Penyebab sakit kepala setelah menangis belum sepenuhnya jelas. Dilansir Livestrong, menangis dapat menyebabkan ketegangan otot di kepala, leher, dan rahang, sehingga ini dapat menyebabkan sakit kepala tipe tegang, khususnya setelah menangis lama.
Penyebab lainnya terkait dengan jenis air mata yang dikeluarkan. Tubuh kita menghasilkan tiga jenis air mata:
- Air mata basal, yang membuat mata lembap.
- Air mata refleks, yang muncul sebagai reaksi terhadap iritasi seperti bawang atau asap.
- Air mata emosional, yang disebabkan ketika otak memicu tubuh untuk melepaskan hormon ke mata yang menyebabkan keluarnya air mata.
Apabila air mata disebabkan oleh situasi emosional penuh tekanan, ini dapat melepaskan hormon stres, yaitu hormon kortisol, yang menyebabkan peradangan, pemicu sakit kepala serta neuropeptida nyeri lainnya.
Juga, jika air mata berasal dari kesedihan jangka panjang, misalnya kematian orang yang dicintai atau masalah dalam hubungan yang berkelanjutan, ada kemungkinan bahwa seseorang tidak merawat tubuh dengan benar karena kurang tidur, jarang olahraga, atau pola makan yang buruk, yang mana ini dapat memicu sakit kepala.
Meskipun ada beberapa jenis sakit kepala, tetapi sakit kepala akibat menangis biasanya adalah sakit kepala tipe tegang yang rasanya seperti tekanan kuat di sekitar dahi, pelipis, dan bagian belakang kepala. Migrain juga bisa terjadi, apalagi jika tangisan terkait dengan emosi negatif. Pasalnya, stres adalah salah satu pemicu migrain paling umum.
Tidak seperti sakit kepala tegang, migrain lebih intens, nyeri berdenyut, sering terfokus di sekitar satu atau kedua mata. Migrain juga sering mencakup aura visual, kepekaan terhadap cahaya, bau dan kebisingan, bahkan mual atau muntah.
Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi sakit kepala yang muncul setelah menangis. Apa saja?