Studi: Makanan Ultra Proses Bisa Sebabkan Kematian Dini

Ada 32 gangguan kesehatan yang mengintai

Intinya Sih...

  • Makanan ultra proses berhubungan dengan risiko 32 masalah kesehatan, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, pencernaan, dan gangguan pernapasan.
  • Konsumsi makanan ultra proses menyumbang hingga 58 persen dari asupan kalori harian di negara-negara berpenghasilan tinggi maupun rendah.
  • Makanan ultra proses mengandung bahan kimia yang diekstraksi dari makanan untuk meningkatkan rasa, tekstur, penampilan, dan daya tahan.

Sering mengonsumsi makanan ultra proses seperti soda, permen, daging kemasan, dan keripik kentang dikaitkan dengan peningkatan risiko 32 masalah kesehatan.

Masalah kesehatan tersebut termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, pencernaan, dan gangguan pernapasan, depresi, kecemasan, hingga kematian dini.

Temuan ini diungkapkan dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The BMJ pada 28 Februari 2024.

Studi tersebut menemukan bahwa konsumsi makanan ultra proses menyumbang hingga 58 persen dari asupan kalori harian di negara-negara berpenghasilan tinggi, maupun negara-negara berpendapatan menengah dan rendah. 

1. Kandungan dalam makanan kemasan yang berpotensi bahaya

Studi: Makanan Ultra Proses Bisa Sebabkan Kematian Diniilustrasi makanan kemasan (unsplash.com/Denny Müller)

Makanan ultra proses (ultra-processed) sebagian besar terbuat dari bahan kimia yang diekstraksi dari makanan. Penggunaan zat tersebut bertujuan untuk membuat meningkatkan rasa, tekstur, penampilan, dan daya tahan.

Beberapa contoh makanan ultra proses termasuk mi instan, makanan siap saji, dan makanan ringan dalam kemasan.

Makanan tersebut telah diproses secara industri, dengan tambahan rasa dan warna, serta memiliki kandungan garam, lemak, dan gula yang tinggi. Makanan ultra proses juga memiliki jumlah vitamin yang rendah.

2. Makanan ultra proses meningkatkan risiko berbagai penyakit

Studi: Makanan Ultra Proses Bisa Sebabkan Kematian Diniilustrasi nyeri dada (freepik.com/jcomp)

Temuan penelitian baru ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara mengonsumsi makanan olahan dalam jumlah besar dan berkembangnya sejumlah masalah kesehatan.

Para peneliti melaporkan ada “bukti yang meyakinkan” tentang kondisi berikut yang terkait dengan konsumsi makanan ultra-proses:

  • Risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular sekitar 50 persen lebih tinggi.
  • Risiko kecemasan dan kondisi kesehatan mental umum hingga 53 persen lebih tinggi.
  • Risiko diabetes tipe 2 sekitar 12 persen lebih besar.

Selain itu, para peneliti mempunyai "bukti yang sangat sugestif" mengenai hal-hal berikut:

  • Risiko kematian 21 persen lebih besar karena sebab apa pun.
  • Peningkatan risiko kematian terkait penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan tidur sebesar 40–66 persen.
  • Risiko depresi 22 persen lebih tinggi.

Baca Juga: Studi: Merokok Bisa Memperbanyak Lemak Perut

3. Dampak makanan ultra proses pada kesehatan mental

Studi: Makanan Ultra Proses Bisa Sebabkan Kematian Diniilustrasi depresi (unsplash.com/Nik Shuliahin 💛💙)

Peningkatan risiko gangguan tidur, kecemasan, depresi, dan gangguan kesehatan mental umum yang ditimbulkan oleh makanan ultra proses. Dilansir Healthline, ini berhubungan dengan bagaimana makanan tersebut berinteraksi dengan tubuh kamu.

Ada empat faktor utama yang memengaruhi hal ini, yaitu lonjakan dan penurunan glukosa, ketidakseimbangan usus, peradangan, dan kekurangan nutrisi karena kekurangan vitamin.

Karena makanan ultra proses mengandung gula tambahan yang sangat tinggi, perubahan regulasi glukosa yang ekstrem dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Hal ini juga bisa membuat kamu mudah tersinggung, yang seiring waktu dapat menyebabkan depresi.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra proses dikaitkan dengan 32 masalah kesehatan, termasuk kanker, penyakit jantung, diabetes tipe 2, depresi, hingga kematian dini.

Para peneliti mengatakan bahwa mengonsumsi makanan ultra proses dalam jumlah besar dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Baca Juga: Studi: Puasa Ramadan Memengaruhi Jumlah Mikrobiota Usus

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya