Pada sistem pernapasan, mikroplastik menyebabkan stres oksidatif di saluran pernapasan, utamanya ketika awal masuk. Akibatnya, tubuh akan mengalami batuk, bersin, sesak napas, sampai peradangan. Seramnya, mikroplastik yang berukuran nano punya peluang besar untuk masuk ke dalam sel paru-paru dan membawa racun sehingga menimbulkan risiko penyakit paru obstruktif kronik.
Pada sistem pencernaan, mikroplastik utamanya menyebabkan luka pada saluran makan sampai menjadi iritasi dan peradangan. Dalam tahapan yang ekstrem, mikroplastik di dalam usus menciptakan perubahan pada mikroba yang ada di sana sampai menyebabkan sakit perut, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar. Penyerapan racun pada mikroplastik turut jadi masalah yang ditemukan karena di dalam mikroplastik tak jarang ada akumulasi racun lingkungan, semisal logam berat dan hidrokarbon aromatik polisiklik yang berpindah ke dalam tubuh.
Pada sistem endokrin atau hormonal, mikroplastik memengaruhi proses produksi, pelepasan, pengangkutan, metabolisme, sampai pembuangan hormon tubuh karena racun yang dibawa itu terserap ke dalam tubuh. Malahan, racun itu sampai mengganggu sistem reproduksi seseorang karena dalam penelitian terbaru ditemukan mikroplastik di plasenta 6 ibu hamil serta adanya dugaan memengaruhi kualitas sperma bagi pria.
Apa Dampak yang Ditimbulkan Mikroplastik jika Masuk ke Tubuh Manusia?

Pada bulan Oktober 2025 silam, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan sebuah rilis yang mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan bagi masyarakat. Peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, membagikan hasil studi yang menunjukkan kalau air hujan yang jatuh di Jakarta ternyata mengandung mikroplastik. Dalam pernyataannya, mikroplastik pada air hujan tersebut berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan gesekan ban, hasil pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka.
Temuan ini jelas sangat meresahkan karena mikroplastik itu sangat kecil dan mudah masuk ke dalam tubuh manusia, bahkan tanpa kita sadari. Dilansir National Oceanic and Atmospheric Administration, mikroplastik adalah sisa-sisa plasti berukuran superkecil, yakni sekitar 5 mm atau lebih kecil lagi. Sumber munculnya mikroplastik itu ada banyak dan benda ini dapat berakhir di sungai, lautan lepas, tanah, gletser atau lapisan es, karang laut, sampai terakumulasi di atas awan sampai turun hujan.
Namun, kali ini kita tidak akan membicarakan soal bagaimana dan kenapa mikroplastik bisa muncul dari air hujan. Ada topik lain yang tak kalah penting atas masalah ini, yaitu apa dampak yang ditimbulkan mikroplastik jika masuk ke tubuh manusia? Kamu penasaran dengan jawaban lengkapnya, kan? Yuk, simak ulasan di bawah ini sampai tuntas!
1. Bagaimana cara mikroplastik masuk ke tubuh?

Mikroplastik memang sudah masuk di dalam air hujan yang membasahi tubuh manusia. Namun, bukan berarti air hujan jadi satu-satunya sumber yang menyebabkan kita terkontasiminasi mikroplastik. Stanford Medicine melansir bahwa benda kecil ini bisa saja ada pada air yang kita minum, makanan yang dikonsumsi, bahkan udara yang kita hirup. Dari sana, mikroplastik dapat menetap di saluran pernapasan, pencernaan, sampai masuk ke area otak.
Alhasil, saluran masuk mikroplastik itu utamanya berasal dari sistem pencernaan dan pernapasan manusia. Seramnya lagi, bisa saja saat ini tubuh kita sudah terkontaminasi mikroplastik karena sejatinya sangat sulit bagi manusia di era sekarang untuk menghindarinya. Menurut Desiree LaBeaud, sekalipun kita bisa menyingkirkan plastik dari pandangan, sebenarnya plastik itu tidak pernah pergi ke mana-mana. Plastik yang sudah dibuang ke alam memang hancur, tapi hanya berubah bentuk menjadi mikroplastik.
2. Sederet potensi masalah kesehatan akibat mikroplastik

