Dalam era ketika mana berita dan informasi mudah diakses, kita sulit melindungi diri dari peristiwa traumatis yang dialami orang lain.
Sebagai contoh, kamu menyaksikan bagaimana serangan Israel terhadap Palestina yang dampaknya begitu mendalam bagi warga sipil. Setiap hari mungkin kamu mungkin melihat artikel maupun cuplikan video yang memperlihatkan korban, kehancuran, dan kekejaman lainnya.
Melihat itu semua wajar jika kamu merasa sedih yang mendalam, empati, perasaan tidak berdaya, sekaligus kemarahan dan kekecewaan terhadap apa yang kamu saksikan.
Terkadang, tanpa disadari kamu membawa beban emosional dari peristiwa traumatis yang dialami oleh orang lain. Fenomena ini dikenal sebagai vicarious trauma.