Tren Penyakit Ginjal Meningkat, Termasuk Anak Muda

Kontrol faktor risiko mulai sekarang

Intinya Sih...

  • Tema Hari Ginjal Sedunia 2024 adalah "Kidney Health for All: Advancing equitable access to care and optimal medication practice."
  • Prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia mencapai 0,38 persen menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2018.
  • Satu dari 10 orang punya penyakit ginjal dan trennya makin hari makin naik. Dan saat ini, usia muda sudah kena penyakit ginjal.

Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day) diperingati setiap tahun pada hari Kamis minggu kedua bulan Maret. Tahun ini, Hari Ginjal Sedunia diperingati pada tanggal 14 Maret 2024.

Tema yang diusung tahun ini adalah "Kidney Health for All: Advancing equitable access to care and optimal medication practice".

Fokus kampanye tahun ini adalah untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan kesehatan dan praktik pengobatan yang optimal dan komprehensif. Hal ini bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan ginjal yang maksimal.

1. Tren penyakit ginjal meningkat, termasuk anak muda

Tren Penyakit Ginjal Meningkat, Termasuk Anak Mudailustrasi sakit pinggang (vecteezy.com/kwanchai chai-udom)

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, menyatakan bahwa ada peningkatan tren kasus penyakit ginjal dan terjadi pula di kalangan anak muda. 

"Satu dari 10 orang punya penyakit ginjal dan trennya makin hari makin naik. Dan saat ini, usia muda sudah kena penyakit ginjal," ucap Dr. Maxi dalam perayaan Hari Ginjal Sedunia bersama Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada Rabu (13/3/2024) di Jakarta. 

"Yang saya tahu saya pernah ke rumah sakit di Manado itu belum 20 tahun sudah kena, sudah hemodialisis (cuci darah)," tambahnya. 

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2018, prevalensi penyakit ginjal kronis adalah 0,38 persen. Data registri PERNEFRI pada tahun 2020 menunjukkan insiden kumulatif pasien yang menjalani cuci darah sekitar 61.786. 

2. Faktor risiko penyakit ginjal kronis

Tren Penyakit Ginjal Meningkat, Termasuk Anak Mudailustrasi gula darah tinggi atau hiperglikemia (freepik.com/xb100)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes., menyampaikan bahwa pengendalian faktor risiko penyakit ginjal kronis harus dimaksimalkan. 

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis meliputi:

  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit jantung (kardiovaskular).
  • Merokok.
  • Kegemukan.
  • Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
  • Struktur ginjal tidak normal.
  • Usia yang lebih tua.
  • Sering menggunakan obat-obatan yang dapat merusak ginjal.

Berbagai upaya promotif dan preventif mengenai pengendalian faktor risiko sudah dilakukan di direktoral P2PTM. Ini meliputi promosi kesehatan, dukungan riset inovatif lintas sektor, skrining dan deteksi dini, serta pembuatan regulasi yang berhubungan dengan layanan pengendalian faktor risiko.

Baca Juga: Penyakit Ginjal Polikistik (PKD): Penyebab, Gejala, Pengobatan

3. Strategi pencegahan dan pengobatan penyakit ginjal kronis

Tren Penyakit Ginjal Meningkat, Termasuk Anak Mudailustrasi konferensi pers Hari Ginjal Sedunia 2024 (IDN Times/Rifki Wuda Sudirman)

Lebih lanjut, Dr. Eva menyatakan perlunya meningkatkan pelayanan kesehatan ginjal secara global dengan mengatasi berbagai hambatan yang ada.

Beberapa poin penting terkait strategi menekan angka pasien dan kematian penyakit ginjal kronis meliputi:

  • Kebijakan kesehatan: Diperlukan kebijakan kesehatan yang ditargetkan untuk mencegah penyakit ginjal kronis secara primer dan sekunder. Hal ini meliputi integrasi perawatan ginjal ke dalam program kesehatan yang ada, pendanaan yang memadai, dan peningkatan pengetahuan masyarakat serta petugas kesehatan tentang kesehatan ginjal.
  • Pelayanan kesehatan: Perlu dilakukan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan ginjal. Contohnya kurangnya fokus kebijakan, pendidikan yang tidak memadai bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan, serta terbatasnya sumber daya untuk layanan berkualitas.
  • Tenaga kesehatan profesional: Untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan di bidang ginjal, diperlukan peningkatan pelatihan dan kapasitas di antara petugas kesehatan. Pendidikan tentang skrining penyakit ginjal kronis yang tepat juga penting untuk meningkatkan keberhasilan strategi pengobatan.
  • Pemberdayaan pasien dan komunitas: Pasien perlu diberdayakan melalui peningkatan kesadaran tentang faktor risiko PGK, peningkatan literasi kesehatan, dan dukungan untuk kepatuhan jangka panjang terhadap strategi pengobatan. Melibatkan pasien dalam organisasi advokasi dan komunitas lokal juga dapat meningkatkan kesehatan pasien secara keseluruhan.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara holistik, diharapkan dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ginjal sekaligus mengurangi beban penyakit ginjal. 

Penyakit ginjal kronis menjadi salah satu penyakit yang bisa mengancam nyawa. Mengontrol faktor risiko dan melakukan skrining rutin bisa menjadi cara efektif untuk terhindar dari bahaya penyakit ginjal kronis. 

Baca Juga: Perbedaan Batu Ginjal dan Kencing Batu, Jangan Keliru ya!

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya