Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash/ElijahO'Donnel

Bunuh diri adalah kasus yang cukup lumrah kita temukan di kehidupan masa kini. Meski demikian, tetap saja bikin kita bergidik ngeri. Apalagi jika hak itu menimpa orang yang dekat dengan kita seperti keluarga, tetangga atau sebatas kenalan. 

Dalam tinjauan psikologi, bunuh diri menjadi pilihan seseorang sebagai jalan keluar masalah yang dihadapi dalam hidupnya. Bunuh diri juga menjadi pilihan orang yang merasa tidak pernah didengarkan seluruh jenis perasaan yang dialaminya. Problem kehidupan yang rumit menjadi pemicunya untuk mengakhiri hidup.

Sebaiknya, kita mulai mengenal tanda-tanda yang berpotensi mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri. Entah itu orang lain atau kita, kewaspadaan perlu ditingkatkan. 

Mari simak ulasan berikut ini!

1. Penderita depresi

unsplash/StefanoPollio

Depresi adalah rasa sedih yang melanda seseorang secara berkepanjangan. Dampaknya membuat seseorang itu tidak peduli pada tanggungjawabnya, lingkungan sekitarnya, dan orang di sekelilingnya. Depresi juga ditandai dengan kesedihan mendalam, putus harapan, dan merasa tidak berharga.

Jenis orang yang mudah depresi memang sangat berpotensi untuk bunuh diri karena ia merasa tidak menemukan arti dalam kehidupannya. 

2. Penderita tekanan sosial dan mental

unsplash/Fernando

Seseorang yang dituntut dengan standar tinggi  juga mudah mengalami tekanan mental. Ia harus selalu menampilkan hal terbaik setiap waktu padahal melebihi ambang batas kemampuannya. Tekanan sosial berupa permohonan, tuntutan, perintah, dan sejenisnya bisa menyebabkan mental seseorang tertekan.

Jika tidak dilampiaskan dengan cara yang benar seperti bercerita dan menyampaikan keluhan agar lebih dipahami, besar kesempatannya untuk memilih bunuh diri. 

3. Pribadi yang tertutup

unsplash/SamMans

Pribadi introvert, penyendiri, atau tertutup juga rentan memilih bunuh diri sebagai jalan keluar dari masalahnya. Namun, potensinya sangat kecil jika tidak disertai tekanan mental maupun depresi yang tak tertumpahkan.

Pribadi tertutup akan cenderung menyimpan problemnya sendiri. Jika dia sendiri sudah tidak mampu menanggungnya, maka bunuh diri bisa saja menjadi pilihannya. 

4. Penderita bipolar atau skizofrenia

unsplash/ManicQuirk

Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis. Seseorang yang menderita bipolar dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan depresif (sangat terpuruk) dengan jeda yang sangat singkat.

Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang dan menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Penderitanya juga kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.

Kedua gangguan mental tersebut bisa memicu keinginan bunuh diri pada seseorang. Sebab, tidak semua pelaku bunuh diri menginginkan kematian secara sadar. Beberapa di antaranya terjebak halusinasi yang mencelakakan dirinya sendiri. 

5. Orang yang dekat dengan alkohol dan obat-obatan terlarang

unsplash/LouisHansel

Alkohol dan obat-obatan terlarang menjadi pelarian orang-orang yang depresi dan menyerah dengan problema hidupnya secara permanen maupun sementara. Kedua barang itu akan membuat orang yang mengonsumsinya kehilangan kesadaran, merasa bahagia sesaat, dan hilang rasa malunya. Dalam situasi tertentu, dampak alkohol maupun obat terlarang bisa mengarahkan pelakunya untuk mengakhiri hidup. 

Nah, itulah jenis-jenis psikologi yang berpotensi akan melakukan bunuh diri. So, kamu harus menjaga kondisi jiwa dan spiritualmu ya guys!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team