Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels/Abdulrahman Abu Shaer
Pexels/Abdulrahman Abu Shaer

Gangguan identitas disosiatif (Dissociative Identity Disorder) mengakibatkan pengidapnya 'mengembangkan' lebih dari satu kepribadian sehingga orang bersangkutan dapat berubah menjadi sosok baru yang berbeda (identitas tersendiri).

Kepribadian tersebut pun bervariasi dalam hal jenis kelamin, ras, usia, gaya bicara, hingga bahasa tubuh yang kontras antar kepribadian. Proses peralihan ini dapat berlangsung selama beberapa menit hingga bahkan lebih dari hitungan hari.

Dilansir dari lama Sunrise House, inilah beberapa faktor yang kerap memicu seseorang 'mengembangkan' kepribadian ganda. 

1. Trauma mendalam pada masa kanak-kanak

Pexels/Min An

Trauma hebat pada masa kanak-kanak (seperti kekerasan fisik maupun psikis) akan memberikan efek mendalam pada kejiwaan seseorang. Salah satunya yakni berkepribadian ganda. Sebab, tanpa disadari, pengidapnya membangun asumsi bahwa kepribadian ganda tersebut merupakan upaya guna mengatasi trauma masa kanak-kanak yang sangat menghantui hidupnya selama ini.

2. Emosi positif maupun negatif yang terlalu kuat

unsplash.com/@tjump

Emosi yang terlalu kuat, dalam artian positif maupun negatif, rupanya juga berimbas terhadap berkembangnya kepribadian ganda. Jenis emosi ini muncul secara tiba-tiba dan lantas mendorong kejiwaan pengidapnya untuk mengambil alih posisi kepribadian utama. Alhasil, orang bersangkutan tampak seperti sosok dengan identitas berbeda.

3. Stress berat yang tak kunjung pulih

pexels/keenan constance

Seseorang yang mengalami stres berat memang rentan terjebak pada kesehatan mental. Salah satunya yakni berkepribadian ganda. Tanpa disadari, kepribadian yang lebih dari satu tersebut dianggap oleh pengidapnya sebagai wadah untuk membantunya lepas dari tekanan penyebab stres tadi, ataupun sebagai sarana guna menyediakan 'ruang istirahat' bagi kepribadian utama.

4. Input sensorik yang bermakna sangat dalam

pexels.com/filipe gomes

Selain itu, hal-hal tertentu yang terkait dengan input sensorik pun dapat memicu lahirnya kepribadian ganda pada seseorang. Mulai dari melihat pemandangan, mendengar suara, membaui aroma, hingga meraba tekstur suatu benda. Hal tersebut dapat merangsang peralihan kepribadian pada seseorang yang memiliki 'kesan' mendalam terhadap itu.

5. Ingatan atau kenangan (non-trauma) yang tersimpan erat di alam bawah sadar

Pexels/Victoria Borodinova

Ingatan atau kenangan (non trauma) yang tersimpan erat dalam alam bawah sadar juga berpotensi mengembangkan kepribadian ganda. Pasalnya, ingatan atau kenangan tersebut akan membangkitkan perasaan yang sangat kuat terhadap suatu hal. Imbasnya, peralihan identitas pun rentan 'kambuh' pada pengidap kepribadian ganda. 

Semoga info di atas bermanfaat untuk menambah pengetahuanmu akan pentingnya kesadaran kesehatan mental ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team