Navigator Pasien Kanker (NAPAK) Resmi Hadir di Indonesia

Bantu pasien dalam perawatan kanker

Navigator Pasien Kanker atau NAPAK baru saja perayaan kelulusan angkatan pertama dari program pelatihan NAPAK pada Kamis (2/5/2024). Ini merupakan program kolaborasi antara Roche, RS Kanker Dharmais, dan Tata Memorial Centre yang berkomitmen sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kanker di Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menggarisbawahi pentingnya kemitraan ini dalam transformasi sistem kesehatan Indonesia. Harapannya, ini menjadi langkah awal untuk membantu mengoptimalisasi layanan perawatan kanker di seluruh wilayah Indonesia.

1. Peran NAPAK dalam perawatan kanker

Navigator Pasien Kanker (NAPAK) Resmi Hadir di IndonesiaIlustrasi Pasien (pexels.com/Anna Shvets)

Peran NAPAK bertujuan untuk menghilangkan hambatan sistem layanan kesehatan yang sering dihadapi pasien kanker di Indonesia. 

Dengan program pelatihan komprehensif yang dikembangkan oleh Roche, RS Kanker Dharmais, dan Tata Memorial Centre, NAPAK diberdayakan untuk membantu pasien dan keluarga mengatasi kendala dalam perjalanan pengobatan kanker.

Melalui integrasi NAPAK dalam sistem perawatan kanker, ini diharapkan bisa meningkatkan akses dan kualitas perawatan. Tak hanya itu, kehadiran NAPAK juga diharapkan bisa memastikan kepatuhan pasien terhadap protokol pengobatan.

2. Konsep navigasi pasien dikenalkan sejak 1990

Konsep navigasi pasien awalnya diperkenalkan oleh Dr. Harold Freeman (1990) di Harlem, Amerika Serikat. Ini dirancang untuk mengatasi hambatan dalam mendapatkan skrining, diagnosis, pengobatan dan perawatan paliatif yang tepat waktu.

Navigasi pasien didefinisikan sebagai bantuan individual yang ditawarkan kepada pasien, keluarga, dan perawat untuk membantu mengatasi hambatan tersebut.

Hingga saat ini, sudah ada 21 orang NAPAK yang tersedia untuk membantu pasien-pasien kanker. Para lulusan ini datang dari enam rumah sakit negeri dan satu rumah sakit swasta di Indonesia.

Baca Juga: Para Ahli Sarankan Skrining Kanker Payudara Mulai Usia 40 Tahun

3. Para peserta NAPAK mendapatkan pelatihan dari ahli

Navigator Pasien Kanker (NAPAK) Resmi Hadir di Indonesiailustrasi kelulusan peserta NAPAK (dok. Roche)

Dalam satu tahun terakhir, para peserta NAPAK mendapatkan pelatihan di Tata Memorial Centre (TMC) dan Tata Institute of Social Sciences (TISS). Mereka mendapatkan perawatan aspek psikososial oleh TISS dan mengikuti pelatihan aspek klinis dengan TMC.

Selama masa pendidikan, para NAPAK melewati fase magang dan berinteraksi serta membantu pasien secara langsung. Ini termasuk membantu proses pendaftaran, konsultasi, diagnosis, perencanaan, dan mendampingi saat pasien memulai pengobatan.

Lebih dari 13.000 kebutuhan pasien ditangani melalui berbagai bagian dari perawatan seperti, manajemen klinis, kebutuhan administrasi, dukungan psikososial, rujukan, rehabilitasi dan aksesibilitas sumber daya.

"Kami mengidentifikasi masalah terbesar yang dihadapi pasien kanker di negara berkembang adalah akses terhadap pengobatan berbasis bukti dan kepatuhan terhadap protokol pengobatan," ucap Dr. Rajendra Badwe, Professor Emeritus & Eks-Direktur Tata Memorial Centre, India.

Untuk mempertajam kemampuan dan pengetahuan, NAPAK juga terlibat dalam proyek terkait penyakit dengan prevalensi tinggi. Ini termasuk kanker nasofaring, kanker paru, kanker payudara, dan kanker ginekologi. Proyek ini berlangsung di beberapa rumah sakit rujukan kanker di Indonesia.

Pengakuan dan peningkatan peran Navigator Pasien Kanker (NAPAK) menjadi momen penting dalam sejarah pemberian pelayanan kanker di Indonesia. Kemitraan ini menegaskan komitmen untuk menghadirkan perubahan positif dalam perawatan kanker dan memastikan akses yang tepat bagi semua pasien.

Baca Juga: [QUIZ] Dari Golongan Darahmu, Waspadai Risiko Kanker Ini

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya