ilustrasi tes darah (pixabay.com/fernandozhiminaicela)
Pengujian patologis menjadi salah satu langkah guna mengenali gejala keracunan arsenik. Pemantauan dilakukan dengan menguji sampel individu terpapar melalui darah, urine, rambut, dan kuku.
Tes urine harus dilakukan dalam jangka waktu 1-2 hari setelah paparan untuk mengetahui secara akurat kapan keracunan terjadi. Sementara itu, uji arsenik pada rambut dan kuku untuk mengetahui tingkat paparan bisa dilakukan dalam periode 12 bulan.
Sebagai catatan, tes di atas hanya untuk mengetahui seseorang mengalami risiko keracunan arsenik. Namun, tidak dapat mendeteksi gejala kesehatan yang mungkin ditimbulkan.
Adapun tindakan penanganan disesuaikan dengan kondisi individu yang terpapar ataupun terkena racun arsenik. Metodenya termasuk:
- Melepaskan pakaian yang terkontaminasi arsenik
- Membilas kulit secara menyeluruh
- Transfusi darah
- Pemberian obat jantung apabila racun telah menyebabkan kegagalan fungsi jantung
- Suplemen mineral guna menurunkan risiko masalah irama jantung
- Pengamatan fungsi ginjal.
Irigasi usus mungkin dilakukan apabila keracunan terjadi melalui makanan, minuman, atau bentuk konsumsi lainnya. Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan cairan khusus yang menghilangkan jejak arsenik sehingga tidak terserap usus.
Selain irigasi usus, tindakan terapi khelasi juga menjadi opsi perawatan. Terapi khelasi menggunakan bahan kimia tertentu, seperti dimercaptosuccinic acid dan dimercaprol, untuk mengisolasi arsenik dari protein darah.