Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baik

Beberapa virus dapat membunuh bakteri

Umumnya virus dikenal sebagai salah satu patogen dan dikenal karena sifatnya yang agresif dan menular. Memang benar, sebagian besar virus mempunyai hubungan patogenik dengan inangnya, yang artinya virus menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga kondisi serius seperti sindrom pernapasan akut parah.

Virus bekerja dengan menyerang sel inang, mengambil alih mesin selulernya dan melepaskan partikel virus baru yang kemudian menginfeksi lebih banyak sel dan menyebabkan penyakit. Namun, tidak semua virus buruk. Beberapa virus dapat membunuh bakteri, sementara virus lainnya mampu melawan virus yang lebih berbahaya. Jadi seperti bakteri pelindung (probiotik), kita memiliki beberapa virus pelindung di dalam tubuh kita.

Berikut ini adalah virus-virus yang telah diketahui memberikan manfaat.

1. Bakteriofag

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi bacteriophage T4 (flickr.com/NIH Image Gallery)

Dilansir Scientific Americans, banyak virus yang hidup di dalam tubuh kita tidak menargetkan sel kita. Sebaliknya mereka mencari bakteri di mikrobioma kita. Dikenal sebagai bakteriofag, virus ini menyelinap ke dalam sel bakteri, menggunakan mesin di sana untuk membuat salinan dirinya sendiri, kemudian sering kali menyebar untuk menginfeksi lebih banyak bakteri, dan dalam prosesnya membunuh sel inangnya.

Bakteriofag ditemukan secara independen oleh Frederick W.Twort di Inggris Raya (1915) dan Félix d'Hérelle di Prancis (1917). D'Hérelle menciptakan istilah "bakteriofag", yang berarti “pemakan bakteri,” untuk menggambarkan kemampuan bakteriosidal agen tersebut, mengutip Brittanica. Bakteriofag dapat ditemukan di segala tempat. Mulai dari tanah, air, hingga di tubuh manusia.

2. Virus yang membuat tanaman tahan panas

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi virus (commons.wikimedia.org/NIAID)

Virus ini tidak memiliki nama, tetapi mereka mampu memberikan kemampuan tanaman untuk bisa bertahan dari panas ekstrem. Para peneliti pernah mencoba riset dengan memberikan virus ini kepada suatu tanaman dan alhasil tanaman tersebut memiliki kemampuan yang sama.

Percobaan serupa dilakukan kepada tomat dan terbukti mereka bisa tumbuh di tanah bersuhu 60 derajat Celcius (Science, 2007). Menariknya, jika “menyembuhkan” tanaman tersebut, mereka pun kehilangan kemampuan tumbuh dalam kondisi panas.

3. Virus onkolitik

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi reovirus (flickr.com/NIAID)

Kanker adalah penyakit yang berpotensi mengancam jiwa. Para dokter telah mencari berbagai pengobatan dan penyembuhan untuk penyakit ini selama lebih dari 100 tahun. Namun, minat baru telah mengalihkan fokus ini pada penggunaan virus untuk mengobati kanker. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kecil pasien mulai merasakan manfaat dari pendekatan ini.

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa virus dapat menginfeksi dan membunuh sel tumor. Virus ini dikenal sebagai virus onkolitik (oncolytic virus) dan termasuk virus yang ditemukan di alam dan virus yang dimodifikasi di laboratorium untuk berkembang biak secara efisien dalam sel kanker tanpa membahayakan sel sehat.

Virus onkolitik telah lama dipandang sebagai alat untuk membunuh sel kanker secara langsung. Namun, makin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa beberapa virus onkolitik mungkin bekerja—setidaknya sebagian—dengan memicu respons imun dalam tubuh untuk melawan kanker.

Ketika virus menginfeksi sel tumor, virus akan menggandakan dirinya hingga sel tersebut pecah. Sel kanker yang sekarat melepaskan bahan, seperti antigen tumor, yang memungkinkan kanker dikenali atau “dilihat” oleh sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, beberapa peneliti menganggap virus onkolitik sebagai salah satu bentuk imunoterapi—pengobatan yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker (Indian Journal of Medical Research, 2012).

Sejumlah virus termasuk adenovirus, reovirus, campak, herpes simpleks, virus penyakit Newcastle, dan vaccinia telah diuji secara klinis sebagai agen onkolitik.

