Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keputihan (freepik.com/freepik)
ilustrasi keputihan (freepik.com/freepik)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Ramon Ulaan, SpOG

Keputihan seolah jadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari perempuan. Kondisi ini terjadi sepanjang siklus menstruasi dengan tekstur bervariasi. Ada kalanya keputihan bening seperti lem, tetapi terkadang juga berlendir layaknya ingus. Namun, apakah keputihan seperti ingus adalah kondisi normal?

Secara garis besar, tekstur keputihan seperti ingus normal. Namun, jawaban sebenarnya bisa berubah tergantung pada hal lain yang kamu alami. Berikut penjelasan lengkapnya.

Keputihan seperti ingus, apakah normal?

ilustrasi keputihan (IDN Times/Novaya Siantita)

Apa penyebab keputihan seperti ingus, tapi tidak gatal? Sebelum membahas lebih jauh, poin baiknya tidak timbulnya rasa gatal bisa mengindikasikan bahwa keputihan tersebut normal. Apalagi jika warna keputihannya masih bening, putih, atau kekuningan. Bisa jadi, penyebab keputihan dengan tekstur demikian karena aktivitas hormon selama siklus menstruasi.

Setelah berovulasi, tubuh umumnya akan memproduksi cairan vagina yang kental dan lengket. Karakteristik cairan tersebut disebabkan oleh tingkat progesteron yang lebih tinggi. Tujuannya dari ini yakni sebagai penghalang untuk menghindari kuman dan bakteri masuk ke dalam serviks.

Lebih jauh, tekstur keputihan yang mengental juga membantu menghilangkan bakteri atau kuman penyebab gangguan kesehatan lainnya. Keputihan tersebut sebagai bukti bahwa vagina sedang membersihkan dirinya sendiri. Namun, tetap perhatikan warna dari cairan yang keluar, ya.

Keputihan seperti ingus yang tidak normal

Cairan serviks yang diproduksi sepanjang siklus menstruasi (leukora) teksturnya terus berubah sepanjang periode.Gejala tersebut termasuk wajar, kok. Selama perubahan karakteristik cairan tidak menunjukkan adanya aroma busuk dan gejala lain, keputihan kental menebal termasuk sehat. 

Di sisi lain, perlu diketahui bahwa keputihan yang memiliki tekstur seperti ingus dengan gejala tertentu dapat menandakan gangguan kesehatan. Paling umum adalah infeksi jamur akibat pertumbuhan Candida albicans yang berlebihan. Kondisi ini biasanya disertai rasa gatal yang mengganggu.

Sementara itu, keputihan dengan tekstur seperti ingus yang disertai aroma tidak sedap bisa menandakan gangguan lain. Adapun gangguan yang dimaksud yaitu gejala vaginosis bakteri, vaginitis, dan infeksi menular seksual seperti gonore, klamidia, dan trikomoniasis.

Cara mengatasi keputihan

ilustrasi obat sirup (pexels.com/Cottonbro)

Selama keputihan seperti ingus tidak gatal atau dibarengi aroma busuk, kamu mungkin tak membutuhkan perawatan apa pun. Walau begitu, beberapa langkah sederhana ini bisa diterapkan untuk menguranginya:

  • Mandi secara teratur, terlebih setelah melakukan aktivitas berkeringat
  • Hindari penggunaan gel, sabun, atau douche beraroma yang mengandung pewarna atau hal berbahaya lainnya guna menghindari potensi iritasi
  • Bersihkan area vagina dari depan ke belakang untuk menghindari bakteri masuk ke vulva sehingga memicu infeksi
  • Kenakan celana dalam berbahan katun dan hindari penggunaan pakaian ketat. 

Jika memang harus, pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Misalnya, pada keputihan kental dan menggumpal seperti tisu toilet yang berarti infeksi jamur, dokter mungkin akan memberikan obat antijamur sebagai perawatannya.

Antibiotik tertentu juga dapat diresepkan dokter untuk mengatasi keputihan tidak normal. Biasanya, antibiotik ini untuk mengatasi vaginosis bakteri atau trikomoniasis. 

Lebih lanjut, dr. Ramon Ulaan, SpOG, spesialis obstetri dan ginekologi dari Siloam Hospitals Bogor mengatakan bahwa pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan jika volume keputihan lebih banyak dari biasanya, berwarna kehijauan atau bercampur flek darah, serta berbau busuk atau menyengat. Di luar itu, disarankan melakukan pemeriksaan pap smear minimal satu sekali dalam setahun untuk mereka yang sudah menikah atau pernah berhubungan intim. Namun, bagi pelaku aktivitas seksual berisiko tinggi atau multi-patner lakukan tiap 6 bulan sekali.

Keputihan seperti ingus biasanya bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, ada pengecualian jika beraroma busuk atau berwarna seperti keabuan bahkan kehitaman. Kalau kamu ragu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.

Referensi:

"Is Thick, White Discharge Normal?". Medical News Today. Diakses Januari 2025.
"Thick White Discharge: What It Means". Healthline. Diakses Januari 2025.
"Thick White Vaginal Discharge: Causes and What it Means". Flo Health. Diakses Januari 2025.
Rice, Alexandra, dkk. “Vaginal Discharge.” Obstetrics Gynaecology & Reproductive Medicine 26, no. 11 (September 14, 2016): 317–23.
"Vaginal Discharge". Cleveland Clinic. Diakses Januari 2025.

Editorial Team