Delapan kota di Prancis, termasuk Paris dan Lyon, baru-baru ini melarang penggunaan tuna kaleng di kantin sekolah. Keputusan ini muncul setelah sebuah studi menemukan kadar merkuri yang sangat tinggi pada produk tersebut.
Merkuri adalah logam berat yang umum ditemukan pada makanan laut. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, zat ini bisa menimbulkan keracunan dengan gejala seperti gangguan gerak saat berjalan atau menulis, kelemahan otot, hingga ruam pada kulit.
Pada bayi dan anak-anak, paparan metilmerkuri, yakni bentuk merkuri yang paling beracun, bahkan dapat mengganggu perkembangan otak. Dampaknya bisa berupa penurunan kecerdasan, kesulitan mengingat dan berpikir, serta masalah keterampilan motorik.
Penelitian yang dilakukan kelompok kampanye Bloom dan Foodwatch menguji 148 kaleng tuna dari lima negara Eropa. Hasilnya mengejutkan banyak pihak, bahwa semua sampel mengandung merkuri, dan 57 persen di antaranya melampaui batas maksimal 0,3 mg/kg yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Bahkan, ada satu kaleng yang dibeli di Paris mengandung merkuri 13 kali lipat lebih tinggi dari batas tersebut.