4. Adenovirus

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi adenovirus (pixnio.com/Dr. G. William Gary, Jr, USCDCP)

Adenovirus adalah sekelompok virus yang cukup umum. Virus ini sangat menular, biasanya hanya menimbulkan gejala ringan, dan umumnya hilang dalam beberapa hari. Beberapa di antaranya sebenarnya cukup terkenal. Bronkitis, pneumonia, banyak infeksi perut, pilek, croup, dan bahkan meningitis semuanya dapat ditemukan dalam keluarga adenovirus.

Namun, para peneliti juga mengetahui bahwa satu jenis virus tertentu, tipe 52 (HAdV-52), berikatan dengan jenis karbohidrat tertentu yang ditemukan dalam sel kanker. Hal ini menciptakan beberapa kemungkinan menarik untuk terapi kanker berbasis virus. Tentu saja masih banyak penelitian yang harus dilakukan. Namun, di masa depan para ilmuwan mungkin bisa mempersenjatai virus dengan gen untuk membantu melawan kanker. Mereka mungkin juga dapat menggunakan virus untuk mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker itu sendiri

5. Norovirus

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi norovirus (commons.wikimedia.org/CDC / Jessica A. Allen, Illustrator: Alissa Eckert, MS)

Norovirus terkenal karena kemampuannya menyebabkan epidemi diare di kapal pesiar. Virus ini juga terkenal karena kemampuannya untuk merusak koloni tikus laboratorium dengan penyakitnya.

Namun, ternyata beberapa jenis virus ini telah terbukti bermanfaat, terutama karena perannya dalam membantu “menormalkan” tikus yang tumbuh di lingkungan steril. Tikus-tikus ini tidak menghasilkan cukup sel T, sehingga mengganggu bakteri usus dan respons imun mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti telah menunjukkan bahwa memberi bakteri pada tikus dapat membantu menyeimbangkan kembali sel-sel kekebalan mereka, tetapi menambahkan norovirus ke dalam campuran tersebut juga dapat memecahkan masalah. Para peneliti juga menemukan bahwa beberapa jenis norovirus membantu mengurangi efek patogen yang biasanya menyebabkan penurunan berat badan, diare, dan gejala terkait lainnya pada tikus.

Hal ini merupakan penemuan menarik ketika para peneliti mengungkap cara baru untuk memanfaatkan virus demi kebaikan. Memberikan jenis norovirus kepada manusia untuk mengobati penyakit lain dianggap sangat kontroversial, tetapi banyak bukti yang mengatakan bahwa hal itu sebenarnya bisa membantu, dilansir American Association for the Advancement of Science.

Baca Juga: 9 Efek Samping Vaksin, Tidak Sebanding dengan Dampak Wabah Mematikan

6. Retrovirus kuno

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi virus (unsplash.com/CDC)

Jika kamu pernah bertanya mengapa manusia tidak bertelur, kemungkinan jawabannya dikarenakan virus ini.

Para ilmuwan belum mengungkap keseluruhan peran retrovirus kuno dalam perkembangan manusia. Namun, beberapa di antaranya, yang secara teknis disebut sebagai “retrovirus endogen”, diyakini telah membantu evolusi plasenta pada mamalia.

Sederhananya, beberapa ilmuwan percaya bahwa nenek moyang manusia primitif tertular retrovirus endogen yang menyebabkan mutasi pada kode genetik. Hal ini pada akhirnya menyebabkan mamalia mampu melahirkan hidup (BioEssays, 2013).

Pembentukan plasenta merupakan langkah besar dalam proses evolusi karena memungkinkan mamalia melahirkan anak yang masih hidup. Namun, jika mencermati hubungan antara ibu dan janin, tidak mengherankan jika hubungan antara ibu dan janin memiliki banyak karakteristik yang sama seperti yang diharapkan dari hubungan antara inang dan parasit.

Penelitian ini masih terus berlanjut. Namun, jangan kaget jika suatu hari nanti kita akan mengetahui bahwa alasan manusia perempuan melahirkan bayi hidup alih-alih bertelur adalah karena virus kuno yang mengubah DNA tubuh.

