Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/Burst

Alasan orang mendengarkan musik sangat beragam. Mulai dari sarana menghibur diri, wahana relaksasi, hingga dimanfaatkan dalam praktik kesehatan, pendidikan, dan keagamaan.

Melansir sebuah studi dalam Frontiers in Psychology tahun 2013, antusiasme manusia terhadap musik tampaknya telah ada sejak lama. Sepanjang sejarah, banyak ahli dari berbagai aliran telah menelaah hakikat musik.

Para filsuf, psikolog, antropolog, ahli musik, dan ahli saraf mencoba mengusulkan sejumlah teori tentang asal dan tujuan musik dengan pendekatan ilmiah. Bahkan, sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang musik, salah satunya pengaruh musik terhadap suasana hati. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Mendengarkan musik memberi sinyal pada otak

pexels.com/Tirachard Kumtanom

Melansir sebuah artikel di laman Penn State University, Amerika Serikat, irama dan nada yang didengar melalui lantunan musik menjadi penyebab utama perubahan emosi.

Musik favorit yang kamu dengarkan menyebabkan pelepasan hormon serotonin dan dopamin (neurotransmiter) di otak yang menghadirkan perasaan bahagia. Selain itu, aktivitas tersebut juga melapaskan norepinefrin yang merupakan hormon pemicu perasaan euforia.

Hal tersebut terjadi ketika hati merasa selaras dengan ritme yang didengarkan. Sederhananya, saat kita mendengarkan musik lambat dan sedih, maka detak jantung cenderung melambat (memberi sinyal otak bahwa sesuatu menyedihkan terjadi). Begitu juga sebaliknya, saat kita menikmati musik tempo cepat, maka otak memunculkan perasaan gembira dan memberi energi lebih.

2. Musik dan suasana hati kalut

Editorial Team

Tonton lebih seru di