5 Tanda Impostor Syndrome, Sindrom yang Merasa Dirinya 'Penipu'

Bisa berbahaya jika dibiarkan

Impostor syndrome  adalah istilah perilaku sosial yang membuat seseorang merasa dirinya menipu. Dia merasa bahwa pencapaiannya sekarang merupakan sesuatu yang tidak pantas didapatkannya. Menurutnya, apa yang telah diperoleh hanya karena sebuah keberuntungan.

Sedikit informasi dari laman Very Well Mind, sindrom penipu ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa melihat latar belakang, status sosial, tingkat keahlian, atau tingkat keterampilannya. Istilah impostor syndrome sendiri berasal dari jurnal ilmiah yang ditulis oleh psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pada 1978. Pada awalnya, penelitian sindrom impostor dilakukan untuk sebagian besar wanita berprestasi.

Namun semakin bertambah tahun, sindrom ini juga bisa dialami oleh siapa saja. Untuk lebih jelasnya, yuk simak tanda-tandanya di bawah ini.

1. Menghindar jika ada tugas tambahan

5 Tanda Impostor Syndrome, Sindrom yang Merasa Dirinya 'Penipu'ilustrasi lembur di kantor (pexels.com/cottonbro)

Saat mengalami sindrom impostor, seseorang memilih untuk menghindari tugas tambahan yang diberikan padanya. Dia takut jika nantinya bisa mengalihkan perhatian dari tugas utama. Sebenarnya ini hal yang baik karena dia adalah orang yang fokus.

Namun ada kalanya seseorang akan mengambil tugas tambahan atau lembur setidaknya satu kali dalam hidupnya pada kondisi tertentu. Sayangnya, hal ini benar-benar tidak ingin dilakukan oleh orang dengan sindrom ini.

2. Takut jika orang lain mengharapkan lebih padanya

5 Tanda Impostor Syndrome, Sindrom yang Merasa Dirinya 'Penipu'ilustrasi lelah di kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang dengan sindrom impostor merasa takut kalau rekan kerjanya meminta hal lebih padanya. Dia khawatir jika nanti tidak dapat memenuhi ekspektasi orang yang mengharapkannya.

Pada akhirnya, rasa takut ini membuatnya menahan diri dan menghindari jika ada promosi dalam di bidang yang ditekuni. Tentu saja, kalau berada dalam rasa takut yang terlalu lama, kinerja pekerjaan akan ikut terganggu.

3. Meragukan diri sendiri

5 Tanda Impostor Syndrome, Sindrom yang Merasa Dirinya 'Penipu'ilustrasi meragukan diri sendiri (unsplash.com/Yasin Yusuf)

Kesuksesan justru membuat orang-orang yang mengalami sindrom ini merasa ragu dengan dirinya sendiri. Bahkan saat berada dalam posisi penting, mereka justru tidak menyakini keberhasilannya.

Jadi, bukannya merasa senang dia bisa sukses berada di posisi tinggi, dia justru sangat khawatir jika nantinya orang lain mendapatkan "kebenaran" tentang kemampuannya. Padahal, usut punya usut, sebenarnya posisi yang dia dapatkan itu karena kemampuannya, lho.

Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini 5 Tips untuk Mengatasi Impostor Syndrome

4. Merasa tidak percaya diri jika dapat berbuat lebih baik lagi

5 Tanda Impostor Syndrome, Sindrom yang Merasa Dirinya 'Penipu'ilustrasi orang bekerja (pixabay.com/kaboompics)

Jika ada yang berusaha keras untuk mencapai posisi tertinggi, mereka dengan sindrom impostor justru memilih untuk bertahan di posisinya sekarang. Hal itu karena dia takut gagal atau takut memiliki tanggung jawab ekstra.

Hasil studi tahun 2014 memperlihatkan kalau orang dengan sindrom ini cenderung memilih untuk bertahan di posisinya karena percaya dia tidak bisa melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Bisa dibilang, dia suka meremehkan kemampuannya sendiri.

5. Merasa sukses hanya karena koneksi

5 Tanda Impostor Syndrome, Sindrom yang Merasa Dirinya 'Penipu'ilustrasi kerja tim di kantor (unsplash.com/krakenimages)

Koneksi merupakan cara terbaik untuk memperoleh peluang baru, baik itu tujuan pribadi atau pekerjaan. Sayangnya, orang dengan sindrom impostor selalu merasa bahwa bantuan yang didapat melalui koneksi dapat mengurangi pencapaiannya. Dia berpikir jika tak ada koneksi dengan orang lain, maka dia bukanlah siapa-siapa. Belajar dan bekerja ekstra keras yang dilakukannya tidak pernah dihitung.

Tindakan preventif untuk meminimalisasi impostor syndrome diantaranya mengutarakan apa yang dirasakan pada orang lain, fokus pada tujuan, dan berhenti membandingkan pencapaian diri sendiri dan orang lain. Selain itu, jangan langsung ingin tampil sempurna, ya. Lebih baik dilakukan sedikit demi sedikit hingga terbiasa dan tidak merasa terbebani.

IamLathiva Photo Verified Writer IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya