Apa Itu Vicarious Trauma dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Dalam era ketika mana berita dan informasi mudah diakses, kita sulit melindungi diri dari peristiwa traumatis yang dialami orang lain.
Sebagai contoh, kamu menyaksikan bagaimana serangan Israel terhadap Palestina yang dampaknya begitu mendalam bagi warga sipil. Setiap hari mungkin kamu mungkin melihat artikel maupun cuplikan video yang memperlihatkan korban, kehancuran, dan kekejaman lainnya.
Melihat itu semua wajar jika kamu merasa sedih yang mendalam, empati, perasaan tidak berdaya, sekaligus kemarahan dan kekecewaan terhadap apa yang kamu saksikan.
Terkadang, tanpa disadari kamu membawa beban emosional dari peristiwa traumatis yang dialami oleh orang lain. Fenomena ini dikenal sebagai vicarious trauma.
1. Apa itu vicarious trauma?
Vicarious trauma, yang juga dikenal sebagai trauma tidak langsung atau trauma sekunder, adalah fenomena saat kamu merasakan efek emosional dari peristiwa traumatis meskipun tidak terlibat secara langsung (European Journal of Psychotraumatology, 2022).
Fenomena ini sering terjadi saat kamu menyaksikan atau membaca tentang situasi menyedihkan melalui berita, media sosial, atau televisi.
Walaupun peristiwa tersebut tidak secara langsung kamu alami, tetapi koneksi manusiawi yang kuat membuat kamu merasakan dampaknya, termasuk rasa takut, sedih, dan kemarahan.
Dilansir Channel NewsAsia, menurut psikolog klinis Mahima Didwania, reaksi ini adalah hal yang umum dan normal karena manusia memiliki hubungan yang lebih dalam daripada yang kamu kira.
Contoh trauma tidak langsung melibatkan konflik internasional, penembakan massal, pengusiran pengungsi, atau bahkan isu-isu sehari-hari seperti biaya hidup.