5 Perbedaan Atelophobia dan Perfeksionisme, Jangan Asal Mendiagnosa!

Keduanya mirip, namun tidak sama

Pernah bertemu atau melihat orang yang selalu takut gagal? Kenal dengan seseorang yang selalu ingin menjadi sempurna dalam segala hal? Atau ternyata kamu sendiri yang merasakan hal tersebut? Benar, sebagai manusia normal tentu sangat wajar jika kamu memiliki kecenderungan untuk menjadi yang terbaik. Namun, tahukah kamu jika sebenarnya ada beberapa orang yang memiliki ketakutan berlebihan terhadap kegagalan atau ketidaksempurnaan.

Istilah yang mungkin paling familiar untuk orang seperti itu adalah perfeksionis. Si paling sempurna dan tidak ingin ada kekurangan sedikitpun. Selain itu, ada juga istilah atelophobia, yang menggambarkan kondisi mirip, yaitu merasa takut gagal dan menjadi tidak sempurna. Lalu, apakah ada perbedaan antara atelophobia dengan perfeksionisme? Yuk, simak artikelnya sampai selesai.

1. Gambaran atau deskripsi

5 Perbedaan Atelophobia dan Perfeksionisme, Jangan Asal Mendiagnosa!ilustrasi orang cemas (pexels.com/SHVETS production)

Dilansir Healthline, atelophobia sering disebut sebagai perfeksionisme. Namun, Gail Saltz, seorang profesor psikiatri di Rumah Sakit Presbyterian New York Weill-Cornell Medical College mengatakan bahwa atelophobia sebenarnya lebih dari itu. Phobia ini merupakan ketakutan irasional yang nyata untuk melakukan kesalahan.

Pemilik atelophobia akan berpikir tentang rasa takut melakukan kesalahan dengan cara apa pun. Hal ini membuat mereka menghindari melakukan sesuatu karena lebih suka tidak melakukan apa pun daripada mengambil risiko kesalahan. Atelophobia sering kali mengarah pada penilaian dan evaluasi negatif yang terus-menerus sehingga kamu tidak percaya bahwa kamu melakukan sesuatu dengan sempurna, benar, atau dengan cara yang benar.

Sementara, perfeksionisme lebih mengarah pada sifat kepribadian seseorang yang ambisius untuk selalu ingin melakukan yang terbaik dan menjadi sempurna. Seorang perfeksionis takut akan ketidaksempurnaan, dan menyamakan kesalahan apa pun sebagai kekurangan pribadi. Seorang perfeksionis umumnya sangat sensitif terhadap kritik, namun mereka tetap akan melakukan dan mengambil risiko walaupun harus menunda dan menunggu waktu yang tepat untuk mengerjakan sesuatu.  

2. Keterkaitan dengan kesehatan mental

5 Perbedaan Atelophobia dan Perfeksionisme, Jangan Asal Mendiagnosa!ilustrasi orang takut gagal (pexels.com/Liza Summer)

Atelophobia adalah suatu kondisi kesehatan mental. Ini adalah jenis gangguan kecemasan yang diklasifikasikan sebagai fobia spesifik, yaitu ketakutan yang intens dan tidak rasional terhadap sesuatu yang tidak menimbulkan ancaman. Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD), bisa jadi pernah mengalami atelophobia, karena mereka memiliki gejala berupa pemikiran obsesif untuk memiliki sesuatu yang sempurna, simetris, terorganisir, dan selalu ingin mengontrol hal-hal tertentu.

Sedangkan untuk perfeksionisme, beberapa ahli berpendapat bahwa ini dapat mengarahkan seseorang untuk mengalami gangguan mental. Akan tetapi, perfeksionisme bukanlah gangguan mental itu sendiri. Kebanyakan, perfeksionisme lahir dari perasaan rendah diri dan kecemasan, yang menyebabkan kurangnya rasa kepuasan diri. Jika dibiarkan terus menerus, apalagi ditambah keadaan lingkungan yang tidak mendukung, perfeksionisme ini dapat menyebabkan depresi, anxiety disorder, hingga eating disorder.

Baca Juga: 5 Tips Menghentikan Sikap Perfeksionis di Tempat Kerja, Terapkan!

