unsplash.com/Karina Carvalho
Menurut sebuah studi dalam "Journal of Drugs in Dermatology" tahun 2016, hormon pengendali stres atau kortisol dapat memengaruhi fungsi dan siklus pertumbuhan folikel rambut.
Seperti yang disebutkan dalam studi dalam jurnal "American Family Physician" tahun 2017, siklus pertumbuhan rambut terdiri dari tiga fase. Fase pertama yaitu fase pertumbuhan (anagen) sebanyak 90 persen dari jumlah total helai rambut. Kedua adalah fase degenerasi (katagen)yang jumlahnya kurang dari 10 persen total helai rambut. Terakhir adalah fase istirahat (telogen) sebanyak 5-10 persen dari total helai rambut. Nah, kerontokan rambut terjadi pada fase telogen.
Dilansir dari laman MedlinePlus, stres adalah perasaan ketegangan emosional maupun fisik yang mengakibatkan frustrasi, marah, atau gugup. Pada dasarnya, stres adalah reaksi tubuh terhadap kejadian atau pikiran yang mengganggu.
Ada dua tipe stres, yaitu stres akut dan stres kronis. Stres akut adalah stres yang terjadi dalam waktu singkat, sedangkan stres kronis adalah stres yang sudah berlangsung lama.
Produksi hormon kortisol oleh kelenjar adrenal secara berlebih merupakan indikator kamu sedang dalam kondisi stres. Kadar kortisol yang berlebihan dapat mengganggu mekanisme folikel rambut, sehingga pertumbuhan rambut jadi terganggu.