ilustrasi lansia (pixabay.com/Sabina van Erp)
Melansir Russia Beyond, jaringan saraf ternyata dapat memprediksi panjang usia dan bahkan kemungkinan waktu kematian, kata ilmuwan Rusia. Temuan ini bisa membantu mengembangkan aplikasi seluler baru untuk mengetahui angka harapan hidup.
Percaya atau tidak, tubuh kita tidak semuda atau setua yang dirasakan. Tingkat aktivitas fisik kita ternyata dapat mengungkap lebih banyak tentang kemungkinan lama usia daripada usia yang sesungguhnya.
Karena itu, para pendiri perusahaan rintisan (start-up) biotek Rusia, Gero, percaya bahwa beberapa indikator seperti tekanan darah, dapat mengungkapkan banyak informasi mengenai kesehatan dan bahkan risiko kematian seseorang.
Bersama dengan para ilmuwan dari Moscow Institute of Physics and Technology (MIPT), Rusia, Gero menganalisis data klinis 10 ribu orang berdasarkan Survei Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) tahun 2003–2006.
Data penelitian NHANES berisi informasi tentang bagaimana orang-orang dengan berbagai kondisi kesehatan yang berbeda bergerak saat memakai pelacak kebugaran.
“Orang yang sehat dan muda dapat dengan mudah beralih dari istirahat ke gerakan-gerakan cepat, tetapi orang yang sakit atau lanjut usia harus bangkit dari kursi secara perlahan dan bertahap,” kata Dr. Peter Fedichev, direktur sains Gero dan kepala labaratorium MIPT, kepada Russia Beyond. “Algoritma kami dapat mengungkapkan orang-orang yang memiliki harapan hidup lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata populasi," lanjutnya.
Jaringan saraf sudah bisa mendeteksi aritmia (suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau irama jantung) dalam data elektrokardiogram (EKG) — grafik yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu — mengambil penanda biologis (biomarker) usia dari tes darah dan memprediksi kematian berdasarkan catatan medis elektronik.
“Terinspirasi oleh contoh-contoh ini, kami mengeksplorasi potensi kecerdasan buatan (AI) untuk penilaian risiko kesehatan berdasarkan aktivitas fisik manusia,” kata Fedichev.
Satu minggu pengukuran aktivitas cukup bagi jaringan saraf untuk memprediksi usia biologis dan risiko kematian. Fedichev mengklaim bahwa algoritma berbasis AI yang dibuat oleh Gero telah mengungguli model-model usia biologis dan risiko kematian yang sebelumnya tersedia dari data yang sama.