3 Jenis Gangguan Pendengaran, Kenali Perbedaannya

Bisa menyerang bagian tengah atau dalam telinga

Intinya Sih...

  • Mengetahui jenis-jenis gangguan pendengaran serta tanda dan gejalanya dapat membantu deteksi dini dan penanganan yang tepat.
  • Ada tiga jenis utama gangguan pendengaran, yaitu gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran sensorineural, dan gangguan pendengaran campuran.

Pendengaran yang sehat adalah aset berharga bagi setiap individu. Namun, seperti halnya organ tubuh lainnya, pendengaran dapat terganggu oleh berbagai faktor.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 5 persen populasi dunia, atau sekitar 430 juta orang, memerlukan rehabilitasi untuk mengatasi gangguan pendengaran yang mereka alami.

Mengetahui jenis-jenis gangguan pendengaran serta tanda dan gejalanya dapat membantu deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Secara umum, ada tiga jenis utama gangguan pendengaran, yaitu gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran sensorineural, dan gangguan pendengaran campuran. Mari mengenalinya satu per satu.

1. Gangguan pendengaran konduktif

Menurut American Speech Language Hearing Association, pada gangguan pendengaran konduktif, gelombang suara tidak dapat mencapai telinga bagian dalam (koklea).

Gelombang suara mungkin tidak sampai ke koklea karena adanya kotoran telinga, benda asing di saluran telinga, atau kerusakan gendang telinga. Selain itu, telinga tengah bisa terinfeksi, mengalami deformasi tulang, atau terisi cairan.

Gangguan pendengaran konduktif dapat diobati dengan metode medis atau bedah, meskipun pilihan ini tidak bisa dilakukan untuk semua orang.

Anak-anak yang mengalami infeksi telinga berulang atau memasukkan benda asing ke dalam saluran telinga mungkin mengalami gangguan pendengaran konduktif.

2. Gangguan pendengaran sensorineural

3 Jenis Gangguan Pendengaran, Kenali Perbedaannyailustrasi masalah telinga (freepik.com/stockking)

Gangguan pendengaran sensorineural adalah jenis gangguan pendengaran yang paling umum.

Dilansir Johns Hopkins Medicine, jenis gangguan ini terjadi ketika koklea atau saraf pendengaran mengalami kerusakan. Ini umumnya terjadi ketika beberapa sel rambut koklea rusak.

Penuaan, cedera, penyakit, pengobatan tertentu, dan paparan suara keras dari waktu ke waktu dapat menjadi penyebab gangguan ini.

Beberapa orang juga mungkin mengalami gangguan pendengaran sensorineural yang diturunkan secara genetik dari orang tuanya.

Berbeda dengan gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran sensorineural tidak dapat diobati melalui pembedahan atau pengobatan.

Alat bantu dengar lebih efektif bagi orang-orang dalam kategori ini karena saraf pendengaran dan sel-sel rambut telinga mereka telah terpengaruh.

3. Gangguan pendengaran campuran

Menurut studi, ada kemungkinan seseorang mengalami sedikit gangguan pendengaran sensorineural dan konduktif. Beberapa orang awalnya mengalami gangguan pendengaran sensorineural dan kemudian berkembang menjadi gangguan pendengaran konduktif (Sage Journal, 2019).

Ini artinya, ada masalah pada telinga luar dan tengah, baik itu pada koklea atau saraf pendengaran.

Orang dengan gangguan pendengaran campuran mungkin akan mengalami berbagai gejala yang terkait dengan kedua jenis gangguan pendengaran tersebut.

Baca Juga: 7 Obat yang Bisa Menyebabkan Gangguan Pendengaran

4. Perbedaan gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural

3 Jenis Gangguan Pendengaran, Kenali Perbedaannyailustrasi anak menutup telinga (pexels.com/Monstera)

Perbedaan mendasar antara gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural terletak pada lokasi kerusakan yang mendasarinya.

Gangguan pendengaran konduktif terjadi di telinga luar atau tengah, sedangkan gangguan pendengaran sensorineural terjadi di koklea atau saraf pendengaran.

Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan penanganan yang sesuai.

Gangguan pendengaran konduktif umumnya dapat diperbaiki secara langsung, sementara gangguan sensorineural membutuhkan penanganan yang lebih kompleks.

5. Diagnosis

Diagnosis gangguan pendengaran melibatkan serangkaian tes pendengaran yang dilakukan oleh profesional kesehatan, seperti dokter spesialis THT atau audiolog.

Beberapa jenis tes yang dilakukan meliputi:

  • Pemeriksaan fisik: Ini dapat dilakukan untuk memeriksa telinga apakah ada penyumbatan kotoran telinga, infeksi, atau kelainan struktur tulang.
  • Tes skrining umum: Ini melibatkan menutup satu telinga terlebih dahulu sebelum telinga lainnya untuk memeriksa seberapa baik mendengar kata-kata dan volume yang berbeda.
  • Tes garpu tala (Rinne dan Weber): Menggunakan logam bercabang dua untuk menguji pendengaran. Setelah dipukul dan mulai bergetar, dokter mungkin meletakkannya di tulang belakang telinga agar getarannya dapat menunjukkan dengan tepat di mana letak gangguan pendengaran.
  • Tes audiometer: Kamu memakai headphone dan mendengarkan suara di telinga. Audiolog adalah pilihan terbaik untuk membuat diagnosis karena mereka dilatih untuk mengukur suara yang kamu dengar.

6. Kapan harus ke dokter?

3 Jenis Gangguan Pendengaran, Kenali Perbedaannyailustrasi kerusakan telinga (freepik.com/stockking)

Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala gangguan pendengaran.

Contohnya kesulitan mendengar, tinitus (denging dalam telinga), dan perasaan penuh atau sumbatan pada telinga.

Makin cepat gangguan pendengaran didiagnosis, maka makin efektif penanganannya. Penundaan konsultasi dapat memperburuk kondisi dan mengurangi kualitas hidup.

Pendengaran adalah indra yang penting bagi kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman yang tepat, kamu bisa mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang sesuai untuk menjaga pendengaran tetap sehat.

Baca Juga: Apakah Gendang Telinga Pecah Bisa Sembuh Sendiri?

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya