Minuman bersoda umumnya menggunakan pemanis buatan berupa sirup jagung tinggi fruktosa atau high fructose corn syrup (HFCS). Mengutip laman Healthline, mengonsumsi gula jenis fruktosa tidak dapat menurunkan kadar hormon grelin, yakni hormon pencetus rasa lapar.
Karena itu, meminumnya tidak dapat memberimu rasa kenyang. Beda halnya ketika kamu mengonsumsi roti atau makanan sumber karbohidrat yang mengandung glukosa. Itulah sebabnya, minuman soda ini hanya akan menambah jumlah kalori dalam tubuh, yang lama-lama bisa memicu kegemukan atau obesitas.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition meneliti pola konsumsi pangan penduduk Amerika Serikat (AS) dari tahun 1967-2001. Hasilnya, ditemukan peningkatan asupan HFCS hingga lebih dari 1.000 persen dari tahun 1970-1990.
Dari berbagai jenis pemanis yang digunakan pada makanan dan minuman di AS, ternyata lebih dari 40 persen dalam bentuk HFCS. Untuk minuman manis, HFCS menjadi pemanis yang paling utama digunakan.
Para peneliti menemukan, peningkatan konsumsi HFCS ini menjadi salah satu faktor penyebab tingginya tingkat obesitas di AS.
Penelitian lain yang terbit di jurnal The Lancet menemukan hubungan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas pada anak-anak. Studi yang melibatkan 548 anak usia sekolah (rerata usia 11,7 tahun) menemukan bahwa konsumsi minuman manis sebanyak satu takaran saji tiap hari, dapat meningkatkan risiko obesitas sebanyak 60 persen.