ilustrasi vagina basah (freepik.com/freepik)
Seperti dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, pemicu sariawan di vagina bisa bermacam-macam. Terkait hal ini, dr. Adhitya Indrapraja, Sp.OG, M.Kes (dokter spesialis obstetri dan ginekologi Siloam Hospitals Lippo Cikarang) menyebut bahwa faktor yang memicu sariawan pada vagina bisa disebabkan oleh alergi maupun infeksi.
“Faktor yang menimbulkan sariawan pada vagina dapat disebabkan oleh alergi ataupun infeksi (bakteri, jamur, atau virus) yang bisa menyebabkan iritasi,” jelas dr. Adhitya.
Pengobatan sariawan pada vagina bisa berbeda tergantung penyebabnya.
Apabila lesi di vulva hanya disebabkan oleh iritasi, kamu mungkin perlu mengevaluasi lagi jenis pakaian dalam yang dikenakan. Pastikan pakaian dalam yang dipakai tidak terlalu ketat dan menyerap keringat dengan baik.
Sementara itu, jika penyebabnya adalah infeksi jamur atau IMS, kamu harus berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan meresepkan salep untuk mengatasi jamur. Adapun untuk IMS, perlu mendapatkan perawatan sesuai kondis, misalnya obat antiretroviral bagi orang dengan HIV.
Menurut dr. Adhitya, penting untuk langsung menemui dokter jika ada gejala yang muncul.
“Segera lakukan konsultasi dengan dokter begitu muncul gejala sariawan pada vagina. Jangan sampai sariawan yang bersifat ringan bisa berubah menjadi ulkus atau luka yang lebih parah/dalam, karena infeksinya akan lebih berat. Maka dari itu, lebih baik kita mencegah sebelum luka menjadi lebih parah,” pungkasnya.
Cek kembali riwayat aktivitasmu, termasuk jenis pakaian yang dikenakan dan kegiatan seksual. Apabila tidak yakin dengan penyebabnya, periksakan kondisi sariawan di vagina ke dokter spesialis kandungan. Jangan mengobatinya secara sembarangan!
Referensi:
Healthline. Diakses pada Maret 2024. 10 Cause of Vulvar Ulcers and How to Treat Them.
WebMD. Diakses pada Maret 2024. What to Know About Vulvar Ulcers.
Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2024. Genital Ulcers: Causes, Symtoms, Diagnosis & Treatment