Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG di Jakarta, pada Selasa (30/07/2024) (IDN Times/Misrohatun)
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Ulul Albab, SpOG, mengungkapkan, sekitar 20–50 persen anak yang tumbuh normal dan 70–89 persen anak dengan gangguan perkembangan dilaporkan mengalami berbagai jenis masalah pemberian makan, termasuk masalah nafsu makan yang buruk.
“Jika terjadi dalam jangka waktu lama, permasalahan tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan anak secara negatif hingga mengalami gizi buruk atau malnutrisi, yang mengakibatkan anak memiliki risiko kematian hampir 12 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mendapatkan gizi memadai," imbuhnya.
Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 juga menemukan:
- Satu dari 12 anak balita mengalami wasting (gizi kurang atau gizi buruk, yaitu proporsi berat badan anak terhadap tinggi badannya sangat kurang bahkan berada di bawah rentang angka normal).
- Satu dari tujuh anak balita menderita stunting (gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang).
- Satu dari empat balita mengalami anemia.
- Satu dari 13 anak mengalami kelebihan berat badan.
Apabila nafsu makan anak terjaga, tumbuh kembang anak akan menjadi optimal. Kondisi tersebut akan mencegah stunting, wasting, underweight, hingga overweight.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan nafsu makan yang baik pada anak usia dini untuk membentuk kebiasaan makan, agar mewujudkan tumbuh kembang optimal dan terhindar dari kondisi gizi buruk.