7. Gamma-herpesvirus

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi Gammaherpesvirinae (commons.wikimedia.org/Liza Gross)

Gammaherpesvirinae secara teknis merupakan subfamili virus herpes yang mencakup beberapa virus berbeda. Sebenarnya ada berbagai jenis virus herpes, contoh yang paling terkenal mungkin adalah virus herpes simpleks tipe 1 dan virus herpes simpleks tipe 2, yang menyebabkan luka dingin dan herpes genital.

Ternyata, infeksi laten dari satu jenis virus herpes gamma (tipe MHV-68) telah terbukti meningkatkan resistansi terhadap infeksi Listeria monocytogenes, bakteri yang dikenal sebagai penyebab keracunan makanan (Viral Immunology, 2009).

8. Cacar sapi

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikgenok.com

Bermula dari virus cacar yang mana tidak ada yang yakin dari mana asalnya. Namun, diyakini bahwa sejak abad ke-3 SM, penyakit ini sudah melanda kekaisaran Mesir. Catatan mengenai penyakit ini telah ditemukan di Tiongkok sejak abad ke-4, dan pada dasarnya penyakit ini telah muncul di mana-mana sejak saat itu.

Penyakit ini merupakan penyakit mematikan yang menewaskan sekitar 30 persen orang yang terinfeksi. Bahkan, mereka yang selamat pun sering kali memiliki bekas luka yang parah.

Namun, pada tahun 1796, seorang dokter Inggris bernama Edward Jenner membuat penemuan. Ia memperhatikan bahwa pemerah susu cenderung tidak tertular cacar sesering orang lain. Segera, dia menyadari bahwa virus serupa yang disebut cacar sapi sering menyebar dari sapi ke pemerah susu dan mungkin ada hubungannya dengan virus tersebut.

Dia menguji teorinya dengan menginokulasi seorang anak laki-laki dengan bahan dari penyakit cacar sapi dan membuat dia terkena cacar. Meskipun mungkin terdengar seperti eksperimen yang mengejutkan, tetapi sebenarnya eksperimen ini berhasil. Hal ini memunculkan praktik vaksinasi yang akhirnya memberantas virus cacar dua abad kemudian, seperti dijelaskan dalam laman Centers for Disease Control and Prevention.

9. GBV-C

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi virus (unsplash.com/camilo jimenez)

HIV mungkin adalah salah satu virus paling menakutkan dan terkenal di abad ke-21. Namun, virus lain, yaitu GBV-C, telah mendapat perhatian dari para ilmuwan karena dampaknya terhadap mereka yang HIV positif.

GBV-C adalah anggota keluarga virus Flaviviridae dan juga dapat disebut sebagai hepatitis G. Aspek menarik dari virus ini adalah efeknya terhadap perkembangan HIV.

Sederhananya, orang yang mengidap HIV dan GBV-C cenderung menunjukkan perkembangan yang lebih lambat menjadi AIDS dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup (Expert Review of Anti-infective Therapy, 2013).

10. ARC gene

Tak Selalu Menimbulkan Penyakit, 10 Virus Ini Beri Dampak Baikilustrasi ARC gene (nih.gov)

Beberapa ahli percaya bahwa kesadaran manusia mungkin awalnya disebabkan oleh virus. Mereka percaya bahwa virus telah menempel pada genom salah satu nenek moyang kita sejak lama—bahkan mungkin sebelum kita berjalan dengan dua kaki. Mereka juga percaya bahwa sebagian kecil dari kode genetik yang terkandung dalam virus masih ada di dalam otak kita saat ini dan mungkin bertanggung jawab atas “kekuatan otak” yang serius, termasuk kesadaran itu sendiri.

ARC gene sangat penting untuk proses pembelajaran pada manusia. Anehnya, ia berkomunikasi dengan mengirimkan materi genetik dari satu neuron ke neuron lainnya menggunakan proses yang biasa terlihat pada virus, dikutip dari National Institutes of Health. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menentukan dengan tepat apa artinya. Namun, mungkin saja kita mewarisi kemampuan belajar dan membentuk pikiran sadar dari materi genetik virus otak kuno!

Diharapkan para peneliti akan menemukan kategori virus baru yang berdampak baik pada kesehatan manusia, serta cara baru untuk mengeksploitasi virus untuk memanipulasi mikrobioma dan melindungi kita dari penyakit.

Baca Juga: Ini 7 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah, Membunuh Jutaan Orang

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya