Cara Resusitasi Jantung Paru atau CPR yang Benar, Wajib Tahu!

Lakukan kompresi dada dengan benar

Resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan pernapasan. Upaya ini berfungsi untuk memberikan asupan oksigen dan sirkulasi darah ke organ tubuh.

RJP bisa dilakukan untuk orang yang mengalami serangan jantung, kecelakaan, atau tenggelam. Pandemi COVID-19 juga membuat prosedur RJP yang benar makin dibutuhkan karena infeksi COVID-19 menyerang saluran pernapasan. 

1. Cara melakukan RJP

Cara Resusitasi Jantung Paru atau CPR yang Benar, Wajib Tahu!ilustrasi nadi karotis (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Menurut Kementerian Kesehatan RI, berikut cara melakukan RJP yang benar:

  • Pastikan orang yang ingin ditolong mengalami kehilangan kesadaran. Kamu bisa memanggil orang tersebut dengan nada yang cukup keras disertai dengan tepukan pada dada atau bahu.
  • Jika orang tersebut tidak merespons, periksa nadi karotis yang terletak di leher sebelah kanan atau kiri. Gunakan dua jari dan raba selama 10 detik untuk memastikan denyut nadi. Untuk pasien laki-laki, letakkan jari di sekitar jakun, sedangkan untuk pasien perempuan geser jari ke kanan atau kiri hingga menemukan otot sternoclidomastoideus
  • Jika kamu tidak menemukan nadi karotis, segera hubungi bantuan medis di nomor 119. Jika di sekitar kamu terdapat alat automated external defibrillator (AED), segera lakukan RJP dengan alat tersebut. 
  • Tahap awal RJP dimulai dengan membuka jalan pernapasan pasien dengan menengadahkan kepala pasien. Setelah itu, lakukan kompresi dada disertai tekanan dengan kekuatan penuh dan berirama. kompresi dada dilakukan di setengah bawah dari tulang dada.  

2. Cara melakukan kompresi dada yang benar

Cara Resusitasi Jantung Paru atau CPR yang Benar, Wajib Tahu!ilustrasi kompresi dada (cpr.heart.org)

Penting untuk diingat bahwa kompresi dada harus dilakukan dengan benar. RJP dilakukan dengan kedalaman tekanan 5 sentimeter (cm), ritme 100-120 kali/menit, tanpa interupsi, disertai dengan memberi bantuan pernapasan sebanyak dua kali setelah melakukan 30 kompresi dada. 

Pemberian RJP sangat diperlukan bagi penderita henti jantung. Upaya RJP bisa memberikan sirkulasi darah dan suplai oksigen menuju otak dan otot jantung. Ini akan menolong pasien yang mengalami masalah kardiovaskular.  

Baca Juga: Mengapa Kerumunan Bisa Picu Henti Jantung? Ini Penjelasannya

3. Penyakit kardiovaskular menjadi kasus paling mematikan

Cara Resusitasi Jantung Paru atau CPR yang Benar, Wajib Tahu!ilustrasi gangguan jantung (pexels.com/freestocks.org)

Penyakit kardiovaskular menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan. Ini menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Mengutip laman resmi Kemenkes, angka kematian dari tahun 1990 hingga 2013 meningkat sebanyak 46 persen.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan akan ada 23,6 juta kasus kematian akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2030. Salah satu kasus paling mematikan dari penyakit kardiovaskular adalah jantung yang berhenti mendadak.

Itulah cara melakukan resusitasi jantung paru atau CPR dengan benar, upaya untuk menyelamatkan seseorang dari kematian. Pastikan kamu melakukan RJP dengan benar agar tidak membahayakan pasien.

Baca Juga: 7 Pertolongan Pertama saat Asam Lambung Naik, Jangan Panik!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya