9 Gejala Kekurangan Zat Tembaga, Salah Satunya Sering Sakit

Tembaga berperan penting dalam kesehatan tulang

Tembaga merupakan mineral penting yang punya banyak peran dalam tubuh. Mineral ini membantu menjaga kesehatan metabolisme, tulang, serta memastikan sistem saraf bisa bekerja dengan baik.

Walaupun kekurangan atau defisiensi tembaga termasuk jarang terjadi, tetapi bukan berarti tidak bisa terjadi. Tidak mengonsumsi cukup tembaga dapat menyebabkan kekurangan atau defisiensi tembaga, dan ini bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Berikut ini beberapa gejala kekurangan tembaga yang harus kamu ketahui. 

1. Merasa lemah dan lesu

Tembaga penting untuk menyerap zat besi dari usus. Saat kadar tambaga rendah, tubuh mungkin menyerap lebih sedikit zat besi. Jika terus terjadi, ini bisa menyebabkan anemia defisiensi besi, kondisi saat tubuh tidak mampu membawa cukup oksigen ke jaringan-jaringannya. Kekurangan oksigen bisa membuat lemah dan mudah lelah.

Beberapa uji coba hewan menunjukkan bahwa kekurangan tembaga dapat menyebabkan anemia.

Selain itu, sel menggunakan tembaga untuk menghasilkan adenosin trifosfat (ATP), sumber energi utama tubuh. Artinya, kekurangan tembaga dapat memengaruhi tingkat energi, yang lagi-lagi menyebabkan kelelahan dan kelemahan.

Mengonsumsi makanan kaya akan tembaga dapat membantu mengatasi anemia yang disebabkan oleh kekurangan tembaga.

2. Sering sakit

9 Gejala Kekurangan Zat Tembaga, Salah Satunya Sering Sakitilustrasi sakit (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Orang yang sering sakit mungkin mengalami kekurangan tembaga dalam tubuh. Ini karena tembaga berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Menurut laporan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, saat kadar tembaga rendah, tubuh akan kesulitan untuk menghasilkan sel-sel imun. Ini dapat mengurangi jumlah sel darah putih sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Tidak hanya itu, beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa kekurangan tembaga bisa secara dramatis mengurangi produksi neutrofil. Ini merupakan sel darah putih yang bertindak sebagai garis pertahanan pertama tubuh.

3. Tulang lemah dan rapuh

Osteoporosis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tulang lemah dan rapuh. Penyakit ini menjadi lebih umum seiring penuaan dan dikaitkan dengan kekurangan tembaga.

Sebagai contoh, sebuah analisis dari delapan penelitian serta melibatkan lebih dari 2.100 orang menemukan bahwa orang dengan osteoporosis memiliki kadar tembaga yang lebih rendah daripada orang dewasa yang sehat (Biological Trace Element Research, 2014).

Tembaga terlibat dalam proses yang menciptakan ikatan silang di dalam tulang. Ikatan silang ini memastikan tulang menjadi sehat dan kuat.

Baca Juga: Osteoartritis Tulang Belakang, Cegah dengan Hidup Sehat

4. Menyebabkan masalah memori dan pembelajaran

9 Gejala Kekurangan Zat Tembaga, Salah Satunya Sering Sakitilustrasi sulit berkonsentrasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kekurangan tembaga bisa menyebabkan kesulitan untuk belajar dan mengingat. Hal ini dapat terjadi karena tembaga berperan penting dalam fungsi dan perkembangan otak.

Tembaga digunakan oleh enzim yang membantu memasok energi ke otak. Selain itu, tembaga juga membantu sistem pertahanan otak dan menyampaikan sinyal ke tubuh (Progress in Neurobiology, 2014).

Oleh karena itu, kekurangan tembaga telah dikaitkan dengan penyakit yang menghambat perkembangan otak atau memengaruhi kemampuan untuk belajar dan mengingat, seperti penyakit Alzheimer.

5. Kesulitan berjalan

Orang yang kekurangan tembaga dilaporkan merasa lebih sulit berjalan dengan benar. Hal ini berkaitan dengan kesehatan sumsum tulang belakang.

Enzim menggunakan tembaga untuk menjaga kesehatan optimal sumsum tulang belakang. Beberapa enzim membantu melindungi sumsum tulang belakang, sehingga sinyal dapat disampaikan antara otak dan tubuh (Journal of Neurology, 2010).

