ilustrasi daging (pixabay.com/tomwieden)
Mengutip laporan dalam Jurnal Kesehatan tahun 2017, asupan zat besi mempunyai peranan untuk pembentukan hemoglobin, sebagai alat angkut oksigen ke jaringan tubuh, alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.
Di samping menurunkan kadar hemoglobin, kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Bahkan, penderita kekurangan zat besi akan mengalami penurunan daya tahan tubuh.
Kebutuhan zat besi pada tiap orang bervariasi, tergantung usia, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Untuk anak-anak, kebutuhannya berkisar 10 mg per hari, laki-laki sekitar 8-11 mg per hari, dan perempuan sekitar 15-18 mg per hari. Pada masa kehamilan, terdapat penambahan sebesar 9 mg per hari.
Dalam makanan, zat besi terdapat dalam bentuk heme yang terdapat dalam sumber hewani, serta zat besi non-heme yang bersumber dari produk nabati. Meski demikian, hanya 10 persen zat besi yang ada dalam sereal, sayuran, dan kacang-kacangan yang dapat diserap tubuh. Sementara itu, zat besi heme, misalnya dari daging dan ikan, lebih mudah diserap tubuh, yaitu 30 persen dan 15 persen.
Itulah sebabnya kamu dianjurkan untuk mengandalkan produk hewani untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian.
Optimalkan penyerapan zat besi dengan mengonsumsi vitamin C, khususnya untuk memaksimalkan absorpsi zat besi non-heme. Sementara itu, faktor penghambat penyerapan zat besi adalah tanin dalam teh, fitat dalam kacang kedelai, fosfat, dan serat dalam bahan makanan.