Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Aman Mengonsumsi Sushi dan Sashimi agar Tidak Keracunan

ilustrasi sushi (unsplash.com/Louis Hansel)
Intinya sih...
  • Langkah terpenting untuk memastikan pengalaman menikmati sushi dan sashimi dengan aman adalah memilih restoran yang memiliki reputasi baik.
  • Berbagai jenis ikan memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda jika dikonsumsi mentah.
  • Kesegaran ikan yang digunakan dalam sushi dan sashimi sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit bawaan makanan.

Sushi dan sashimi adalah hidangan Jepang lezat yang digemari banyak orang. Ciri khas dari hidangan ini adalah mengandalkan kesegaran ikan mentah dan makanan laut. Namun, konsumsi bahan mentah dapat menimbulkan risiko, termasuk keracunan makanan, jika tindakan pencegahan tertentu tidak dilakukan. 

Untuk menikmati hidangan ini dengan aman, ada panduan yang perlu kamu ikuti. Berikut ini cara mengonsumsi sushi dan sashimi dengan aman agar tidak keracunan.

1. Pilih tempat makan yang bereputasi baik

Langkah terpenting untuk memastikan pengalaman menikmati sushi dan sashimi dengan aman adalah memilih restoran yang memiliki reputasi baik.

Tempat makan yang memiliki reputasi baik mematuhi standar kebersihan yang ketat, melatih staf mereka dalam hal keamanan pangan, dan menyediakan bahan-bahan berkualitas tinggi.

Memeriksa ulasan pelanggan, peringkat kesehatan, atau rekomendasi dapat membantumu mengidentifikasi restoran tepercaya yang mengutamakan kebersihan dan kualitas.

Sebaliknya, makan di tempat yang kurang memiliki reputasi baik dapat membuatmu terpapar praktik penanganan makanan yang buruk, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit. Selalu utamakan makan sushi dan sashimi dari tempat yang dikenal dengan standar kualitas dan keamanannya.

2. Pilih ikan yang segar

ilustrasi salmon segar (pexels.com/Deane Bayas)

Kesegaran ikan yang digunakan dalam sushi dan sashimi sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit bawaan makanan. Ikan segar cenderung tidak mengandung bakteri atau parasit berbahaya, yang dapat berkembang jika makanan laut tidak disimpan atau ditangani dengan benar. Saat memesan sushi, ikan harus tampak berwarna cerah dan tidak amis. 

Bau yang kuat atau asam dapat mengindikasikan bahwa ikan tersebut tidak segar dan harus dihindari. Selain itu, makanan laut yang tidak segar dapat membawa mikroorganisme berbahaya seperti Salmonella, Vibrio, dan Listeria, yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Jadi, jika ada yang tampak aneh pada penampilan atau bau ikan, lebih baik jangan memakannya.

3. Pasikan ikan disiapkan dengan tepat

Ikan yang digunakan dalam sushi dan sashimi harus ditangani dengan hati-hati, karena persiapan yang tidak tepat dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.

Sebagian besar restoran berkualitas tinggi membekukan ikan  mentah hingga -20 derajat Celcius selama minimal 24 jam untuk membunuh parasit seperti Anisakis. Langkah ini sangat penting dan membantu mencegah infeksi parasit yang dapat menyebabkan masalah gastrointestinal.

Selain itu, koki sushi profesional dilatih untuk menangani ikan mentah dengan peralatan yang disanitasi, sehingga mengurangi kemungkinan kontaminasi. Sebaiknya tanyakan tentang cara ikan ditangani atau disiapkan jika kamu memiliki kekhawatiran tentang keamanannya.

4. Waspadai kontaminasi silang

ilustrasi nigiri sushi (vecteezy.com/danielmegias)

Kontaminasi silang dapat terjadi saat ikan mentah bersentuhan dengan makanan lain, peralatan, atau permukaan yang tidak dibersihkan dengan benar. Ini adalah penyebab umum penyakit bawaan makanan dalam konsumsi sushi dan sashimi. Pastikan restoran yang kamu kunjungi menggunakan talenan dan pisau terpisah untuk makanan mentah dan matang guna menghindari perpindahan bakteri berbahaya antar hidangan.

Kontaminasi silang juga dapat terjadi selama proses penyimpanan jika makanan laut mentah tidak dipisahkan dari bahan lain. Praktik penyimpanan dan protokol keamanan pangan yang tepat adalah kunci untuk meminimalkan risiko ini. 

5. Perhatikan jenis ikan yang akan kamu konsumsi

Berbagai jenis ikan memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda jika dikonsumsi mentah. Ikan yang umum digunakan, seperti tuna dan salmon, biasanya lebih aman karena standar industri yang ketat dalam penanganan dan persiapannya. Namun, ikan yang kurang umum seperti makarel, todak, atau ikan buntal dapat menimbulkan risiko tambahan jika dikonsumsi mentah, termasuk parasit atau racun.

Pilihlah jenis ikan yang sudah dikenal untuk meminimalkan risiko, terutama jika kamu ingin membuat sushi atau sashimi sendiri.

6. Perhatikan respons tubuh

ilustrasi makan sushi (freepik.com/freepik)

Setelah mengonsumsi sushi atau sashimi, perhatikan baik-baik apa yang kamu rasakan. Tanda-tanda awal keracunan makanan akibat ikan yang terkontaminasi dapat meliputi mual, kram perut, muntah, dan diare.

Gejala dapat muncul dalam beberapa jam setelah mengonsumsinya, dan penting untuk mencari pertolongan medis jika kamu menduga mengalami keracunan makanan. Dalam beberapa kasus, infeksi parasit memerlukan waktu lebih lama untuk menimbulkan gejala.

7. Nikmati secukupnya

Sushi dan sashimi paling baik dinikmati secukupnya. Mengonsumsi ikan mentah dalam jumlah besar secara teratur meningkatkan paparan terhadap kontaminan, termasuk logam berat seperti merkuri, yang dapat terakumulasi pada jenis ikan tertentu seperti tuna dan ikan todak. Membatasi asupan ikan-ikan ini dapat mengurangi paparan jangka panjang terhadap merkuri dan zat berbahaya lainnya.

Mengonsumsi sushi secukupnya juga memungkinkan sistem pencernaan pulih di antara waktu makan. Tubuh mungkin memerlukan waktu untuk memproses ikan mentah, dan memakannya terlalu sering dapat membebani pencernaan.

Dengan menyeimbangkan asupan, kamu tidak hanya melindungi diri dari potensi keracunan makanan tetapi juga menjaga pola makan yang lebih sehat secara keseluruhan.

Dengan mengikuti panduan ini, kamu dapat menikmati sushi dan sashimi dengan aman sekaligus meminimalkan risiko penyakit bawaan makanan. Pilih tempat makan yang memiliki reputasi baik, utamakan kesegaran dan kontrol suhu, serta perhatikan cara ikan disiapkan dan disajikan. Selalu dengarkan respons tubuh, dan hindari makan secara berlebihan.

Referensi

"Get the Scoop on Sushi Safety." Cleveland Clinic. Diakses Oktober 2024. 
"How The Japanese Make Sashimi Safe To Eat." The Food Untold. Diakses Oktober 2024. 
"Is Sushi Safe to Eat? 3 Tips for Safer Sushi." UPMC HealthBeat. Diakses Oktober 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us