Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi caregiver (pexels.com/Ivan Samkov)

Caregiver atau pengasuh merujuk pada orang-orang yang bersedia memberikan bantuan dan perhatiannya kepada orang lain yang sedang membutuhkan, entah karena sakit atau tidak mampu.

Menjadi seorang caregiver bukanlah hal yang mudah, termasuk caregiver orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Mereka membutuhkan kondisi fisik dan mental yang kuat untuk tetap bisa bertahan menghadapi kondisi gangguan jiwa yang tidak bisa ditebak.

Walaupun informasi seputar ODGJ mulai dikampanyekan secara luas, tetapi harus diakui bahwa masih ada beberapa orang yang memberikan stigma negatif terhadap istilah ODGJ. Ini mau tidak mau akan berdampak pada para caregiver secara langsung dan bisa menjadi sumber stres.

Yuk, kenali sumber stres lainnya yang bisa dialami oleh para caregiver ODGJ!

1. Stigma negatif masyarakat

ilustrasi caregiver (pexels.com/RDNE Stock project)

Bagi para caregiver, dukungan dari pihak sosial menjadi salah satu poin penting agar tetap mampu bersikap waras dan stabil di tengah banyaknya tantangan yang dilalui. Sayangnya, tidak semua orang mampu menerima dan memahami kondisi ini. Mereka lebih memilih untuk mengasingkan atau menghindari ODGJ dan caregiver-nya karena beberapa alasan, seperti merasa takut, jijik, dan lain sebagainya. 

Akhirnya, selain menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan ODGJ itu sendiri, caregiver perlu berhadapan dengan adanya stigma negatif itu. Tak heran, banyak caregiver yang mengaku dirinya merasa stres, lelah, dan burnout dengan banyaknya masalah yang harus ditangani.

Kurangnya dukungan sosial membuat mereka memiliki kesejahteraan psikologis yang cenderung rendah, sehingga lebih mudah mengalami stres bahkan depresi. 

2. Kondisi finansial yang kurang stabil

Editorial Team

Tonton lebih seru di