3. Faktor pendorong

5 Perbedaan Atelophobia dan Perfeksionisme, Jangan Asal Mendiagnosa!ilustrasi memikul beban kegagalan (pexels.com/Monstera Production)

Faktor pendorong atelophobia adalah ketakutan terhadap kegagalan. Perasaan takut tersebut muncul sangat intens hingga dapat menganggu kemampuan seseorang dalam menjalani hidup. Dokter Aimee Daramus, melalui Verywell Mind mengatakan ada beberapa hal yang berpotensi menyebabkan atelophobia, yaitu:

  1. Trauma: jika pernah mengalami hal traumatik saat melakukan sebuah kesalahan
  2. Pola asuh: jika dibesarkan oleh orang tua atau pengasuh yang perfeksionis, terutama jika mereka menarik kasih sayang atau persetujuan mereka jika tidak melakukan sesuatu dengan baik
  3. Toxic situations: situasi atau keadaan yang tidak sehat, tidak suportif, sehingga seseorang merasa sangat takut untuk melakukan kesalahan

Sementara, perfeksionisme didorong oleh keinginan untuk mencapai prestasi, kehebatan, atau kesempurnaan. Seperti yang dijelaskan pada poin-poin sebelumnya bahwa orang yang perfeksionis akan menganggap kesalahan atau kegagalan sebagai kekurangan. Sehingga, perfeksionisme sebenarnya dapat memicu hal yang positif sekaligus hal yang negatif jika disalurkan dengan cara yang salah. 

4. Gejala atau tanda-tanda yang muncul

5 Perbedaan Atelophobia dan Perfeksionisme, Jangan Asal Mendiagnosa!ilustrasi tulisan anxiety (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Seseorang yang memiliki atelophobia dapat mengalami gejala fisik dan emosional dari kecemasan dan kepanikan yang dirasakan. Rasa takut terhadap kegagalan yang sangat intens kemunculannya dapat mengganggu pikiran, mereka bahkan memilih tidak melakukan apa pun sama sekali daripada harus melakukan kesalahan. Dalam beberapa kasus, penderita atelophobia juga mungkin harus mengonsumsi obat, seperti anti-depresan. 

Sementara, perfeksionisme pada dasarnya tidak terlalu melemahkan dan ekstrem seperti atelophobia. Perfeksionisme tidak secara langsung mengubah atau mengganggu fisik seseorang. Mereka mungkin tidak akan mengalami serangan panik saat merasa takut gagal. Sehingga gejala atau tanda-tanda yang ada tidak terlalu banyak.

5. Dampak yang ditimbulkan

5 Perbedaan Atelophobia dan Perfeksionisme, Jangan Asal Mendiagnosa!ilustrasi orang panik (pexels.com/Ron Lach)

Atelophobia dapat mengganggu fungsi sehari-hari. Orang yang memiliki atelophobia mungkin akan menghindari situasi yang mungkin akan mengecewakan. Mereka akan menghindari pekerjaan, tugas, atau keadaannya lainnya dimana mereka mungkin akan menjadi tidak sempurna. Bahkan, mereka akan menghindari orang-orang yang mungkin menyadari berbagai kesalahan atau kegagalan yang mereka alami. 

Sementara, perfeksionisme tidak memberikan dampak yang terlalu besar dan cepat sebagaimana yang terjadi dengan pemilik atelophobia. Namun, uniknya, beberapa orang justru menerima perfeksionisme sebagai sebuah kehormatan. Sehingga, mereka menjadikan perfeksionisme ini sebagai sebuah motivasi untuk terus melakukan segala hal dengan maksimal. 

Merasa terbebani oleh rasa takut akan ketidaksempurnaan dapat sangat memengaruhi kehidupan kamu. Selalu khawatir akan melakukan kesalahan atau tidak cukup baik, dapat melumpuhkan dan menghalangi kamu untuk melakukan banyak tugas di tempat kerja, di rumah, dan dalam kehidupan pribadi. Jangan ragu untuk mencari pertolongan jika kamu merasa membutuhkan, ya!

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Mengalami Atelophobia, Jangan Sepelekan!

Shera Suprapto Photo Verified Writer Shera Suprapto

Terima kasih sudah membaca artikel saya :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ken Ameera

Berita Terkini Lainnya