Kekurangan tembaga dapat menyebabkan enzim-enzim ini tidak bekerja secara efektif, sehingga mengurangi isolasi sumsum tulang belakang. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan sinyal tidak dapat disampaikan secara efisien.

Penelitian lampau terhadap hewan menemukan bahwa kekurangan tembaga dapat mengurangi isolasi sumsum tulang belakang sebanyak 56 persen.

Berjalan diatur oleh sinyal antara otak dan tubuh. Ketika sinyal-sinyal ini terpengaruh, kekurangan tembaga dapat menyebabkan hilangnya koordinasi dan ketidakstabilan.

6. Sensitivitas terhadap dingin

9 Gejala Kekurangan Zat Tembaga, Salah Satunya Sering SakitIlustrasi kedinginan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Orang yang kekurangan tembaga mungkin merasa lebih sensitif terhadap suhu dingin. Tembaga, bersama dengan mineral lain seperti zink, membantu menjaga fungsi kelenjar tiroid tetap optimal.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kadar hormon tiroid T3 dan T4 terkait erat dengan kadar tembaga. Ketika kadar tembaga dalam darah rendah, kadar hormon tiroid ini turun. Akibatnya, kelenjar tiroid tidak dapat bekerja secara efektif (Journal of Trace Elements in Medicine and Biology, 2016; Biological Trace Element Research, 2014).

Mengingat kelenjar tiroid membantu mengatur metabolisme dan produksi panas, kadar hormon tiroid yang rendah dapat membuat kamu lebih mudah merasa kedinginan.

Faktanya, diperkirakan lebih dari 80 persen orang dengan kadar hormon tiroid rendah merasa lebih sensitif terhadap suhu dingin (Hippokratia, 2010).

7. Kulit pucat

Warna kulit sangat ditentukan oleh pigmen melanin. Pada orang berkulit terang jumlah melaninnya lebih sedikit, sedangkan pada kulit gelap jumlah melaninnya lebih banyak.

Menariknya, tembaga digunakan oleh enzim yang menghasilkan melanin. Oleh karena itu, kekurangan tembaga dapat memengaruhi produksi pigmen ini sehingga menyebabkan kulit pucat.

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian berbasis manusia yang menyelidiki hubungan antara kulit pucat dan kekurangan tembaga.

8. Uban muncul lebih cepat

9 Gejala Kekurangan Zat Tembaga, Salah Satunya Sering Sakitilustrasi uban muncul pada usia muda (freepik.com/stockking)

Warna rambut juga dipengaruhi oleh melanin. Mengingat kadar tembaga yang rendah dapat memengaruhi pembentukan melanin, kekurangan tembaga dapat menyebabkan tumbuh uban lebih cepat.

Meskipun ada beberapa penelitian tentang kekurangan tembaga dan pembentukan pigmen melanin, tetapi hampir tidak ada studi yang mengamati hubungan khusus antara kekurangan tembaga dan rambut beruban. Jadi, butuh penelitian lebih lanjut.

9. Kehilangan penglihatan

Kekurangan tembaga dalam jangka panjang bisa menyebabkan kehilangan penglihatan.

Tembaga digunakan oleh banyak enzim yang membantu memastikan sistem saraf bekerja dengan baik. Kekurangan tembaga dapat menyebabkan masalah pada sistem saraf, termasuk kehilangan penglihatan (American Journal of Neuroradiology, 2006).

Tampaknya kehilangan penglihatan akibat kekurangan tembaga lebih sering terjadi pada orang yang pernah menjalani operasi pada saluran pencernaan, seperti operasi bypass lambung, karena operasi tersebut dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap tembaga (Archives of Neurology, 2009).

Meskipun ada beberapa bukti bahwa kehilangan penglihatan yang disebabkan oleh kekurangan tembaga bisa disembuhkan, tetapi penelitian lain menunjukkan tidak ada perbaikan penglihatan setelah meningkatkan asupan tembaga.

Defisiensi tembaga sangat jarang terjadi, mengingat zat gizi ini bisa didapat dari banyak makanan.

Contoh makanan sumber tembaha antara lain: hati sapi, tiram, hati domba, cumi-cumi, cokelat hitam, lobster, oat, biji wijen, kacang mete, biji bunga matahari, jamur, almon, dan lain-lain.

Tembaga memiliki peran yang sangat penting untuk kesehatan tulang, otak, dan tubuh secara keseluruhan. Yuk, jaga kadar tembaga dalam tubuh dengan mempraktikkan pola makan sehat bergizi seimbang setiap hari!

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Menurut Pakar

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya