Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret wanita dan replika tulang manusia
potret wanita dan replika tulang manusia (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu pasti sepakat, kan, kalau tulang itu jadi salah satu bagian tubuh manusia yang punya fungsi penting untuk menopang kehidupan kita sehari-hari? Soalnya, tanpa bagian yang satu ini, mustahil kita bisa berdiri tegak, melakukan aktivitas berat, sampai menopang atau mengangkat benda dengan bobot yang besar. Namun, sebagian besar dari kita pun mungkin masih belum tahu soal beberapa fakta dasar tentang tulang, salah satunya terkait dengan warna.

Kalau ditanya soal apa warna tulang manusia, kebanyakan pasti akan menjawab putih. Hal tersebut wajar karena pada beberapa replika, gambar, atau bahkan sisa-sisa tulang manusia yang asli terlihat punya warna itu. Namun, pasti ada juga yang menjawab warna tulang adalah kuning pucat, hitam, cokelat, bahkan hijau berdasarkan pengamatan dari tulang asli yang ditemukan pada berbagai kondisi.

Kalau dilihat dari kacamata sains, sebenarnya warna apa, sih, yang paling tepat untuk tulang manusia? Tenang saja, jawaban lengkapnya sudah dirangkum pada pembahasan berikut ini. Namun, sepertinya kamu harus siap-siap untuk terkejut, nih!

1. Ternyata ini warna asli tulang kita

replika tulang manusia sebagai alat peraga (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kalau warna tulang yang ditanyakan itu merujuk pada tulang yang masih aktif digunakan oleh manusia hidup, maka jawaban paling tepat adalah putih pucat dan/atau abu-abu kekuningan. Malahan, 13 Action News melansir, dua warna tersebut bukan warna murni ketika manusia masih hidup karena ada sedikit campuran warna merah jambu. Ada alasan soal kenapa tulang manusia tidak berwarna putih murni ketika masih di dalam keadaan hidup.

Seperti yang kita ketahui, di beberapa bagian tulang terdapat sumsum tulang yang bertanggung jawab memproduksi sel darah merah dan putih. Selain sel darah, sebenarnya sumsum tulang kita pun punya warna merah dan kuning karena adanya sel induk pembentuk darah serta lapisan lemak. Oleh sebab itu, selama manusia masih hidup, warna tulang kita cenderung kuning pucat atau merah muda karena adanya bagian-bagian tersebut.

2. Lalu, kenapa tulang terlihat putih bersih pada beberapa kondisi?

dokter melihat hasil sinar-x pada tulang (pexels.com/Gustavo Fring)

Oke, kita sudah tahu kalau warna asli tulang manusia saat masih di dalam tubuh ternyata bukan putih bersih. Kalau begitu, kenapa replika tulang yang sering kita lihat atau tampilan sinar-x saat melakukan scanning tulang itu justru ditampilkan dengan warna putih bersih? Ternyata, rahasia dibalik perbedaan ini terletak pada komposisi material yang menyusun tulang.

Kalau merujuk pada tulang asli yang dipakai untuk penelitian atau tulang replika di laboratorium, alasan munculnya warna putih disebabkan oleh pemrosesan yang dialami tulang tersebut. Maksudnya, tulang asli yang digunakan untuk peraga itu harus bersih sehingga perlu metode khusus untuk menyingkirkan sisa-sisa bagian yang tak diperlukan.

Dilansir Atlas Obscura, salah satu metode yang digunakan adalah merendam tulang ke dalam cairan pemutih selama berbulan-bulan dan dibiarkan terekspos sinar Matahari. Dengan cara ini, warna tulang yang tadinya putih pucat, putih merah muda, atau abu-abu kekuningan itu berubah jadi putih bersih. Kalau tulang peraga itu berupa replika, warna putih hampir pasti berasal dari material dasar replika ataupun cat yang digunakan berwarna putih.

Sementara itu, alasan kenapa tulang ditampilkan dengan warna putih ketika kita melakukan scan sinar-x disebabkan oleh material penyusun tulang. Medline Plus melansir bahwa cara kerja sinar-x itu memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang menghasilkan warna hitam atau putih, tergantung dengan seberapa besar jaringan tubuh tertentu menyerap radiasi. Semakin banyak radiasi yang diserap, maka tampilannya akan jadi semakin putih.

Nah, tulang manusia itu sebagian besar terdiri atas kalsium. Material yang satu ini menyerap banyak radiasi dari sinar-x yang ditembakkan saat proses scanning. Alhasil, pada tampilan layar, tulang kita jadi terlihat putih bersih.

3. Warna-warna lain tulang yang muncul pada kondisi tertentu

sisa tulang manusia yang sudah terdekomposisi di tanah (pexels.com/Boris Hamer)

Selain warna-warna yang disebutkan sebelumnya, tentu tulang manusia juga bisa berubah menjadi beberapa warna lain ketika terkspos di luar tubuh. Salah satu faktor yang memengaruhi perubahan itu adalah temperatur yang menghantam tulang di luar ruangan. Ada beberapa penelitian yang melaporkan berbagai perubahan warna tulang, tergantung temperatur yang dipaparkan.

Salah penelitian yang membahas hal ini berjudul, “Bone color changes and interpretation of the temperature/duration of fire exposure to human remains in the forensic context” karya Alison Galloway, dkk.. Dalam penelitian tersebut, dicantumkan bahwa pada temperatur 200—250 derajat Celsius, tulang berubah jadi warna kekuningan. Kemudian, temperatur 250—300 derajat Celsius berubah jadi kecokelatan. Pada temperatur 350—500 derajat Celcius, warna tulang berubah lagi jadi hitam seperti arang. Namun, perubahan terakhir terjadi saat tulang terpapar temperatur lebih dari 600 derajat Celcius, yakni menjadi berwarna abu-abu cerah layaknya abu.

Selain dari temperatur, ada beberapa faktor lain yang dapat membuat warna tulang berubah ketika berada di luar tubuh manusia (setelah kematian). Misalnya saja, dekomposisi mineral yang terjadi di tanah mengakibatkan tulang menjadi agak kemerahan hingga kehitaman. Selain itu, tulang yang terpapar sinar Matahari secara konstan akan berubah jadi lebih cerah dari warna asli. Terakhir, kehadiran jamur atau bakteri di tulang mampu mengubah warnanya jadi hijau, cokelat, atau kehitaman.

Sudah tahu, kan, soal apa sebenarnya warna asli tulang yang ada di tubuh kita? Siapa sangka dari pertanyaan kecil itu ternyata terkuak banyak fakta lain terkait warna tulang ketika sudah tidak ada di dalam tubuh manusia. Kira-kira ada fakta menarik apa lagi yang bisa kita cari jawabannya terkait dengan organ tubuh manusia yang satu ini, ya?

Referensi

"Bone color changes and interpretation of the temperature/duration of fire exposure to human remains in the forensic context". Wiley Interdisciplinary Reviews. Alison Galloway, Elayne Pope, Chelsey Juarez. Diakses Desember 2025.

"Moment of Science: Bones". 13 Action News. Diakses Desember 2025.

"The Gruesome History of Making Human Skeletons". Atlas Obscura. Diakses Desember 2025.

"X-Rays". Medline Plus. Diakses Desember 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team