Menjaga berat badan bukanlah masalah satu waktu saja, melainkan mempertahankannya. Hal ini ditantang saat kembali melihat berbagai santapan manis nan berlemak saat Idulfitri nanti. Tetaplah berpegang pada keseimbangan asupan makanan dan pengeluaran energi.
"Saat Lebaran, semua makanan dan minuman manis dan berlemak dikonsumsi ... Yang jadi masalah adalah ... [hidangan hari raya] dimakan tidak terkontrol, sehingga asupan tinggi,” ucap Khoirul.
Terlepas dari mengganti bahan dengan yang rendah lemak atau yang tidak manis, sajian Idulfitri memang banyak, sebanyak rasa syukur kita. Namun, ini bukanlah faktor yang membuat timbangan naik. Saat kita makan banyak tak terkontrol, inilah yang membuat berat badan kembali naik.
Selain mengatur konsumsi dan porsi, ia menambahkan bahwa puasa bisa jadi kiat untuk mengontrol berat badan, seperti puasa Syawal atau puasa Senin Kamis. Tak ketinggalan, aktivitas fisik juga harus dijaga.
"Berapa pun makanan yang tersedia saat Idulfitri, atur porsi dan cara konsumsinya. Kalau sudah komitmen, atur aktivitas fisik juga," tutur Khoirul.
ilustrasi berolahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Khoirul mengingatkan untuk tetap menjaga waktu tidur, alias tidur jangan terlalu larut apalagi begadang. Ingat, rasa lapar bisa datang tiba-tiba. Akibatnya, asupan energi kembali naik dari makanan berlemak dan manis yang dimakan larut malam.
"Rata-rata pasien obesitas makan malam di atas 30 persen atau porsi lebih banyak dari biasanya," ucap Khoirul.
Makan teratur umumnya 2–3 kali sehari. Mencontoh pentingnya sahur untuk menjaga energi saat berpuasa, Khoirul menekankan sarapan tidak boleh terlewatkan. Selain menjaga glukosa dalam darah, sarapan berkontribusi 15 persen dari energi sehari-hari.
Itulah tips untuk menjaga berat badan selama Ramadan dan saat Idulfitri nanti. Semoga kamu berhasil mendapatkan berat badan ideal dan mempertahankannya!