Pria 22 Tahun Ini Butuh Transplantasi Paru akibat Vaping

Perokok vape berat harus waspada

Seorang laki-laki di Dakota Utara, Amerika Serikat, memiliki peluang hidup hanya 1 persen akibat menggunakan vape atau rokok elektronik secara terus-menerus.

Jackson Allard (22) harus menggunakan alat bantu hidup dan membutuhkan transplantasi paru-paru ganda karena kadar oksigennya yang turun. 

Jackson dilarikan ke klinik pada bulan Oktober tahun 2023 setelah mengeluh sakit perut dan dirawat karena kadar oksigen rendah. Menurut halaman GoFundMe yang dibuat oleh kerabatnya, dokter menyatakan ia menderita influenza tipe 4 dan pneumonia ganda. 

1. Jackson memerlukan alat bantu hidup akibat vape

Pria 22 Tahun Ini Butuh Transplantasi Paru akibat Vapingilustrasi pasien akibat vape (youtube.com/Valley News Live)

Setelah dirawat di rumah sakit, kondisi Jackson menurun drastis sehingga dokter memutuskan untuk memberikan alat bantu hidup.

"Seorang dokter mengatakan dia memiliki 1 persen peluang untuk hidup dan kami berkata 'dia sedang berjuang'," kata nenek Jackson, Doreen Hurlburt, kepada Valley News Live.

Setelah dirawat di rumah sakit, kondisi Jackson menurun drastis sehingga dokter memutuskan untuk memberikan alat bantu hidup untuk mengistirahatkan tubuhnya, menurut Wahpeton Daily News.

Jackson mengatakan cucunya mengalami masalah kesehatan akibat kebiasaan buruknya merokok vape, yang pada satu titik menjadi sangat buruk selama tiga bulan dirawat di rumah sakit hingga jantungnya berhenti berdetak, yang mana ini membuat dokter memberikan prognosis yang buruk.

Sang nenek telah meminta Jackson untuk berhenti menggunakan vape sejak lama, tetapi Jackson tidak menggubrisnya.

“'Kamu harus berhenti vaping,' dan kami terus mengatakan hal itu kepadanya berulang kali, dan dia adalah seorang perokok vape berat. Dia vaping sepanjang waktu,” cerita Doreen.

Baca Juga: 7 Bahaya Vape untuk Paru-paru, Gak Main-main!

2. Jackson berhasil diselamatkan dengan transplantasi paru-paru

Pria 22 Tahun Ini Butuh Transplantasi Paru akibat Vapingilustrasi pasien akibat vape (youtube.com/Valley News Live)

Menurut perkembangan laman GoFundMe Jackson, transplantasi paru-paru ganda berhasil menyelamatkan nyawanya pada 1 Januari 2024. Namun, ia dan ibunya harus tinggal di Minnesota selama enam bulan ke depan untuk pemeriksaan rutin.

Jackson juga tidak diperbolehkan untuk merokok atau mengonsumsi alkohol lagi dan akan membutuhkan transplantasi lagi di kemudian hari. Dokter masih terus mengawasi kondisi Jackson pascaoperasi. 

3. Peringatan dari WHO untuk rokok elektronik

Pria 22 Tahun Ini Butuh Transplantasi Paru akibat Vapingilustrasi vape (unsplash.com/VapeClubMY)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan untuk segera mengambil langkah terkait pengendalian penggunaan rokok elektronik. Di negara-negara yang memperbolehkan perdagangan rokok elektronik, disarankan untuk memperkuat regulasi guna mengurangi daya tariknya.

Pemerintah juga diminta untuk memperketat regulasi terkait dampak buruk rokok elektronik bagi masyarakat. Ini melibatkan pembatasan konsentrasi dan kualitas nikotin, serta penerapan pajak pada produk nikotin.

Rokok elektronik dan rokok konvensional sama-sama mengandung nikotin, karsinogen, dan zat berbahaya lainnya. Kedua jenis rokok tersebut sama-sama bersifat adiktif dan berbahaya bagi kesehatan. 

Penggunaan vape telah terbukti bisa membahayakan kesehatan. Baik rokok elektronik maupun rokok konvensional memiliki risiko bahaya serta adiksi yang serupa.

Baca Juga: Menguak Sulitnya Perokok untuk Berhenti, Antara Kemauan dan Tantangan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya