6 Penyebab Keputihan setelah Berolahraga, Bikin Gak Nyaman

Intinya sih...
- Beberapa perempuan melaporkan mereka merasakan peningkatan keluarnya keputihan bening dan encer saat berolahraga.
- Keputihan setelah berolahraga juga bisa dipengaruhi oleh siklus menstruasi.
- Waspada jika kamu mengamati adanya perubahan pada keputihan. Salah satu kemungkinan penyebab keluarnya cairan ekstra selama atau setelah berolahraga adalah infeksi.
Meskipun olahraga dapat memberikan dampak positif bagi tubuh, tetapi tidak semua olahraga diciptakan sama. Beberapa jenisnya dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada vagina.
Sebagai contoh, aktivitas seperti lompat tali dapat menyebabkan sedikit keputihan atau cairan vagina yang menyebabkan bau pada organ intim. Aktivitas lain seperti bersepeda atau gerakan berputar yang melatih otot di area vagina secara umum dapat menyebabkan ketidaknyamanan setelah berolahraga.
Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kemungkinan penyebab keputihan setelah berolahraga.
1. Tubuh melakukan tugasnya
Hal pertama yang perlu diketahui adalah bahwa keputihan sepanjang hari—apa pun yang kamu lakukan—adalah hal yang normal. Cairan ini sebagian besar terdiri dari air dan ditambah sejumlah mikroorganisme.
Beberapa perempuan melaporkan mereka merasakan peningkatan keluarnya keputihan bening dan encer saat berolahraga. Jika ini terjadi tanpa gejala lain, kamu tidak perlu khawatir karena tubuh hanya melakukan apa yang biasa dilakukan.
Latihan berdampak tinggi, seperti lari, dapat memicu keluarnya keputihan. Kalau kamu merasa tidak nyaman, kamu bisa menggunakan panty liner.
Yang perlu kamu perhatikan, apabila keputihan disertai dengan gejala lain seperti kemerahan atau rasa gatal, itu bisa menandakan ketidakseimbangan pH, infeksi jamur, atau infeksi bakteri pada vagina.
2. Menjelang menstruasi
Keputihan setelah berolahraga juga bisa dipengaruhi oleh siklus menstruasi, dengan cairan mengalami peningkatan sekitar masa ovulasi.
Peningkatan ini tidak selalu berhubungan dengan olahraga, tetapi kamu mungkin melihat lebih banyak cairan di celana dalam usai berolahraga.
Keputihan yang sehat berwarna bening atau putih dan tidak berbau menyengat. Selama keputihan terlihat seperti ini, seharusnya kamu tidak perlu khawatir.
3. Infeksi jamur
Kamu harus waspada apabila kamu mengamati adanya perubahan pada keputihan. Salah satu kemungkinan penyebab keluarnya cairan ekstra selama atau setelah berolahraga adalah infeksi.
Banyak perempuan yang mengalami infeksi jamur karena terlalu banyak berolahraga. Ini bisa terjadi karena terlalu lama menggunakan pakaian olahraga yang lembap karena keringat, yang mana ini menciptakan lingkungan yang hangat dan lembap dan akhirnya memungkinkan jamur tumbuh.
Gejala infeksi jamur meliputi keluarnya cairan yang terlihat kental dan putih seperti keju cottage. Kamu mungkin juga merasakan gatal dan nyeri pada vagina saat buang air kecil atau berhubungan seksual. Gatal biasanya dirasakan di bagian luar vulva.
Kalau mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera buat janji temu dengan dokter spesialis kandungan untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
4. Peningkatan aliran darah
Saat berolahraga, aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk area genital, akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan kelenjar di vagina menghasilkan lebih banyak cairan, yang kemudian keluar sebagai keputihan.
Kegiatan seperti berlari, bersepeda, atau berjalan dapat membantu meningkatkan sirkulasi. Keputihan mungkin juga terjadi saat kamu melakukan peregangan sebelum dan sesudah berolahraga.
5. Keringat
Keringat yang terperangkap di area genital dapat menjadi tempat berkembang biaknya jamur dan bakteri, yang dapat menyebabkan keputihan.
Saat berolahraga, area vulva dan vagina akan mengeluarkan keringat yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada area tersebut.
Gejalanya mungkin termasuk:
- Vagina gatal.
- Kemerahan pada vagina.
- Iritasi pada vagina.
- Gesekan pada vagina.
- Bau vagina yang kuat.
6. Gesekan
Gesekan antara pakaian dan vagina saat berolahraga dapat mengiritasi area tersebut dan menyebabkan keputihan.
Gesekan dapat mengiritasi lapisan vagina, menyebabkan keluarnya cairan yang biasanya bening, putih, atau agak merah muda. Ini adalah cara tubuh mencoba menyembuhkan dan melindungi jaringan yang teriritasi.
Berolahraga dapat menyebabkan selangkangan berkeringat, dan tergantung pada apa yang kamu kenakan, ini dapat menyebabkan iritasi vulva.
Kamu disarankan untuk memilih pakaian olahraga yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat atau antibakteri. Disarankan juga untuk segera mandi atau mengganti pakaian yang basah karena keringat segera setelah tubuh mendingin.
Meskipun berolahraga tidak dapat menyebabkan infeksi, tetapi terlalu lama mengenakan pakaian yang lembap dapat menyebabkan infeksi.
Kalau kamu mengalami gejala seperti aroma vagina menyengat atau tidak sedap, sensasi terbakar, atau gejala lainnya, buatlah janji temu dengan dokter spesialis kandungan.
Referensi
Livestrong. Diakses pada Juli 2024. 3 Reasons You Might Have Vaginal Discharge After Working Out.
Times of India. Diakses pada Juli 2024. Running for women: How running can affect your breasts and uterus.
Henry Ford Health. Diakses pada Juli 2024. How To Boost Your Circulation (And Why It's Important!).
Healthline. Diakses pada Juli 2024. Exercise and Vaginal Discomfort: What’s Really Going On.
PH-D Feminine Health. Diakses pada Juli 2024. How to Prevent Feminine Odor When Working Out.