Perlu digarisbawahi terlebih dahulu bahwa dampak kesehatan yang disebabkan mikroplastik itu masih diteliti lebih lanjut, bahkan terbilang baru masuk tahapan awal. Maka dari itu, segala masalah medis yang akan dikemukakan pada poin ini lebih merujuk pada potensi berdasarkan temuan awal, tapi tetap berasal dari sumber-sumber yang kredibel. Sejauh ini, kekhawatiran utama dari kontaminasi mikroplastik pada tubuh manusia masih erat kaitannya dengan organ-organ tempat benda ini bersarang setelah masuk ke tubuh.
Dalam Yonsei Medical Journal berjudul “Health Effects of Microplastic Exposure: Current Issues and Perspectives in South Korea” karya Yongjin Lee, dkk., mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia itu punya beragam bentuk. Ada yang berbentuk kotak, bulat, memanjang, serta acak yang tak jarang punya sisi tajam dan mampu melukai organ dalam tubuh yang terkontaminasi. Belum lagi, kandungan racun dari polimer mikroplastik bisa bersifat racun begitu masuk ke berbagai bagian tubuh akibat luka yang ditimbulkan sebelumnya.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada hewan dan manusia untuk tahap awal, dampak kesehatan yang timbul paling banyak berkaitan dengan sistem pernapasan, pencernaan, endokrin, reproduksi, dan imun. Untuk lebih lengkapnya, inilah beberapa masalah medis yang dialami hewan uji lab berdasarkan organ atau sistem yang terjangkiti:
Berdasarkan hasil di atas, kita jadi tahu kalau untuk sementara ini ada dua cara mikroplastik mengganggu kesehatan manusia, yakni fisik dan racun. Maksudnya, mikroplastik berbentuk tajam dapat melukai secara langsung organ tubuh yang dihinggapi, sementara dalam jangka panjang, racun yang ada di dalamnya terakumulasi dan diserap tubuh sampai menyebabkan potensi penyakit yang lebih kronis. Sebenarnya, ada beberapa bagian tubuh lain yang berpotensi mengalami hal yang serupa karena mikroplastik turut ditemukan di dalamnya.
Dalam Jurnal Environment & Health berjudul, “Potential Health Impact of Microplastics: A Review of Environmental Distribution, Human Exposure, and Toxic Effects” karya Yue Li, dkk., disebutkan kalau mikroplastik berukuran nano sudah dikonfirmasi bersarang di sistem kardiovaskuler, hati, otak, ginjal, dan otot. Potensi mengalami masalah serupa memang ada, tapi sejauh ini penelitian masih terus didalami.
3. Cara mengurangi kontaminasi mikroplastik di dalam tubuh

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kita memang tidak dapat menghindari paparan mikroplastik. Selain karena saluran masuknya benda ini ada banyak, penumpukan sampah plastik di alam sudah terlampau besar sehingga mikroplastik sangat mudah berterbangan atau terjebak di tempat yang tidak kita sangka sebelumnya. Maka dari itu, tips ini bukan untuk membebaskan diri dari paparan mikroplastik, melainkan mengurangi tingkat kontaminasinya saja.
Dilansir Environmental Working Group, rutin membersihkan debu dan menggunakan penyaring udara di rumah jadi cara paling utama untuk menghindari paparan mikroplastik melalui pernapasan. Selain itu, hindari minum di botol bekas air minum sekali pakai karena risiko terpapar mikroplastik dari botol tersebut sangat tinggi, terutama kalau sudah terekspos udara dan panas. Tak hanya menggunakan penyaring udara, memasang penyaring air pun mulai perlu dipertimbangkan karena seperti pembahasan di awal, mikroplastik bisa terkandung pada air hujan maupun bentuk air lainnya.
Terakhir, meskipun peralatan makan dan memasak dari plastik itu lebih murah, sudah saatnya untuk kita mengurangi penggunaannya. Beralih pada wadah makanan berbahan kaca atau sebagainya lebih disarankan mulai dari sekarang. Kita tak pernah tahu apakah mikroplastik itu bisa masuk saat kita memotong bahan makanan di talenan, memanaskan makanan di wadah plastik, maupun dari goresan spatula saat menggoreng dan menumis.
Suka tak suka, penyebaran mikroplastik di lingkungan manusia itu bisa dibilang karma akibat tindakan kita sendiri. Memang, plastik itu sudah banyak membantu aktivitas manusia, dari yang kecil sampai besar. Namun, volume penggunaan yang cenderung meningkat itu justru menimbulkan banyak masalah, bukan hanya bagi kita, tapi juga alam di sekitar. Dengan demikian, penting untuk mulai menumbuhkan kepedulian pada alam, khususnya terkait plastik ini, lewat cara mengurangi volume penggunaan plastik, memanfaatkan prosedur daur ulang plastik, dan membuangnya secara bertanggung jawab jika sudah tidak terpakai.
Referensi
"Air Hujan Jakarta Mengandung Mikroplastik, BRIN Ingatkan Bahaya Polusi dari Langit". Badan Riset dan Inovasi Nasional. Diakses November 2025.
"What are Microplastics?". National Oceanic and Atmospheric Administration. Diakses November 2025.
"Microplastics and our health: What the science says". Stanford Medicine. Diakses November 2025.
"Health Effects of Microplastic Exposures: Current Issues and Perspectives in South Korea". Yonsei Medical Journal. Yongjin Lee, Jaelim Cho, Jungwoo Sohn, Changsoo Kim. Diakses November 2025.
"Potential Health Impact of Microplastics: A Review of Environmental Distribution, Human Exposure, and Toxic Effects". Environment & Health Journal. Yue Li, Le Tao, Qiong Wang, Fengbang Wang, Gang Li, Maoyong Song. Diakses November 2025.
"New study links microplastics to serious health harms in humans". Environmental Working Group. Diakses November 2025.



















