkan, alat penutup seperti gayung atau tutup botol yang tidak higienis juga bisa menjadi penyebabnya.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa kontaminasi pasca perebusan justru lebih sering terjadi di dapur rumah tangga. Misalnya, menyendok air dengan sendok yang digunakan untuk makanan mentah, atau membiarkan air di dispenser terlalu lama tanpa menggantinya. Jangan lupa setelah memasak air, segera pindahkan ke wadah bersih dan tertutup, serta gunakan alat yang higienis untuk menyajikannya.
5. Mengalami reaksi alergi
Tak banyak yang tahu bahwa ada juga orang yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap kandungan tertentu dalam air, seperti kandungan mineral tinggi, klorin sisa, atau bahkan residu logam berat. Meski jarang terjadi, tubuh bisa merespons bahan-bahan tersebut dengan gangguan pencernaan termasuk diare, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau dalam kondisi tubuh yang sedang lemah.
Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki sistem pencernaan sensitif atau sedang dalam masa pemulihan. Jika kamu mencurigai hal ini, cobalah ganti sumber air atau gunakan alat penyaring air sebelum memasaknya. Jika masalah diare terus berulang setelah minum air matang, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa kemungkinan intoleransi atau sensitivitas tertentu terhadap zat dalam air.
Meski air yang dimasak sering dianggap aman, ternyata ada banyak faktor yang bisa membuatnya tetap menjadi penyebab diare. Mulai dari kualitas air mentah, cara memasak, hingga penyimpanan yang tidak higienis semuanya bisa berperan dalam mencemari air. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya sekadar merebus, tetapi juga memperhatikan seluruh proses dari awal hingga saat air diminum.